Part 13

3.3K 162 0
                                    

Papa...
Papa gimana sih, Fandy kok di tinggalin sendirian sih? Papa kenapa main ngilang gitu aja sih? Papa ngapain lagi, pagi-pagi gini ke rumah ayah dan bunda? Bukannya nolongin Ayu yang sedang pingsan. Tadi kan Fandy minta tolong sama papa. Ayu gimana nih pa? Fandy bawa Ayu ke rumah sakit aja ya pa?

Ayu pingsan, Ghani?

Tanya ayah dan bunda Fandy bersamaan pada papa Ayu.

Iya.

Tadi kata kamu Ayu hamil, sebentar lagi kita bertiga punya cucu.
Ucap bunda Fandy.

Iya Ghani, kata kamu kita bertiga akan jadi kakek dan nenek.
Ucap ayah Fandy.

Fandy bilang tadi Ayu muntah-muntah, kepalanya pusing terus pingsan. Itu tanda-tanda orang hamil kan? Almarhuma mama Ayu waktu pertama kali hamil itu juga seperti itu. Mbak Rara, waktu pertama hamil gejalanya seperti itu juga kan?

Iya sih, tapi nggak pakai pingsan.

Tiba-tiba Fandy kembali berteriak-teriak...

Papa...
Ayah...
Bunda...
Kenapa bertiga malahan ngobrol sih? Ayu gimana nih? Tolongin Fandy, pa, ma, yah...

Mas Ridwan, mbak Rara gimana nih?

Udah biarin aja Fandy panik sendirian, cuekin aja. Ghani, kamu masuk aja, kamu belum sarapan kan?

Belum mas.

Iya Ghani, paling bentar lagi Fandy kemari. Bentar lagi Ayu juga akan siuman. Setelah Ayu siuman nanti biar mbak, yang akan bawa Ayu periksa ke dokter kandungan.

Iya mbak.

Papa Ayu, ayah dan bunda Fandy masuk ke dalam dan sarapan bersama-sama. Tidak lama kemudian Fandy datang ke rumah ayah dan bundanya.

Pa...
Papa kok tega sih tinggalin anak sendiri. Ayu kan sedang sakit pa...

Papa kan cuma tega sama anak sendiri. Kamu juga tega ninggalin istri dan anak kamu sendirian di rumah.

Papa kok gitu sih pa, Fandy kan terpaksa ninggalin istri...
Tiba-tiba Fandy berhenti bicara...

Anak?

Ucap Fandy bingung. Bunda Fandy pun berkata...

Tadi papa mertua kamu bilang, Ayu sedang hamil Fandy.

Hamil?
Benarkah?

Ucap Fandy tidak percaya. Fandy pun cepat-cepat langsung pulang ke rumah sebelah. Saat Fandy tiba di dalam rumah, Fandy sangat terkejut mendengar Ayu yang menangis.

Hikh...hikh...hikh...mama...mama...

Fandy pun cepat-cepat masuk ke dalam kamar, memeluk dan menenangkan Ayu.

Sayang, sayang jangan nangis donk.

Kak Fandy jahat, kak Fandy ngapain ninggalin Ayu sendirian, tadi kan Ayu sedang pingsan. Kak Fandy nggak sayang sama Ayu...Kak Fandy nggak cinta sama Ayu...

Hikh...hikh...hikh...mama...mama...

Sayang please jangan nangis lagi. Kakak minta maaf, kakak sayang sama kamu. Kakak cinta sama kamu. Tadi kakak nggak maksud ninggalin kamu sendirian waktu pingsan. Tadi waktu kamu pingsan, kakak panik banget. Kakak minta tolong sama papa, kakak cerita semuanya yang terjadi sama kamu terus papa main ngilang aja ke rumah ayah dan bunda. Tadi kakak lihat dari depan pintu, mereka bertiga lagi loncat-loncat kegirangan. Kakak suruh kemari mereka bertiga malahan masuk dan cuekin kak Didy. Jadi kak Didy terpaksa ninggalin kamu sendirian dan datang ke rumah ayah dan bunda. Ternyata mereka bertiga lagi sarapan bersama-sama.

Apa?

Sayang, papa bilang kamu hamil...

Hamil?



Ukiran Di Pohon Cinta (1-15 End).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang