eps.5

93 9 1
                                    

Coba 1
(Jauh atau dekat)

Hari ini aku mencoba mengartikan banyak hal tentang pertemuan dan perpisahan. Seperti kata Sunny

"Tidak ada pertemuan yang abadi... Seperti pertemuan, maka perpisahanpun ga ada yang abadi..."

Mungkinkah pertemuanku dengan dia kali ini adalah perpisahan yang tak akan terjadi lagi.

Suara ketukan pintu menyadarkanku dalam fikiranku. Dia tersenyum diambang pintu yang membuatku hanya melihat dengan tatapan bingung.

"Lo rapi amat, mau sekolah ya"

Pertanyaan yang tidak masuk akal. Jelas ini belum akhir pekan masih tanya aku mau sekolah.

"Hemmm Tam, lo..."

"Bang ini udah siang"ucapku melirik jam tangan ditanganku. "Gue berangkat ya"

"Sejak kapan lo pakai jam tangan?"

"Sejak tadi"

Aku menjawab singkat aku lekas mengambil jaket dan kunci motorku. Dia masih menatapku bingung entah apa yang difikirkannya? Aku lekas menjalankan motorku menuju sekolah walau jaraknya hanya 50 meter, tapi dari pada berjalan aku lebih baik naik motor.

☁☁☁

Sekolah, tempat dimana banyak cerita dimulai. Akhir dari perjalan yang membuatku terus berangan. Tempat dimana semua terasa abu-abu, banyak hitam dan putih kisah hidup disini.

"Pagi Tam"sapa seluruh perpempuan padaku bagaikan pangeran yang berjalan dikarpet merah pajang dengan sorakan banyak orang yang memujaku.

Dan sebuah tepukan menyadarkan aku,yang sedang berada didepan gerbang parkir sambil senyum-senyum kaya orang gila. Dan semua mata tertujuh padaku, dan membuatku langsung menutupi wajahku dan lari dari kerumunan orang.

"Bayu Candra Aditama"teriakan itu membuat langkahku terhenti, dan melihat Pandu yang menatapku heran. "Tam, gue saranin lo cari pacar gih"

"Kenapa?"

"Agar otak lo lebih fungsi."

"Otak gue itu udah fungsi, cuma karena belum gue servis ulang jadinya ya gini."

"Gini gimana?"

"Peak lo"

Aku meninggalkan dia yang melihatku dengan tatapan heran. Sebelum Hera menarikku entah kemana, hingga akhirnya tiba di gsg. Aku melihat dia dengan alis sedikit terangkat bertanya ada apa?tapi, aku malah disuruh masuk. Sebelum aku melihat Fahri yang sedang berbicara di podium. Dan aku langsung ikut bergabung dan diikuti oleh Hera.

"Lo lupa"tanya Nanda yang melihatku dengan tatapan menyudut.

"Nggak, gue inget. Cuma tadi gue ada..."

"Yang dibelakang mohon jangan berisik"ucap Fahri tegas.

Aku terdiam sampai acara selesai sebelum dia menjebakku dengan pertanyaan-pertanyaan konyol yang membuat anak-anak teater pada ketawa nggak jelas. Dan hal itu yang paling aku benci, ingin marah sebenarnya. Tapi, tetep aja nggak bisa.

KITA DAN WAKTU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang