2 Minggu Kemudian...
Di bahwa pohon cinta, Ayu berbaring dan meletakkan kepalanya di atas kedua paha Fandy. Fandy membelai-belai rambut Ayu. Ayu pun berkata...
Kak, 2 Minggu lagi kita beneran akan nikah kan?
Iya sayang, tapi janji dan kamu nggak boleh ingkari...
Janji apa kak?
Pertama, saat nikah kamu udah harus pakai jilbab. Rambut kamu nggak boleh kelihatan seperti ini lagi.
Iya kak.
Tapi jilbabnya harus di pakai bukan hanya sekedar saat keluar rumah aja. Tapi harus di pakai saat ada laki-laki yang bukan muhrim kamu termasuk di depan ayah.
Iya kak.
Kedua, kamu harus kuliah sampai selesai S1 nggak peduli apapun halangan dan rintangannya.
Iya kak, tapi kakak janji harus bantuin Ayu kalau Ayu ada tugas kuliah dan saat Ayu selesaikan tugas skripsi nanti.
Iya sayang.
Janji ketiga, kamu harus benar-benar jadi ibu guru. Nggak boleh sekedar jadi ibu rumah tangga aja.Iya kak.
Janji keempat sekaligus janji terakhir,
setelah nikah kita harus selalu tinggal di rumah papa kamu. Kita berdua nggak boleh pisah rumah dengan papa kamu, kecuali kalau papa kamu nikah lagi.Nggak mau, Ayu nggak mau punya mama tiri. Mama Ayu cuma satu yaitu mama Maya.
Ucap Ayu cepat sambil bangun dan duduk di hadapan Fandy.Sayang, kamu kok egois gitu sih. Kamu nggak mau lihat papa kamu bahagia, nggak kesepian dan punya teman di hari tuanya?
Memangnya kalau Ayu meninggal muda seperti mama, kak Didy akan nikah lagi biar kak Didy nggak kesepian dan punya teman di hari tua? Memangnya kak Didy mau anak-anak kita nanti punya ibu tiri?
Ucap Ayu balik bertanya dengan nada kesal sambil cemberut.
Nggak kok sayang, kak Didy nggak akan nikah lagi. Kak Didy cukup punya satu istri sampai akhir hayat. Anak-anak kita nggak akan punya ibu tiri.
Nggak bo'ong kan?
Nggak sayang.
Awas kalau kak Didy bo'ong, nanti Ayu cekik leher kak Didy dari dalam kuburan.
Kamu tuh lucu banget sih sayang...
Ucap Didy sambil tersenyum dan membelai-belai wajah cantik Ayu.Yu, Ayu ingat nggak dulu waktu Ayu kecil maksa-maksa kakak buat nulis sesuatu di sebuah kertas. Terus tulisan kakak dan tulisan kamu di kertas tersebut di masukin ke dalam sebuah kaleng kosong dan di kubur di bawah pohon cinta ini...
Iya kak, kapsul waktu.
Flashback...
Kak Didy, kak Didy harus tulis sesuatu di kertas ini. Isinya harapan dan doa saat 10 tahun yang akan datang. Nanti di masukkan ke dalam sebuah kaleng dan di kubur, 10 tahun lagi baru kita buka. Seperti kapsul waktu di komik yang aku baca.
Nggak mau.
Hikh...hikh...hikh...mama...mama...
Iya, iya...kita kubur kapsul waktu.
Flashback End.
Kak, udah 10 tahun. Kapsul waktunya kita buka yuk kak...
Ayu dan Fandy mencari alat untuk mencongkel tanah dan mencari kapsul waktu mereka dulu. Saat mereka menemukan kapsul waktu tersebut mereka berdua langsung membuka dan membawa tulisan di kertas tersebut.
10 tahun lagi, Ayu Lavina menjadi pengantin kak Alfandy Latief...
KAMU SEDANG MEMBACA
Ukiran Di Pohon Cinta (1-15 End).
Romansa- Ayu Lavina : Gadis muda, cantik, lincah, pantang mundur, percaya akan cinta sejati. - Alfandy Latief : Pria dewasa, cool, tidak suka tersenyum, pendiam, tidak suka berteman dengan orang lain.