eps.6

75 7 1
                                    

Coba 2
(Jauh atau dekat)

"Hasan, gue harus ketemu hasan"

Aku mulai mencari nomor kontaknya dihpku, dan langsung ketemu. Sebenarnya, yang sering aku hubungi dia sih. Ketimbang anak band lainnya, dia udah kaya orang penting aja dalam hidupku.

"Hai san"

"Iya"dengan suara serak dia menjawab ku.

Aku melirik jam dinding dikamar jarum pendek sudah mau sampai di angka 6 dan dia sudah tidur.

"Ada apa?"ucapnya. "Ini....."dia berteriak sekeras mungkin. Membuat telingaku hampir pecah.

Berkali-kali aku panggil tidak ada sautan. Aku jadi merasa aneh, apa dia mengigau atau gimana. Aku matikan dan beberapa menit dia menelfon ku balik.

"Ada apa lo telfon pagi banget kaya gini?"pertanyaan itu membuatku langsung bingung. Sebelum aku menyadari akan satu hal yang membuatku tertawa. "Lo kenapa tertawa?"

"Kalau masih ngantuk tidur lagi"ucapku setengah tertawa.

"Lo gila, bisa-bisa gue telat lagi"

"Emang lo mau kemana sore-sore kaya gini"

Mungkin kalian akan tahu ekspresi dia gimana ketika aku berkata sore. Kurasa dia akan mengumpat dirinya sendiri karena bisa sebego itu.

"Ada apa?"tanyanya

"Jalan yu"

"Lo ngajak gue kaya pacar lo aja, kenapa emang?"

"Udah jalan aja ya"

Aku tahu dia pasti sedang mengomel terlebih dahulu sebelum mengiyakan ajakan ku.

☁☁☁

Malam ini aku menunggu dia di cafe daerah Kemang, cukup jauh sih dari rumah. Tapi, ya begitulah kebiasaan buat pergi jauh.

"Nggak sekalian lo aja gue ke Ancol, lo itu emang udah nggak beres tahu nggak."ucapnya kesal.

"Yaelah, ini sama rumah lo deket lagi. Dari pada gue ngajak lo ke Lembang, malah tambah jauhkan."protes ku balik.

"Ada apa ni?ah gue tahu lo pasti mau minjem duit."ucapnya. "Gue nggak punya"

"Gue kesini cuma mau bilang sama lo, kalau gue satu sekolah lagi sama dia."

"Dia, siapa?"

"Dia yang memenuhi ruang kosong dihati gue dulu, dia yang membuat gue tahu artinya sebuah kata rindu. Rindu yang menyiksa batinku disetiap waktu."

"Alay lo"

"Dia beneran kembali San, dan gue"terdiam. "Jadi dilema sendiri."

"yaelah, Gita maksud lo. Bukannya dia itu udah bahagia ya tapi, Gita kan nggak sekolah di sma lo."

"Bukan Gita"

"Terus"

"Nabrak"

"Ngambek, yaelah ngambek dia."ucapnya yang mencubit pipiku keras.

KITA DAN WAKTU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang