03

4.8K 679 272
                                    

🚷No Children!
Mature Content

✈✈✈

"Aku suka kalau musim hujan, karena hyung lebih sering mendapat libur,"

Malam yang hangat meski di luar hujan turun sejak sore tadi untuk sepasang kekasih yang sedang bersandar pada headboard tempat tidur, sementara sang submisif bersandar pada dada bidang kekasihnya. Woojin sesekali mengecup cuping telinga dan menghirup perpotongan ceruk leher milik kelinci manisnya. Sedangkan si kecil akan terkekeh geli dan memberi hadiah kecupan dipipi dominannya. Lagi-lagi mereka berada di apartement Hyungseob.

"Aku juga selalu berharap libur untuk bisa lebih lama bersamamu, sweetheart."

Hyungseob tersenyum tipis mendengarnya, suara rendah yang begitu dalam membuatnya merasakan detakan tidak karuan pada jantungnya.

"Tidak boleh begitu, hyung. Kau harus giat bekerja, pekerjaanmu itu tidak di dapat dengan mudah." Tangan pria itu mengelus lengan Woojin yang melingkar di perutnya.

Tidak ada yang bisa Woojin rasakan selain kebahagiaan, Hyungseobnya sekarang sudah sangat mengerti tentang profesinya. Bahkan sering kali pria itu mengantar kepergian Woojin di bandara, sekalipun saat itu ia sedang di kantor, Hyungseob akan menyempatkan diri untuk melakukan panggilan video dengannya.

"Terima kasih sudah mengingatkan, sayang," bibir Woojin tergerak untuk mengecup tengkuk leher pria mungil itu selama beberapa detik.

" ..hm.. sama-sama, hyung."














"A-aa-ahhh hyunghh, jangan diteruska-annh." Tubuh Hyungseob menegang kala merasakan lidah yang hangat itu mulai menjalar di permukaan kulit lehernya.

Seharusnya ia sudah curiga saat Woojin berkali-kali menggesekkan hidungnya pada perpotongan leher si mungil, bahkan cuping telinganya juga terasa lembab karena sering bertempelan dengan bibir Woojin. Ugh, Hyungseob tidak mau berakhir dengan memakai scarf yang menutupi lehernya saat di kantor besok.






"Be-berhenti dulu, hyuunnggg."

Hyungseob segera melepaskan lingkaran tangan diperutnya dan menjauh dari Woojin, manik kelincinya menatap dengan sebal. Tapi tetap saja membuat pria itu terlihat menggemaskan diusia 27 tahunnya.

"Kenapa hyung sering kelepasan sih? Dulu kau tidak begini." Rungutnya lucu sambil mengusap area yang baru saja menjadi tempat penyaluran hasrat Woojin.

"Kau tidak suka, bunny?" Tanya Woojin lembut.

Bisa dipahami kalau Hyungseob merasa jengah dengan sifat mesum Woojin yang semakin menjadi setelah mereka bertahun-tahun berpacaran. Ia akui kalau dia juga sudah terlalu sering menggoda pria mungilnya dengan beberapa kata kotor yang mengandung hal dewasa. Wajar bila sewaktu-waktu Hyungseob menolak bercumbu dengannya.


"Bukan begitu," tangan mungilnya memainkan ujung kaos yang dipakainya. "Hanya saja jangan leher..... aku selalu bingung bagaimana menutupinya saat di kantor."

"Maksudmu?" Manik kekasihnya menatap si mungil dengan bingung.

"Ish! Masa tidak mengerti sih. Jihoon hyung bilang hyung lebih liar dari yang dikira. Liar apanya, begitu saja tidak paham. Menyebalkan! Aku mau tidur saja!!"

Hyungseob langsung berpindah ke sisi lain tempat tidur, menarik selimutnya hingga menutupi seluruh tubuh hingga pucuk kepalanya. Ia memberengut kesal, sementara telinganya dapat mendengar suara Woojin sedang tertawa lebar di luar selimutnya. Apanya yang lucu? Semakin menyebalkan saja.



[√] Mr. Airplane; JinSeobTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang