Part 12

3.3K 155 0
                                    

1 Bulan Kemudian...

Di pagi hari Ayu bermalas-malasan di atas tempat tidur. Tiba-tiba Fandy yang baru selesai mandi segera duduk di samping Ayu dan berkata...

Sayang, ayo bangun...
Kamu kenapa masih tidur-tiduran...
Kamu malas buat sarapan ya?

Iya kak.

Ya udah, biar kakak aja yang masak sarapan untuk kita bertiga tapi kamu jangan tidur-tiduran terus sayang. Kamu mandi dan siap-siap pergi ke kampus. Hari ini kamu ada jadwal kuliah pagi kan...

Iya sih kak. Kak, Ayu boleh nggak hari ini nggak masuk kuliah?

Kamu kenapa sayang? Apa kamu sedang sakit?

Tanya Fandy sambil meletakkan telapak tangannya di atas dahi Ayu.

Nggak panas kok.

Ayu nggak sakit kok kak, cuma malas ke kampus aja, Ayu malas kuliah kak.

Kok malas kuliah sih sayang, kan udah janji sama kakak harus rajin kuliah biar cepat lulus dan wisuda.

Iya sih kak, tapi Ayu pengen muntah...
Ucap Ayu dengan ekspresi wajah meringis.

Apa?
Muntah?
Maksud kamu, kamu udah bosan kuliah, sampai-sampai kamu pengen muntah saat ada di kampus?

Ucap suara Fandy meninggi. Ayu cepat-cepat menggeleng-gelengkan kepalanya, cepat-cepat berdiri dan pergi ke kamar mandi. Sesampainya di dalam kamar mandi Ayu muntah-muntah. Fandy yang menyadari kesalahannya cepat-cepat ke dalam kamar mandi. Fandy menepuk-nepuk punggung Ayu dan memijat-mijat leher Ayu dan berkata...

Sayang kamu nggak apa-apa kan? Kamu baik-baik aja kan? Maafin kakak ya sayang, tadi udah marah-marah sama kamu.

Nggak apa-apa kok kak, tapi kepala Ayu pusing.

Ucap Ayu dengan suara lemah. Tiba-tiba Ayu pingsan. Fandy cepat-cepat menangkap tubuh Ayu dan menggendongnya. Fandy meletakkan Ayu di atas kasur, memberikan Ayu minyak angin sambil teriak-teriak...

Papa...
Papa...
Ayu pingsan pa, tolongin Fandy pa...

Ucap Fandy memanggil papa mertuanya. Papa Ayu pun langsung masuk ke dalam kamar Ayu dan Fandy.

Ayu pingsan kenapa Dy?

Tadi Ayu muntah-muntah, Ayu bilang kepalanya pusing.

Benarkah?

Papa Ayu langsung keluar dari dalam kamar Ayu dan Fandy kemudian papa Ayu langsung ke rumah orang tua Ayu sambil menggedor-gedor pintu dan teriak-teriak...

Mas Ridwan...
Mbak Rara...

Ucap papa Ayu berulang-ulang, ayah dan bunda Fandy yang mendengar panggilan papa Ayu segera membuka pintu. Ayah dan bunda Fandy ikutan panik.

Ada apa Ghani? Kamu kenapa ke rumah kita nggak pakai sandal gini?
Apa terjadi sesuatu sama anak-anak?
Mereka nggak apa-apa kan? Mereka berdua baik-baik aja kan?

Sebentar lagi kita bertiga akan jadi kakek dan nenek. Sebentar lagi kita bertiga punya cucu...

Ucap papa Ayu sangat senang dan bahagia.

Apa?
Cucu?
Jadi sekarang Ayu sedang hamil?
Kita bertiga akan jadi kakek dan nenek?

Ucap ayah dan bunda Fandy kaget dan sangat bahagia.

Iya.

Mereka bertiga pun bergandengan tangan dan melompat-lompat kegirangan sambil berkata...

Cucu...cucu...
Kita punya cucu...

Tiba-tiba Fandy berteriak-teriak dari rumah papa Ayu...









Ukiran Di Pohon Cinta (1-15 End).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang