0⃣4⃣

3.9K 644 118
                                    

Kelinci mungil itu terbangun karena panas sinar matahari yang menusuk kelopak matanya dari jendela kamar, matanya mengerjap beberapa kali untuk membiarkan retinanya terbiasa pada pembiasan cahaya.

"Hyung..." panggilnya saat melihat punggung seseorang yang sedang memakai kaos di dekat lemari pakaiannya. Atau mungkin lemari pakaian mereka? Ada banyak baju Woojin sekarang di sana.

"Kau sudah bangun, sayang? Ingin kuambilkan segelas air?"

Hyungseob menggeleng. Ia mengeluarkan tangannya dari balik selimut yang menutupi seluruh tubuhnya sampai batas leher, melambaikannya agar Woojin menghampirinya.

Woojin tersenyum tipis dan menempati sisi tempat tidur, "ada apa hm?"

Pria manis itu mendudukkan dirinya, menangkup pipi kekasihnya dan memberi kecupan singkat, "..poppo..."

Bibirnya tersenyum dengan mata yang masih terpejam, sangat menggemaskan. Namun selimut yang sedikit tersingkap dari tubuhnya menunjukkan beberapa tanda bercinta mereka semalam yang membuat Hyungseob terlihat sexy kali ini di mata Woojin.

Tangan Woojin terulur untuk mengusak rambut si mungil yang sedikit berantakan karena bangun tidur, "mau membersihkan dirimu sekarang? Aku akan membantumu."

Setelah kelincinya mengangguk, Woojin segera menyingkap selimut sepenuhnya dan membawa kekasihnya itu pada kedua tangannya, bridal style. Hyungseob secara reflek mengalungkan kedua tangannya pada leher alphanya dengan wajah yang memerah, sangat malu setiap mendapati manik Woojin melirik pada kejantanan miliknya yang tidak terbungkus apa-apa.




Woojin menurunkan Hyungseob secara perlahan ke dalam bathtub kamar mandi, menyalakan keran air hangat dengan kecepatan sedang. "Panggil aku bila kau sudah selesai,"



✈✈✈



Jika berbicara tentang hari buruk sepanjang sejarah 23 tahun lamanya hidup seorang Lee Daehwi, makanya jawabannya adalah hari ini.

Pria bersurai abu-abu itu langsung mendapat kabar buruk begitu sampai di ruang dosen pembimbingnya, judul skripsinya ditolak mentah-mentah. Padahal dari jauh hari dia sudah sangat yakin judulnya akan diterima, dia juga telah menyiapkan materi-materi yang akan dibahas di dalam proyek akhir semester masa kuliahnya itu.

Untuk mengurangi mood buruknya Daehwi memustuskan untuk pergi ke cafe di dekat kampus, yang sialnya saat ia tiba di sana ternyata ada sekelompok anak SMA yang sedang merayakan hari jadi hubungan kedua teman mereka. Menjijikan, terlebih lagi saat pasangan itu berciuman mesra seperti tidak ada siapapun di sekeliling.

Seakan dua kejadian itu belum cukup, perasaan Daehwi semakin dongkol kala berpapasan dengan Samuel dan Chungha yang baru saja keluar dari minimarket di dekat sana. Lebih sialnya lagi Chungha menyapa Daehwi dan mengajaknya untuk bergabung dengan mereka yang ingin pergi ke perlombaan dance. Meminta pria manis itu menyemangati keduanya.











Astaga!! Mana ada mantan yang mendukung mantannya dengan orang lain!?





Dengan sangat terpaksa Daehwi berakhir di kursi penonton, menatap lesu panggung yang sekarang sedang berlangsung penampilan Samuel dan Chungha. Jika dia tidak memiliki etika pasti saat ini dia sudah menghancurkan panggung itu dan membakarnya sampai hangus.

"Ck ck ck... Aku tidak tahu anak paduan suara sepertimu senang melihat dance seperti ini. Apalagi melihat pertunjukan mantan."

Suara familiar di sampingnya membuat Daehwi mendelik tajam dan memukul lengan orang itu dengan keras.

[√] Mr. Airplane; JinSeobTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang