[ G ]

2.7K 254 5
                                    

/ Unik /

"Gimana kalo kita ke luar kota Ra?"

"Bercanda ya lo? Lo mau liat gue mati muda?"

Azraq memajukan bibir bawahnya lucu. Ara menatap Azraq. "Jangan macem-macem deh lo. Mata-matanya Bunda lo itu ada dimana-mana. Dia nggak akan diem aja kalau tau lo sama gue lagi di luar kota, berdua."

Azraq yang tadinya duduk di samping Ara, sekarang merubah posisinya menjadi tiduran dengan paha Ara sebagai bantalannya. Ara memainkan kakinya yang bergelantungan di ujung rooftop. Kedua tangannya ia jadikan tumpuan tubuhnya di belakang.

"Kalo gue mati, orang-orang pada seneng kali ya?"

Azraq membuka matanya yang tadinya terpejam menjadi bulat. Ia mencubit kedua pipi Ara keras-keras. "Apa kata lo?"

"Iya-iya ampun! Nggak ngomong gitu lagi!"

Azraq melepaskan cubitannya dan menatap Ara dari bawah. Pipi Ara menggembung lucu. "Abisan hidup gue nyusahin orang bisanya."

"Apaan sih! Emang pahala lo udah banyak?"

"Ih!"

Ara memainkan rambut Azraq, sedangkan laki-laki itu kembali memejamkan matanya.

"Gue kok bisa cinta sama lo, ya?"

"Karna gue ganteng."

"PDan!" pekik Ara membuat Azraq terkekeh, "tapi iya juga sih. Siapa yang nggak suka sama lo? Secara, lo itu ganteng, pinter, sopan, baik, kaya dan segala-galanya. Sedangkan gue? Apa yang bisa lo banggain dari gue?"

Azraq menatap tajam Ara, seakan-akan tidak suka dengan arah pembicaraan perempuan itu. Sedangkan Ara, ia tidak perduli dan kembali melanjutkan ucapannya.

"Gue nggak cantik, nggak pinter, nggak baik, nggak semuanya deh. Nggak ada yang bisa lo banggain dari diri gue. Tapi kenapa lo lebih milih gue dibanding Fany, Vira, Gea, Desy, Aurel, Ina–"

"Okay stop. Kalo lo mau nyebutin satu-satu orang yang suka sama gue, mungkin tahun depan baru selesai. Secara gue kan ganteng."

Azraq tertawa kecil kemudian menatap mata Ara dalam. "Mereka semua emang suka sama gue, tapi kalo gue milih lo, mereka bisa apa?"

Ara tersenyum tipis.

"Lo unik, makanya gue suka."

6/5/18

far awayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang