Manik kelinci itu mengintip dari arah dapur, melihat pria asing dan Jihoon yang sedang beradu argumen di ruang tamu. Sepertinya mereka memiliki beberapa masalah.
"Hyung, dia siapa?" Tanyanya pelan pada Woojin yang berdiri di belakangnya.
Woojin menahan tawanya melihat hal sia-sia yang dilakukan kekasih mungilnya. Karena sebenarnya Jinyoung sudah menyadari keberadaan Hyungseob yang sedang mengawasi mereka.
"Dia temannya Jihoon." Jawab Woojin singkat.
Terdengar suara dengungan kecil dari Hyungseob yang sedang menganggukkan kepalanya, "dia tampan, apa sudah punya pacar?"
"Belum, tungguㅡ apa?"
Woojin segera memegang kedua pundak pria manis itu kemudian membalikkannya agar Hyungseob bisa menatapnya.
"Kenapa?" Manik pria itu berkedip polos.
Yang lebih tua berkacak pinggang menatap tajam kekasihnya, "Apa kau sekarang mencoba melirik pria lain?"
"Tidak, aku hanya mengatakan dia tampan."
"Tapi kau bertanya apa dia sudah punya pacar atau belum."
"Itukan hanya bertanya saja..."
Merasa kurang puas dengan jawaban Hyungseob, Woojin langsung memeluk pria manisnya dengan posesif.
"Jangan coba-coba memuji pria lain di depanku."
Tangan mungil itu secara refleks mengalung di leher kekasihnya, beradu tatap dengan manik Woojin yang menelisik matanya.
"Berarti kalau di belakang hyung boleh?"
"Silahkan kalau kau ingin aku menghajarmu," ujar Woojin setelah mengecup kilat bibir manis kelinci mungilnya.
Hyungseob berkedip polos, "apa kau akan menghajarku di atas tempat tidur?"
Pria itu terkekeh pelan, ibu jarinya mengusap pipi mulus kekasihnya dengan lembut.
"Kau hampir membuatku lepas kendali, sayang. Bukan hal baik bila kita melakukan itu di sini sekarang."
Hyungseob hanya tersenyum malu dengan pipinya yang merona. Semua perlakuan Woojin selalu berhasil membuat dirinya tersipu, bahkan di tahun ketiga mereka berpacaran.
"Hyung, kau tahu? Kau itu sangat mesum."
"Memang, tapi aku hanya begitu padamu seorang."
Kurva bibir pria manis itu terkekeh kecil dan mencuri kecupan singkat di pipi Woojin. "Bicaramu sangat manis, hyung."
"Tidak lebih manis di banding bibirmu, sweetheart." Pria itu mencium bibir Hyungseob sekali lagi.
"Kalian berdua masih tetap ingin berpelukan di sini? Lihat kakakmu itu, kilatan matanya seakan ingin menelan kalian hidup-hidup."
Lingkaran tangan mereka secara otomatis terlepas saat wanita paruh baya itu bersuara. Kedua tangan nyonya Park memegang sebuah nampan dengan dua gelas kaca yang berisi sirup. Sudah jelas itu untuk menjamu tamu dadakan mereka.
Nyonya Park menggeleng heran pada Woojin dan Hyungseob, selama di Busan keduanya selalu menempel seperti tidak ada rasa bosan. Sementara si sulung Park akan mengomel bila sudah merasa jengah dengan kelakuan sepasang kekasih itu. Padahal semasa kecil dulu Jihoon yang lebih sering mengenalkan temannya pada ibu dan ayahnya, tapi sekarang Woojin yang lebih dulu mengenalkan kekasihnya ke mereka.
"Ibu mau mengantar ini untuk Jihoon hyung?" Tanya Hyungseob yang dijawab dengan anggukan pelan dari nyonya Park.
"Biar aku saja yang mengantarnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
[√] Mr. Airplane; JinSeob
Teen Fiction[WATTYS 2019] Park Woojin × Ahn Hyungseob Sequel dari Blind Date ✈Bxb ✈bahasa baku ✈rated T-M [24-04-2019] #1 in Wanna1 Start from 09.04.2018 to 14.06.2019 ========== Kebijakan pembaca di tangan sendiri. Baca work Blind Date dulu say. ⚠Tidak suka pe...