Part 3

5.1K 246 0
                                    

Beberapa jam kemudian...

Pak, bu...
Apa masalah ini tidak bisa di selesaikan nanti saja, mungkin di rumah bapak dan ibu atau di rumah orang tua Firly?

Ucap guru Firly dan Aisyah. Abi Aisyah pun berkata...

Tidak bisa, masalah ini terjadi di sekolah dan saya ingin masalah ini selesai di sekolah ini juga. Saya akan menunggu kedua orang tua nak Firly sampai datang.

Abi Aisyah pun mengintrogasi Firly.

Nama kamu siapa nak?

Firly Haryaka, pak.

Kamu kelas berapa?

Kelas 3 pak.

Apa kamu mengerjakan sholat 5 waktu?

Tidak pak.

Astafirullahalazim...

Ucap abi, umi dan Aisyah bersamaan. Firly hanya menundukkan wajahnya ke lantai. Firly sangat malu sekali dengan Aisyah dan umi abinya. 

Firly, apa kamu bisa mengaji ?

Tidak pak.

Ya allah...
Apa saat bulan Ramadhan kamu berpuasa?

Iya pak.

Full atau puasanya hanya beberapa hari?

Full pak.

Alhamdullilah, kamu tidak bohong kan?

Nggak pak.

Kamu bisa kan mengucap 2 kalimat syahadat?

Bisa pak.

Coba ucapkan, saya mau dengar...

Asshadu allah illahaillallah, wa ashaduanna muhammada rasulallah.

Alhamdullilah.
Ucap abi.

Waktu pun berlalu, jam pulang sekolah pun berakhir semua siswa dan siswi pulang ke rumah masing-masing. Tidak lama kemudian kedua orang tua Firly datang dan langsung marah-marah.

Apa-apaan ini, kenapa kalian berdua tidak bisa kerja? Kenapa kalian berdua tidak bisa menyelesaikan masalah anak saya? Saya sudah bilang beri konpensasi yang besar, berapa pun yang mereka inginkan.

Iya, apa kalian berdua mau di pecat sama suami saya?

Maaf pak...
Maaf bu...
Maafin kita berdua, tolong jangan pecat kami berdua...

Astafirullahalazim...
Ucap abi dan umi Aisyah bersamaan.

Assalammualaikum pak, bu...

Waalaikumsalam.

Kalau bapak dan ibu ingin memberi konpensasi yang sangat besar sama putri saya, tolong nikahkan putra bapak dan ibu dengan putri saya sekarang juga.
Ucap abi Aisyah.

Apa?
Nikah?
Ucap semua orang yang ada di ruangan tersebut.

Jadi ini alasan sebenarnya kenapa anda menahan anak saya di ruang guru seperti ini. Saya tidak menyangka ternyata anda orang tua yang sangat matrealistis. Jadi anda ingin menjadikan masalah sepele ini hanya demi uang. Rupanya anda sangat ingin sekali menjadi besan seorang pengusaha kaya raya seperti saya.

Astafirullahalazim...

Ucap abi, umi, Aisyah dan guru-guru di ruangan tersebut.

Maaf pak, saya sama sekali tidak tertarik dengan semua uang, harta dan kekayaan bapak dan ibu. Saya hanya ingin putra bapak bertanggung jawab atas semua perbuatannya.

Tapi anak kami tidak sengaja pak melakukannya...
Ucap mami Firly.

Saya tahu bu, Firly tidak sengaja melakukannya.

Mereka berdua tidak boleh menikah.
Ucap papi Firly.

Abi, kenapa Ais harus menikah dengan kak Firly? Ais nggak kenal, Ais juga baru pertama kali ini melihatnya.

Apa?
Loe nggak kenal sama gue?
Gue ketua tim Basket di sekolah ini.

Ais kan siswi baru, Ais cuma tahu ketua OSIS saat ospek dan ketua rohis saat Ais gabung jadi anggota rohis.

Ais, dengarin abi ya nak. Abi nggak mau di sisa hidup kamu, kamu terus-terusan merasa bersalah pada diri kamu sendiri karena tubuh kamu pernah di jamah oleh pria lain yang bukan suami kamu.

Tapi abi, Ais masih kelas 1 SMU. Ais belum siap jadi seorang istri. Ais belum bisa menjalankan kewajiban Ais sebagai seorang istri. Ais dan kak Firly juga masih sekolah.


Gara-Gara Bola Basket (1-23 End).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang