Part 7

3.8K 181 0
                                    

1 Minggu Kemudian...

Di pohon cinta, Ayu mengukir namanya dan nama Fandy.

Kak, bagus nggak ukiran di pohon cinta ini?

Ucap Ayu tersenyum bahagia, Fandy yang sedang mengerjakan sesuatu di laptopnya hanya mengangkat kepalanya melihat sekilas dan berkata...

Bagus.

Fandy pun melanjutkan pekerjaannya kembali di laptop.

Yu, kamu kenapa diam dan cemberut aja?

Ayu kesal sama kakak. Kak Didy nggak pernah sayang sama Ayu. Hikh...hikh...hikh...mama...mama...

Fandy yang sedang berkonsentrasi di laptopnya tiba-tiba menutup laptopnya sambil tersenyum. Ayu yang melihat Fandy tersenyum semangkin kesal dan semangkin menangis memanggil-manggil mamanya.

Kamu itu kalau nangis lucu banget sih Yu. Bukan hanya seperti anak kecil tapi seperti boneka keponakan sepupu kak Didy yang berumur 3 tahun. Yang kalau di pencet perutnya ada suara tangisan anak kecil sambil manggil-manggil mamanya.

Ucap Fandy sambil menghapus air mata Ayu. Ayu pun berhenti menangis.

Kenapa dulu waktu kecil Ayu bohongin kakak, kamu bilang sama kakak nama kamu itu Avin bukan Ayu?

He...he...he...
Maaf kak, waktu itu Ayu nggak maksud bohongin kakak. Waktu itu kan kakak bilang mau temanan sama Ayu karena Ayu anak laki-laki.

Waktu itu kan rambut kamu kan pendek banget Yu, kayak anak laki-laki. Nggak panjang seperti ini...

Ucap Fandy sambil membelai-belai rambut Ayu yang panjang.

Flashback...

Di taman komplek...

Kak, kita temanan ya...

Kakak nggak butuh teman.

Ayolah kak, please. Seandainya mama masih hidup pasti aku nggak kesepian.

Ucap Ayu sedih. Fandy yang mendengarnya pun tersentuh dan berkata...

Ya udah deh, karena kamu anak laki-laki, kakak mau temanan sama kamu.

Apa?
Iya kak, nama kakak siapa?

Fandy, nama kamu siapa?

Nama aku...Avin kan...
Ucap Ayu cepat. Ayu pun berkata dalam hati...

Maksud aku, Ayu Lavina, kak...

Setelah pulang dari taman Ayu cepat-cepat memberitahu pada papanya, pembantunya, ayah dan bunda Fandy bahwa mereka berdua kini berteman. Ayu juga mengatakan bahwa Fandy mengira bahwa Ayu adalah anak laki-laki gara-gara rambut Ayu yang sangat pendek seperti papanya.

Ayu juga menyuruh papanya, pembantunya, ayah dan bunda Fandy untuk memanggil namanya menjadi Avin bukan Ayu jika sedang ada Fandy di dekat mereka semua.

Flashback End.

Kak, Ayu boleh nggak berbaring sambil meletakkan kepala Ayu di kedua paha kakak.

Boleh.

Ayu berbaring di bawah pohon cinta dan meletakkan kepalanya di atas kedua paha Fandy. Fandy membelai-belai rambut Ayu. Ayu pun berkata...

Kak, waktu Ayu ikut papa pindah tugas di Semarang, kakak kaget nggak?

Iya, waktu itu kakak baru tahu bahwa kamu itu anak perempuan bukan anak laki-laki.

Flashback...

Kak, nanti aku balik lagi ya ke Jakarta. Kakak harus jadi pengantinnya aku...

Aku akan jadi pengantin perempuan untuk kakak.

Ucap Ayu sambil memeluk tubuh Fandy.

Pengantin perempuan?

Iya kak, aku anak perempuan bukan anak laki-laki. Nama panggilan aku bukan Avin tapi Ayu. Avin itu nama kepanjangan aku, Lavina. Nama aku Ayu Lavina.

Flashback End.



Ukiran Di Pohon Cinta (1-15 End).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang