[ T ]

2.1K 200 4
                                    

/ Mungkin /

"Ra, besok kita–" Dirga menghentikan ucapannya saat melihat tatapan kosong Ara. Ia meyenggol lengan Ara pelan hingga perempuan itu menatapnya, "masih kepikiran Azraq? Stop thinking about him."

Ara menghembuskan nafasnya lalu menunduk. "I can't. Gue harus apa?"

"Just stop. Kasih gue kesempatan nyingkirin dia dari hati lo."

Ara tersenyum tipis. "Why do you love me?" tanya Ara tiba-tiba setelah melirik sekilas ke arah Dirga.

Dirga memutar bola matanya pelan, mencari jawaban yang tepat. "Because it's you."

Ara tersenyum tipis. Apa yang harus ia lakukan sekarang? Kembali pada Azraq atau jatuh ke dalam pelukan Dirga?

Dirga tertawa kecil sembari mengapit kepala Ara di lengannya, mengacak rambut perempuan itu lembut.

Ara melingkarkan kedua tangannya di pinggang Dirga.

Itu pilihannya.

• • • • •

"Berantem mulu! Heran gue!"

Ara meletakkan kotak P3K di samping Dirga. Menaruh obat merah di kapas dan menempelkan kapas itu di dahi Dirga yang terluka.

Dirga meringgis sembari menahan tangan Ara yang mengobati lukanya. "Pelan-pelan, Ra. Sakit," protesnya, padahal Ara melakukannya dengan perlahan.

"Biarin! Kesel gue, siapa suruh berantem mulu!"

"Gue suka," jawab Dirga tanpa takut dengan wajah Ara yang terlihat sedikit menyeramkan.

Ara menatap Dirga tajam. "Suka mah sama apa gitu kek! Suka sama berantem. Emangnya lo Superman?"

"Gue suka lo," Dirga menatap mata Ara, sedangkan perempuan itu menghentikan aktivitasnya, "gue suka kalau lo khawatir sama gue."

Ara berdehem, berusaha menormalkan debaran jantungnya. "Ya nggak gini juga," cicitnya dengan suara yang kecil.

Dirga tertawa kecil menatap wajah Ara yang memerah. Sedangkan perempuan itu kembali mengobati luka di dahi Dirga.

"Dikit lagi," ucap Ara kesal saat Dirga meringgis meminta Ara berhenti, "okay, udah selesai."

Ara tersenyum lebar kemudian menatap Dirga. Senyumannya luntur saat laki-laki itu masih menatapnya.

"Gue sayang sama lo, Ra."

Ara menghembuskan nafasnya kasar dan menjauhkan wajahnya dari wajah Dirga. Ia membenahi peralatan yang dipakai untuk mengobati Dirga.

Senyum Dirga kembali melebar ketika Ara kembali menatapnya dan mengatakan;

"Gue juga, mungkin?"

3/6/18

far awayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang