lima

36.5K 787 97
                                    

WARNING!!!!!!!!
DIANJUARKAN UNTUK MEMBACA BAGIAN INI SETELAH BUKA PUASA
SEBAB ADEGAN KHUSUS DEWASA
UNTUK ADEK-ADEK YANG BELUM CUKUP UMUR TIDAK DIANJURKAN YAH, JIKA MASIH NGEYEL RESIKO TANGGUNG SENDIRI 😝😝😝😝😝
HAPPY READING MY READERS PALING MAHA BENAR 😂😂😂

vvvvvvvvv

Veranda sampai di gedung berbatu, nama DKP Corporation terpampang besar di depannya. ia sedikit menghembuskan napasnya berat, apa ini jalan yang tepat untuk ia ambil? menjadi budak sex dari seorang Keynal? namun jika ia meninggikan ego, ayahnya yang terbaring lemah dengan alat penyanggah yang sebentar lagi mungkin akan dilepaskan jika ia tidak menemui keynal. apa iya dirinya setega itu? membunuh ayahnya padahal ia masih punya satu-satunya jalan keluar instan yaitu keynal?

dengan sedikit pasrah ia menemui adminstrasi kantor itu lagi, namun di balik itu, semua cctv sedang menangkap gerak-geriknya dan seseorang terrsebut sedang menatap layar pcnya. tak menanggapi celotehan bawahannya yang sedang membahas prospek kerja bulan ini.

ia tersenyum kemenangan, tikus kecilnya sedang diambang dilema. selama meeting keynal yang jarang tersenyum, sekarang tersenyum lebar. bahkan bawahannya sedikit bingung akan sosok dingin itu yang tengah bahagia.

sedangan veranda, sedikit bimbang dan khawatir. apalagi jam dinding diperusahan yang tengah ia injak sudah menunjukan pukul 3 lebih, sudah 30 menit lebih ia menunggu bangku tunggu depan sekretaris keynal, bahkan teh yang dibuat oleh OB sudah habis 10 menit yang lalu. ia gelisah, sumpah demi Tuhan.

gelisah tentang apa yang ia harus katakan pada keynal dan gelisah jika CEO itu akan telat datang, dan itu tandanya ayahnya tak bisa diselamatkan. berkali-kali ia menggigit kuku jari, dengan kedua lututnya yang bergerak tanpa henti, ia gugup setengah mati.

tepat pukul setengah empat, langkah kaki tiba-tiba terdengar samar ke arahnya. ia yang terduduk menangkap sepatu kantoran pria lalu kemudian menatapnya dari bawah keatas, pria itu pria yang beberapa hari meminta untuk menjadi budak sex, pria itu juga yang pernah ia tambah dan maki bahwa ia tidak akan sudi mau di nikahi didepan publik tapi menjadi budak jika berdua menatapnya tajam, tatapan hazel yang siap menerkamnya.

laki-laki tersebut tak punya ekspresi, hanya menatap datar ke arah veranda dan berlalu begitu saja masuk ke dalam ruangannya. namun sebelum masuk, masih memegang gagang pintu, ve secara spontan memanggilnya

"pak keynal!" keynal tersenyum miring, sebelum membalikan tubuh ke veranda dan memasang kembali poker face miliknya.

keynal diam, dan membalas seruan veranda dengan tatapan yang masih setajam mata pisau.

"ada yang perlu bicarakan" ve kembali mengigit bibir bawahnya, ia gugup setengah mati. dari hatinya paling dalam ia tidak ingin merendah serendah ini dihadapan laki-laki yang pernah ia maki. tapi keselamatan ayahnya jauh lebih penting dari pada apapun saat ini, termasuk harga dirinya.

ia harus berbalas budi pada ayahnya yang sudah merawatnya selama ini dengan cinta dan pelukan hangat. apa ia se-durhaka itu? hingga tidak membalas semua kasih sayang yang telah ayahnya beri selama ini hidup?

keynal melirik ressa yang sedang menatap kedua orang yang masih saling tatap tanpa ada satupun mau angkat bicara, ressa yang tadi ditatap langsung menunduk, sebab ia tahu bos besarnya tidak suka dicampuri urusannya.

"ressa!" suara bariton itu menggema

ressa terduduk dalam "i-iya pak!"

"siapa yang menyuruh wanita rendahan ini datang menemui saya!"

ve mengepalkan kedua tangannya, suara keynal yang mengejeknya membuat ia geram. namun ia tidak punya pilihan lain selain diam dan bersabar

"p-pak, n-no-na veranda mengatakan bahwa ia memiliki janji dengan bapak, itu kata pegawai administrasi" ressa sama sekali tak berani untuk menatap mata elang keynal yang begitu di takuti semua bawahannya

the dark side of keynal putraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang