[ I ]

2.4K 253 4
                                    

/ Selamat /

"Lo bangun lebih cepet dari perkiraan gue."

Azraq yang baru saja membuka matanya, langsung mendapati wajah Ara yang sangat dekat dengan wajahnya. Ara mengusap lembut pipi Azraq.

"Ada masalah apa?"

Cuma Ara yang dapat mengetahui apa yang terjadi pada diri Azraq hanya dengan menatap mata. Cuma Ara.

Azraq menggeleng kemudian mengeratkan pelukannya. "Gue kangen meluk lo selama ini lagi."

"Lo kenapa? Nggak biasanya ke sini pake tuxedo kayak gini."

"Kangen aja sama lo. Makanya ke sini abis makan malem."

"Emang gue percaya gitu?"

Azraq menghembuskan nafasnya kasar. "Cuma lo doang dah yang bisa cenayangin gue."

"Trus lo kenapa?"

"Gue dijodohin."

Ucapan Azraq berhasil membuat nafas Ara tercekat. Rasa sesak kembali menghampiri dada Ara. Nafas perempuan itu menderu, matanya panas. Setelah semua yang mereka lalui, apakah mereka akan berakhir begitu saja setelah ini? Apa ini alasan Azraq datang ke kontrakannya? Hanya untuk memeluk dirinya untuk terakhir kalinya?

"Gue udah janji sama lo kalau gue nggak akan ngelepas lo gitu aja."

Bila itu yang dikatakan oleh Azraq, lantas apa yang dikatakan oleh takdir? Apakah takdir berpihak kepadanya? Atau malah sebaliknya?

"Tunggu sampe gue megang perusahaan–"

"Lo bisa pergi. Keluarga nomor 1, jangan mikirin gue. Setelah semua yang kita lewatin, akhirnya juga akan kayak gini. Mau sekeras apapun lo nolak pertunangan itu, tetap aja lo akan tunangan sama dia."

Ara memeluk Azraq erat.

"Selamat ya, Azraq Byantara."

12/5/18

far awayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang