tiga

25.2K 560 14
                                    

Vvvvv

Sudah 3 hari keluarga tanumihardja berada di rumah sakit, varrel masih berbaring dengan alat yang menyanggah hidupnya. Tressya masih shock dengan kondisi yang dialami keluarganya, sedangkan ve sudah menjual macbook, handphone dan beberapa perhiasan yang ia miliki untuk biaya rumah sakit dan makan selama menunggu ayahnya di rumah sakit. Ia juga sudah mulai mencari rumah kontrakan untuk keluarganya tinggali entah untuk sampai kapan. Tak banyak yang bisa ia lakukan, mengingat popularitas di diunia modelling sedang anjlok akibat isu penggelapan sang papih, banyak produser dan majalah yang akhirnya membatalkan kontrak dengannya secara sepihak. asisten serta manejernya entah pergi kemana, dihubungi tak ada yang dijawab. ia juga memilih untuk tidak ke kampus kembali. sebab akan banyak cemoohan yang akan ia terima nantinya.

“mih makan dulu yuk” ajak veranda yang baru saja masuk dengan tangannya membawa kantong kresek berisi nasi bungkus

Sang mamih menggeleng lemah “mamih gak nafsu makan ve, kamu sama arron aja yang makan”

“mih jangan gini donk, kalau mamih gak makan mamih bisa sakit. Terus siapa yang nenangin ve kalau mamih sakit? Siapa yang jagain papih dan kita kalau mamih juga sakit? makan yuk mih, nafsu gak nafsu harus makan loh mih” bujuk sang anak

Mamih ve mengangguk setengah hati “iya ve, yuk”

“Arron makan dulu yuk, kakak beli makanan ini” ve membangunkan arron yang tidur dipangkaun sang mamih, dengan karpet yang menjadi alasnya

Arron mengeliat dan duduk "makan dulu ya nak”

“iya mih”

Ketiganya makan dengan perasaan campur aduk, sesekali mereka melihat kondisi varrel. Hanya varrel lah harapan mereka untuk hidup, meskipun mereka hidup miskin sekalipun. Setidaknya dengan masih adanya beliau, setidaknya keluarga mereka bisa saling melengkapi serta menguatkan satu sama lain.

Ditengah makan mereka, seseorang pria dengan setelah jas rapinya datang ke arah mereka “selamat siang bu tressya, non veranda, dan den arron”

Mereka menoleh ke pemilik suara yang menghentikan aktifitas makan mereka. Mereka menatap pemilik suara yang ternyata adalah daniel, orang kepercayaan ayahnya.

“daniel! Dari mana saja kamu! Saya mencarimu 3 hari ini” tressya berdiri dan menghampiri daniel

“maaf bu kalau saya baru datang menjenguk bapak, saya sedang mengurus perusahaan bapak varrel, dan mencari beberapa investor yang bapak minta, namun sampai saat ini tak ada satupun investor yang mau berinvestasi ke perusahaan tanu.co, apalagi dengan berita bapak masuk rumah sakit dan isu kebangkrutan. Saya masih mencari investor, namun hanya satu perusahaan yang paling menonjol untuk di jadikan investor. Tapi beberapa hari yang lalu bapak sudah kesana, tidak ada kesepakatan yang membuahkan hasil. Tadi saya sudah ke perusahaan tersebut, namun mereka menolaknya dengan alasan jika bukan bapak varrel sendiri, atau pihak keluarga ceo. mereka tak ingin membicarakn tentang investasi ini” jelas daniel

“memang perusahaan apa itu kak daniel?” veranda yang hanya diam menatap penuh binar ke laki-laki yang sudah dikenalnya lama itu, ada sedikit harapan untuk membangun kembali perusahaan ayahnya yang akan bangkrut ini.

“dkp corporation non veranda”

“dkp corportaion? Perusahaan multinasional yang terbesar di indoensia dan 20 di dunia?”

“benar non, perusahaan itu yang satu-satunya bisa menyelamatkan perusahaanan tanu.co. karena ceo sangat andil dalam banyak perusahaan yang menolak proposal kerja sama dengan tanu.co. jika sang ceo mau menerima proposal kerja sama kita, maka kita tak akan kesusahan dalam urusan finansial perusahaan dan biaya rumah sakit bapak, malah kita bisa membawa bapak ke luar negeri demi kesembuhan penyakitnya”
Penjelasan daniel lagi-lagi membuat harapan veranda semakin besar lagi.

the dark side of keynal putraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang