Salah satu pintu kamar di mansion besar ini terbuka, menampakan sosok yang kini merubah warna rambutnya menjadi warna hitam legam. Ia menggosok matanya dan menguap kecil. Maniknya menelusuri sudut mansion luas yang telah menjadi tempat tinggalnya selama 3 tahun. Sepi. Bahkan para pelayanpun tidak terlihat.
"GEGE? KAU SUDAH BERANGKAT YA???"
Teriakannya menggema, sesuatu yang sudah biasa ia lakukan setiap tidak mendapati tunangannya ketika bangun tidur. Terkadang itu membuat konsentrasi para pelayan yang sedang bekerja menjadi buyar.
"KENAPA TIDAK MENJAWAB? ZHENG TING-GE SUDAH PERGI??" Ia melangkahkan kakinya untuk menuruni tangga, berniat menelusuri mansion yang luasnya lebih dari 4 hektar itu.
Mulai dari ruang wardrobe, ruang pribadi, hingga halaman belakang sudah ditelusuri, tapi dia masih belum menemukan objek yang dicarinya. Berteriak-teriak pun percuma, malah membuat tenggorokannya terasa sakit. "Tinggal bilang saja sudah berangkat apa sulitnya sih," rungut Justin.
Karena sudah terlalu lelah berlari kesana-kemari untuk mencari Jungjung di tiap sudut mansion, Justin memilih untuk kembali ke kamar. Rasanya bermalas-malasan pagi inipun tak apa. Lagipula Jungjung selalu menyuruh Justin untuk tetap di rumah dan tidak boleh kemana-mana tanpa pengawasannya, termasuk dengan pelayanpun juga tidak boleh.
Pasalnya pria manis itu sampai sekarang masih belum bisa menguasai bahasa Korea, dan hanya Jungjung yang selama ini membantunya berkomunikasi. Bahkan para pelayan terkadang kebingungan untuk menjalankan perintah dari Justin, karena pria itu akan mengucapkannya dengan logat aneh dan mencampurkan bahasa Korea dengan bahasa China. Ditambah lagi semua pelayan Jungjung adalah orang Korea asli, tidak ada satupun yang mengerti bahasa China selain nì hāo dan xiè xiè.
"Eung? Kapan gege ada di sini?"
Justin terbingung begitu mendapati Jungjung yang sedang memakai jam tangannya berada di kamar mereka. Padahal tadi tidak ada siapa-siapa di sana.
Jungjung menatap pada seseorang yang telah bertunangan dengannya karena perjodohan dadakan tiga tahun silam, "sejak keluar dari kamar mandi."
Manik pria yang lebih pendek memandang pada pintu lain yang berada di kamar mereka. Ah, iya, dia tidak mengecek kamar mandi tadi.
"Gege mau pergi bekerja, kan? Aku ikut ya? Aku janji tidak akan mengajak orang lain bicara," kakinya berlari kecil dan memeluk lengan tunangannya sambil memohon.
"Aku tidak bisa percaya, terakhir kali kau hampir di bawa pria lain saat kita ke lotte world, dan aku tidak mau nanti kau juga di bawa oleh karyawanku."
Cinta datang karena terbiasa, kan? Itu pula yang terjadi pada Jungjung. Mereka dijodohkan karena orang tua Justin sudah waktunya pensiun mengurus perusahaan. Anak sulung mereka, Fan Chengcheng, tidak mau ikut andil dalam dunia bisnis, dia hanya ingin menjadi seorang pemusik. Harapan terakhir orang tuanya adalah Justin, tapi sayangnya pria itu masih tidak terlalu pintar dan penalaran otaknya masihㅡ ya, begitulah. Akhirnya mereka sepakat untuk menjodohkan Justin dengan Jungjung, membuat perusahaan Yuehua Company dan Huang Company bersatu dan telah berjalan selama 3 tahun di bawah tangan Jungjung.
Awal-awal pertunangan Jungjung sering dibuat stress hingga kesal karena respon lambat Justin, tapi seiring waktu berjalan, perasaan ingin melindungi, menjaga dan menyayangi tumbuh begitu saja dibenak seorang Zhu Zheng Ting.
"Tenang saja, ge. Kemarin aku makan banyak, jadi tidak ada yang kuat membawaku."
Pria itu menggoyangkan badannya yang bergelayut pada lengan Jungjung dengan tatapan memohon.
KAMU SEDANG MEMBACA
[√] Mr. Airplane; JinSeob
Novela Juvenil[WATTYS 2019] Park Woojin × Ahn Hyungseob Sequel dari Blind Date ✈Bxb ✈bahasa baku ✈rated T-M [24-04-2019] #1 in Wanna1 Start from 09.04.2018 to 14.06.2019 ========== Kebijakan pembaca di tangan sendiri. Baca work Blind Date dulu say. ⚠Tidak suka pe...