"Kenapa pakai perjodohan segala Mama?"
Sehun menatap Mamanya jengah. Perusahaan Oh Corp akan menjalin kerjasama dengan salah satu teman Papa Sehun, lalu kenapa harus disambungkan dengan perjodohan segala?
Kalau mau kerja sama ya sana saja. Tidak perlu pakai perjodohan untuk formalitas.
Formalitas tidak penting.
"Ayolah sayang, kau mau ya dijodohkan dengannya? Dia sangat manis."
Sehun masih diam. Masih setia berkutat dengan game online yang dia mainkan.
"Sehunie..."
"Tidak. Kecuali jika kalian menjodohkanku dengan Fanny, Miya, atau Kagura baru aku mau. Dengan Zilong, Alucard, atau Gusion juga aku bersedia."
Nyonya Oh cengo mendengar ocehan anaknya.
"Kenapa kau suka sekali dengan orang asing? Baik, tunjukkan padaku semua orang yang kau sebutkan tadi, aku akan mempertimbangkan mereka."
Wajah Sehun sumringah.
"Ini, Ma."
Sehun menyerahkan ponselnya yang masih online di dalam game. Menunjukkan list hero yang dia punya di game online itu. Legenda Ponsel.
Plak.
Bugh.
Ctak.
Bruk.
Nyonya Oh memukul Sehun habis-habisan, bahkan sampai menendang anak bungsunya dari tempat tidur. Tidak habis pikir kenapa anaknya bisa tergila-gila dengan para manusia fiktif itu.
Tapi memang mereka cantik dan manis, tampan juga.
. . .
"Dijodohkan?"
Pria tan itu bertanya tidak acuh pada seorang maidnya.
"Iya, tuan muda."
Jongin mempause gamenya. Mengalihkan pandangannya pada maid muda yang berdiri didepannya.
"Mereka yang ingin menjodohkanku, kenapa kau yang memberi tahuku?"
"Karena..."
"Katakan pada mereka aku akan menerima perjodohan itu jika mereka yang bilang langsung padaku."
Maid muda itu segera keluar dari ruang pribadi tuan mudanya. Ruang pribadi yang dipenuhi dengan alat lengkap untuk para gamers.
Jongin menyeringai kecil, "Bermain-main sedikit tidak apa kan? Aku juga kebetulan sedang tidak berkencan." Ucap Jongin pada microphone headphone yang dipakainya.
"Bagaimana jika kau menyukainya, Kai?" Tanya seorang diujung sana, teman maya Jongin. Mereka bertemu di salah satu game online.
"Lihat saja nanti Loey."
. . .
Sehun sedang berjalan di mall. Menuju lantai teratas, surga makanan fast food.
"Hunie!"
Sehun menoleh ke arah sumber suara. Mengembangkan senyum manisnya saat melihat siapa yang memanggilnya tadi. Segera anak bungsu keluarga Oh itu berjalan mendekati orang yang memanggilnya.
"Maaf Chanie, tadi aku ada rapat dance." Sehun mengerucutkan bibirnya, menyesal atas sedikit keterlambatannya.
"Tidak apa baby, pesan makanan sana. Aku traktir sampai tangki perutmu penuh."
"Aku tidak serakah dalam makanan, Chanyeol." Gerutu Sehun.
Chanyeol hanya terkekeh melihat babynya.
"Bagaimana tentang itu?" Chanyeol bertanya pelan, takut menyinggung perasaan kekasihnya. Ya, mereka sepasang kekasih.
Sehun menunduk, "Aku tidak bisa menolak, maaf."
Chanyeol tersenyum lembut, mengusap surai kekasihnya.
"Baik, mari kita akhiri ini."
Sehun mendongak, menggeleng keras atas pernyataan Chanyeol tadi. Mata dan hidungnya sudah memerah menahan tangis.
"Aku tidak mau. Aku mencintaimu Chanyeol."
Chanyeol diam. Menarik Sehun untuk masuk ke dalam pelukannya. Mengundang tatapan iri dan iba dari pengunjung lain.
"Aku melakukan ini bukan karena mau, tapi harus. Aku tidak mau merusak-..."
Ucapan Chanyeol terhenti ketika merasa dadanya sudah basah. Kekasihnya menangis.
Sehun sesenggukan di dada bidang milik kekasihnya. Menumpahkan segala rasa sedih, gundah, dan gelisah yang dia rasakan seminggu belakangan.
"Kau mau bagaimana sayang?"
Chanyeol bertanya pelan setelah Sehun sedikit tenang.
"Aku tidak mau putus."
Chanyeol melepas pelukannya, menatap ratu hatinya dengan lembut. Senyum menenangkan tersungging dibibirnya.
"Baik. Lalu bagaimana dengan perj-..."
"Yeol..." Sehun merengek, menghentikan Chanyeol membahas perjodohan gila itu.
Dia sedang tidak ingin memikirkannya.
. . .
"Permainanmu tidak seperti biasanya Loey?" Jongin bertanya pada teman mayanya itu.
"Aku sedang banyak pikiran."
"Sama. Kau tahu Loey? Orang yang dijodohkan denganku sepertinya gila. Bagaimana bisa dia mau aku cosplay Miya di hari pertunangan?!"
Teman Jongin terkekeh diujung sana. Calon Jongin memang gila.
. . .
Chanyeol menatap kekasihnya yang sedang tertidur pulas di tempat tidurnya. Pria caplang itu segera bergabung dengan kekasihnya, memeluk kekasihnya dalam malam yang dingin.
"Sudah selesai bermain game?" Sehun bertanya denhan suara serak khas orang bangun tidur.
"Sudah. Tadi Kai bercerita, katanya dia harus cosplay salah satu hero di Legenda Ponsel untuk pertunangannya."
Sehun terkekeh, "Sepertinya semua tergila-gila dengan game itu. Aku juga meminta dia cosplay Miya saat pertunangan nanti."
"Kai disuruh cosplay apa?" Sehun bertanya.
Kening Chanyeol mengernyit, "Entahlah, aku lupa."
.
.
.
.
.
Next or unpublish?

KAMU SEDANG MEMBACA
My Seme is Uke
Fanfiction[Hunkai] Oh Sehun, anak bungsu dari keluarga Oh. Dijodohkan dengan Kim Jongin, seorang anak tunggal dari keluarga Kim. Bukan dijodohkan, tapi terpaksa dijodohkan karena untuk mempererat hubungan bisnis. Sehun menolak mentah-mentah. Kenapa? Karena Jo...