tujuh

21.8K 511 105
                                    

Sebelum membaca aku cuma bilang. Jangan panggil aku author, panggil kuma saja, atau bro, atau temen atau sebutan yang kerasannya kita emg temen. Aku pikir aku bukan penulis yang baik. Jgn komen next! Aku paling benci komen yg hanya next saja, kalian boleh komen apapun tapi jgn next aja. lalu cerita ini aku pending. Karena aku selalu punya ide nyeleneh tapi aku suka males nulis dan suka lupa kalo aku sudah lama tidak update. Aku hanya ingin menyelesaikan ceritaku yang satunya karena aku pikir hanya 30 chap dan hr ini sudah 20 chap. Terima kasih pengertiannya, terima kasih waktunya, terima kasih vote dan komennya, terima kasih sudah membaca.

HAPPY READING EVERYONE!!!!

Maaf typing error dan bahasanya yang kurang dipahami serta penulisan eyd yang belum aku revisi. Akan aku revisi ketika cerita ini berakhir, terima kasih sekali lagi

Vvvv

Matahari mengufuk dari timur, sinarnya menembus tirai kamar, saksi pembataian keynal pada sesosok wanita yang sudah berstatus istri namun seperti budak pemuas nafsu dari seorang diktator ceo perusahan dkp corporation. Ve sudah bangun sejak satu jam lalu dan air matanya adalah hal pertama yang menyambut pagi baru dimana lembaraan baru menjadi budak nafsu suaminya dimulai.

Tubuhnya sudah tak seperti ve yang dulu, bahkan bercak merah kebiadaban suaminya seperti tato permanen yang tidam bisa ia hapus. Bagaimana bisa ia hapus, jika setiap hari tubuhnya di kecup dan dicumbu oleh keberingasan dari nafsu buas keynal. Jangan tanya bagaimana sakit nan perih ya ia rasakan di belahan pahanya. Bahkan untuk berjalan seperti saat ini, untuk berjalan ke kamar mandi yang hanya beberapa  meter ia harus menahan sakit yang luar biasa mengcengkram vaginanya.

Ia mengunakan bathup yang tersedia di kamar hotel milik keynal, merendam tubuh kotornya. Sisa-sisa tetesan lilin ia kelupas.

"Ishhhhh" perih. Perih sekali, bahkan ada beberapa lelehan lilin tersebut yang  membuat kulitnya merah lebam. Kembali ia harus menahan perih, sakit dan ngilu di seluruh tubuhnya. Ini baru satu hari, entah ratusan hari lagi ia harus menahan semua ini.

Vvvvv

Berbeda dari veranda, disebuah gedung pencakar langit. Seorang pria melirik kembali jam pada pergelangan tangannya, sudah pukul 1 siang, waktunya makan siang namun seseorang yang harusnya datang ke kantor untuk memberinya makanan tak kunjung datang. Jari-jarinya menari-nari pada meja, rahang kokohnya semakin terbentuk kala ia gertakan. Ia marah sampai ke ubun-ubun, dengan amarah ia menekan tombol pada telepon, mulutnya mendekat pada telepon tersebut

"Ke ruanganku segera!"

Tak selang lama, ketukan dan langkah kaki terdengar setelah ia mempersilahkan sang pemilik untuk masuk

"Cari tahu dimana veranda berada, apa dia masih di hotel atau tidak"

Pengawal keynal menunduk "baik tuan, saya laksanakan"

Keynal berbalik dan menyeringai "lihat saja apa yang akan kau dapatkan istri budakku" ucapnya bengis

Vvvv

Tepat pukul 3, pintu kebesarannya diketuk kembali, sakti dan jinan ke ruangan keynal dengan tergesa-gesa.

"Tuan saya ingin melapor, nona veranda sedang berada di rumah sakit dimana mertua tuan dirawat"

Keynal yang sibuk mendatangi berkas menatap tajam pengawalnya tersebut, berita itu membuat tangannya meremas berkas penting yang harusnya ia tanda tangani.

"Kurang ajar! Jadi dia lebih memilih datang ke rumah sakit dimana tua bangka itu berada!" Keynal berdiri dan menggebrak meja.

"Baiklah, lihat saja apa yang ia dapatkan karena mengacuhkan dan tidak menaati peraturanku, dia kira aku main-main!"

the dark side of keynal putraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang