empat

25.9K 524 23
                                    

Vvvvvvv

“be my wife in the public and be my sex slave behind it (jadilah istriku di depan publik, dan jadi budak sexku di belakang public)” ucapnya sakartis dengan senyum devilnya

Deg

Hampir saja jantung veranda mencelos keluar, kedua mata gadis itu melotot, dengan reflek ia berdiri! Raut wajahnya sudah merah padam, ia geram sekali, sungguh! Siapa yang mau menyepakati permintaan gila seperti ini? pantas saja papihnya menolak mati-matian permintaan keynal. Ia tak menyangka laki-laki di depannya adalah laki-laki yang brengsek. Siapa yang mau menjadi istri di depan banyak orang tapi jadi budak sex di belakang orang? Ia tak akan segila itu. Lebih baik ia mati dari pada ia harus jadi budak sex, bahkan ia berpikir pelacur masih lebih baik derajatnya dari pada budak sex, meski memang hampir sama tapi pelacur lebih baik.

“maaf pak, jika permintaannya seperti itu, saya tidak bisa” veranda masih geram, terlihat dari tangannya masih terkepal

Namun keynal tidak mengubah posisinya, meski ia sudah tak tertawa dengan smirknya. “bukankah kau bilang kau akan menuruti apapun permintaanku?” ejeknya

"memang pak, tapi tidak dengan persyaratan gila seperti itu”

Keynal mendesah kasar lalu berdiri, kedua tangannya ia masukkan ke celananya “memangnya aku tak gila jika aku mau berkerjasama dengan Tanu.co yang sudah bangkrut? Yang kepercayaan publik sudah tak ada? Yang benar saja? aku tak segila itu mau bekerjasama dengan perusahaan yang sahamnya saja mungkin hanya seharga 1 sen. Jika kau tak mau juga tak masalah, aku terlalu gampang mencari perusahaan lain untuk bekerja sama” Keynal lagi lagi tersenyum mengejek

“lihatlah di meja itu, banyak ratusan proposal yang menumpuk disana. Meminta untuk di setujui, tapi aku tak mensetujuinya. Kau harusnya bersyukur bisa bertemu langsung denganku, menyepakati kerjasama dengan perusahaan sampah seperti milikmu, ahhh tidak, setidaknya sampah masih lebih baik dari pada Tanu.co”

Sungguh kesabaran Veranda sudah tak ada, ia berjalan selangkah di depan Keynal, tangannya terulur diwajah yang sempat ia anggap tampan itu, sungguh ia menyesal pernah menggumi keynal meski hanya beberapa menit.

“plakkk” suara keras tamparan terdengar, keynal menatap bengis veranda. Belum pernah ia ditampar oleh wanita. Ia benci di injak-injak.

“tutup mulutmu tuan Devian Keynal Putra, meski perusahana kami sedang di ambang kebangkrutan tapi kami tak serendahan itu!”

“dan satu lagi! saya lebih baik jatuh miskin daripada harus menikah dengan anda yang lebih brengsek daripada laki-laki manapun” veranda mengambil tas jinjingnya dan berjalan ke arah pintu keluar

“kau akan menyesal menampar dan menolak permintaanku. Karena ketika kau keluar dari kantorku, aku yakin kau banyak menerima perlakukan kasar dari banyak orang. Dan aku yakin, tak lama lagi kau sendiri yang akan mengemis untuk aku jadikan budak sex” ejek keynal

Veranda yang hampir memegang handle pintu berbalik cepat dan menampakan tatapan geramnya “jangan harap! Semua itu hanya di mimpimu pak keynal” ucapnya tegas penuh penekanan.

“brakkk” veranda menutup pintu ruang keynal dengan kasar, sedangkan keynal hanya tertawa keras.

Ia memegang pipinya yang merah, bekas tamparan veranda masih membekas. Darah segar juga sudah keluar dari ujung bibirnya. Ibu jarinya menyentuh darah yang masih baru itu, lalu ia kecup darahnya sendiri.

“manis” ucapnya tertawa bengis

“lihatlah besok, apa yang akan terjadi denganmu gadis kecil. Akan kubalas tamparanmu dengan tamparan yang lebih dahsyat lagi pada keluargamu. Dan aku janjikan kau memang benar-benar akan mengemis di kakiku untuk kau nikahi”

the dark side of keynal putraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang