1 Bulan Kemudian...
Kak, pakai jilbab segi empatnya susah...
Sayang, kalau ke kampus nggak usah pakai jilbab segi empat gini ya. Kamu pakai jilbab instan dan pasmina instan aja ya...
Tapi kak, wanita kan kalau kuliah maupun kerja suka pakai jilbab segi empat bukan jilbab instan atau pasmina instan. Jilbab instan kan cocoknya untuk di pakai di rumah.
Iya sih sayang, tapi kan ribet nanti kamu telat ke kampus hari ini kan hari pertama kamu kuliah, nanti kamu telat ospek sayang. Lagi pula jilbab instan dan pasmina instan yang baru kak Didy belikan kemarin untuk kamu beda dengan jilbab yang biasa kamu pakai di rumah. Kak Didy udah tanya sama mbak-mbak yang jualnya. Jilbab instan dan pasmina instannya bagus kok mirip jilbab segi empat, cocok untuk di pakai ke kampus.
Kakak beli jilbab instan dan pasmina instan untuk Ayu?
Iya sayang, biar kamu nggak ribet setiap pergi ke kampus.
Fandy memberikan 10 jilbab instan dan 10 pasmina instan yang baru di belinya kemarin pada Ayu.
Wah banyak banget kak, bagus-bagus banget, terima kasih ya kak...
Iya sayang.
Ayu memilih-milih jilbab instan dan pasmina instan yang cocok dengan pakaian yang dikenakannya. Setelah selesai memakai jilbab, Fandy mengantar Ayu dengan mobilnya pergi ke kampus. Sesampainya di kampus Ayu mencium punggung tangan kanan Fandy. Fandy pun berkata...
Kuliah yang benar ya sayang, biar cepat lulus dan jadi sarjana.
Iya kak, kakak juga kerja yang benar biar cepat naik jabatan dan punya uang yang banyak biar bisa bayar uang kuliah Ayu.
Iya sayang, ingat ya kamu nggak boleh genit-genit sama kakak kelas maupun teman seangkatan yang laki-laki. Kamu harus ingat udah nikah dan punya suami. Cincin kawin kita nggak boleh di lepas dari jari manis tangan kanan kamu. Kamu nggak boleh selingkuh. Kamu harus setia sama kakak seperti janji kita yang terucap di bawah pohon cinta.
Iya suami Ayu tampan. Iya suami Ayu yang pencemburu dan posesif.
Cup...Ayu mencium bibir Fandy sekilas dan tersenyum. Ayu pun berkata...
Kak Didy juga nggak boleh genit-genit sama rekan kerja wanita. Kakak juga harus ingat udah nikah dan punya istri yang muda dan cantik. Cincin kawin kita juga nggak boleh di lepas dari jari manis tangan kanan kak Didy. Kak Didy juga nggak boleh selingkuh. Kak Didy juga harus setia sama Ayu seperti janji kita yang terucap di bawah pohon cinta.
Iya sayang. Iya istriku yang muda dan cantik. Iya istriku yang pencemburu dan posesif.
Cup...cup...Fandy mencium kening dan bibir Ayu dengan lembut dan mesra. Setelah itu Fandy membukakan pintu mobil untuk Ayu. Ayu pun turun dari mobil dan masuk ke dalam kampus, mengikuti ospek dengan penuh semangat. Ayu juga mendapatkan beberapa teman baru. Fandy pun berangkat ke kantor dengan penuh semangat dan bekerja sebaik-baiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ukiran Di Pohon Cinta (1-15 End).
Romance- Ayu Lavina : Gadis muda, cantik, lincah, pantang mundur, percaya akan cinta sejati. - Alfandy Latief : Pria dewasa, cool, tidak suka tersenyum, pendiam, tidak suka berteman dengan orang lain.