11

2.2K 607 162
                                    

Line

Ahn Hyungseob
Hyung, hari ini hari terakhir aku bekerja
Setelah ini aku akan mengambil cuti panjang
Atau haruskah aku berhenti bekerja saja?
Mengurus bayi kecil diperutku hingga ia tumbuh besar..
7.15

Rasanya sudah lama aku tidak makan ramen
Dokter melarangku :(
Padahal dulu itu menjadi makanan pokok untukku
Tapi tenang saja,
Aku lebih menyukai masakanmu dibanding ramen
7.32

Oh iya, ngomong-ngomong...
Skill memasakku menjadi lebih baik
Mungkin kah karena aku akan menjadi seorang ibu?
Lupakan saja, hehe.
8.00

Woojin hyung....
Cepatlah pulang.
Aku tidak akan memintamu menikahiku
Aku hanya ingin kau pulang..
Aku merindukanmu.
12.47







"Hyungseobie, kau tidak mau ke kantinㅡ Ya Tuhan, kau menangis?"

Hyungseob dengan cekatan menghapus kasar air mata dipipinya, menggeleng pada Jungjung yang baru saja masuk ke ruangannya. "Poniku menusuk mata, sepertinya harus kupotong nanti." Ujarnya dengan suara parau.

"Siapa yang kau bohongi? Pasti karena Woojin, kan?" Jungjung menarik dagu Hyungseob dengan lembut dan mengusap sisa-sisa air matanya.

Sekali lagi Hyungseob menggeleng, "apa dia menjadi satu-satunya alasanku menangis? Saat jariku terkena pisau juga aku menangis."


Sekeras apapun Hyungseob mengelak, Jungjung tahu pria mungil itu menangisi kekasihnya. Ia hanya tidak habis pikir sesibuk apa Woojin hingga membalas satu pesan saja tidak sempat, jika tahu akan begini Jungjung seharusnya memilih tetap menaruh hatinya pada Hyungseob. Setiap ia memandang cincin pertunangannya dengan Justin, terkadang ia merasa bersalah pada pria polos itu.


"Ingat kata dokter, jangan terlalu memikirkan hal yang membuatmu stres. Kasihan bayi ini," telapak tangan Jungjung mengelus perut buncit Hyungseob dengan lembut. "Letakkan ponselmu, lebih baik kita mengisi perut dikantin, bayimu pasti sudah lapar."

Hyungseob menyambut uluran tangan Jungjung, keduanya berjalan beriringan dengan Jungjung yang menuntun Hyungseob dengan penuh perhatian.



























"Apa yang mau kau lakukan selama cuti nanti?" Tanya Jungjung setelah menelan suapan terakhirnya.

"Entah, mungkin berlatih mengurus anak? Ini anak pertamaku, rasanya sangat gugup dan mendebarkan."

Yang lebih tua terkekeh kecil dan mengusak rambut Hyungseob dengan gemas, "apa bayi ini bisa merawat bayi lain?" Ujarnya pada Hyungseob.

"Ish, aku sudah besar hyung! Mengapa semua orang selalu menganggapku seperti anak kecil?" Hyungseob mendengus kesal dan mengembungkan pipinya. Jelas-jelas usianya sudah 27 tahun, ada apa dengan orang-orang?

"Baiklah kau sudah besar, bayi besar yang menggemaskan." Ucap Jungjung menguyal kedua pipi tembamnya.

Pria mungil itu tetap merungut, menatap Jungjung dengan pandangan sebal. "Berhenti tertawa. Memang ada yang lucu?" Kesalnya.

"Ada, kau."

"Hyung, berhenti menggodaku!!" Dengan wajah yang telah bersemu Hyungseob memukul lengan Jungjung berkali-kali. Astaga, ada yang salah dengan dirinya.








✈✈✈











Kedua kelopak matanya terbuka dengan alami setelah terpejam selama kurang lebih 3 jam, waktu tidur siang yang normal. Tadinya Jihoon berniat melanjutkan tidurnya beberapa menit lagi kalau bukan karena ponselnya yang tiba-tiba bergetar.

[√] Mr. Airplane; JinSeobTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang