13 ⏩New Chapter

1.7K 414 152
                                    

Selagi dokter melarang mereka semua untuk masuk, Jungjung, Justin dan paman Kim menanti dikursi tunggu dekat kamar pasien. Sementara Daehwi memisah diri untuk mengecek ponsel Hyungseob, mencari alasan yang membuat temannya itu pingsan tanpa hitungan detik.

Unknown Number

"Ini kah?" Monolognya. Tak perlu berpikir lagi Daehwi menekan tombol dial hingga akhirnya mendengar suara sambungan dari seberang.

"Dengan pusat informasi Bandar Udara Incheon, ada yang bisa kami bantu?"

"Bandara Incheon?" Ulang Daehwi memastikan pengdengarannya tidak terganggu.

"Ya, apa ada yang bisa kami bantu?"

Ada urusan apa resepsionis bandara menelfon Hyungseob? Daehwi memutar otaknya sampai dia tahu apa yang harus ditanyakan pada si penerima telfon, "Apa sebelumnya ada seseorang yang meminjam telfon resepsionis?"

"......



Ah, benar. Tadi ada salah satu kapten dari maskapai Asiana yang meminjam telfon kami."

"Dimana dia sekarang? Aku harus bicara."



✈✈✈




Daehwi menunggu tidak tenang di pintu masuk rumah sakit, ia hanya berjalan mondar-mandir sambil menggigiti kuku. Sangat gelisah.

Bagaimana tidak?

Ia hampir tidak percaya kalau seseorang yang berbicara dengannya lewat telfon barusan adalah kaka sepupunya. Setelah menghilang sekian lama seakan ditelan bumi, bagaimana pria hitam itu bisa muncul lagi? Dan kenapa dia menelfon lewat pusat informasi, bukannya dengan ponsel pribadi?

Daehwi tidak bermaksud untuk tidak senang dengan kehadiran Woojin yang telah kembali, tentu saja dia senang. Satu keluarga besar mengkhawatirkan pilot internasional itu. Hanya saja kenapa Woojin tega menelantarkan Hyungseob dan calon anaknya selama berbulan-bulan dan seenak jidat muncul begitu saja?

"Lee Daehwi!"

Hampir satu jam menunggu, akhirnya orang itu benar-benar ada di depan matanya, dengan seragam pilot dan berlari tergesa-gesa menghampirinya.

"Park keparat Woojin!! Dari mana saja kau selama ini brengsek? Tidak punya malu dengan tiba-tiba muncul disini hah!?" Seperti seorang Lee Daehwi pada umumnya, ia langsung memukul kepala Woojin dengan kencang tak lupa dilengkapi tendangan tulang kering sesaat kaka sepupunya itu berdiri dihadapannya. Masa bodoh dengan pandangan orang.

Woojin mengaduh kencang mengelus kakinya yang berdenyut, "bisa simpan dendammu nanti? Ceritanya panjang. Sekarang dimana Hyungseob?"











Dokter sudah keluar sejak tadi, namun Jungjung masih terduduk diam bersama Justin. Bukan, lebih tepatnya Justin memaksa Jungjung untuk tetap disampingnya dan melarangnya masuk ke kamar pasien yang kini bertuliskan nama Ahn Hyungseob pada tag dekat pintu.

"Gege...suka Wooseob-ge?" Tanya yang lebih muda dengan lemah.

"Hyungseob Justin. Ahn Hyungseob," ujar Jungjung membenarkan.

Justin melirik jemari tunangannya namun nihil, bukti nyata pertunangan mereka tidak tersemat disana. Secara diam-diam ia melepas cincin yang selama ini selalu dengan bangga ia gunakan, dan memasukannya pada saku jas.

[√] Mr. Airplane; JinSeobTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang