makasih" satu kata yang keluar dari mulut tasya dan langsung turun dari mobil fatan.
"eh tunggu" fatan langsung keluar dari mobil untuk mengejar tasya.
fatan berhasih mencekal pergelangan tangan tasya."biar gue antar sampai dalam" ucap fatan.
"gak usah, gue bisa sendiri" ucap tasya dingin.
baru saja tasya hendak berjalan, tiba tiba badan tasya oleng dan hampir saja jatuh kalau tidak langsung di tangkap oleh fatan.
"makanya kalau dibilngin jangan ngeyel" ucap fatan dengan nada khawatir dan langaung mengendong tasya ala bristyl.
yang di gendong hanya diam tanpa komentar, itu karna kepala tasya yang suah benar benar sakit.sampai di depan pintu rumah langsung di sambut oleh pak iman supir tasya.
"ya ampun gusti, kunaon teh non aca na???" ucap pak iman panik yang melihat keadaan anak majikannya.
"tasya sakit pak, tolong bukain pintunya" ucap fatan.
"baik den" pak iman membukaksn pintu rumah tasya dan menuntun fatan kekamar tasya
"mari den masuk, ini kamar non tasyanya" ucap pak iman sambil membukakan pintu kamar tasya
baru saja fatan meletakkan tasya di atas tempat tidurnya, datanglah bik inah sambil berlari dan langsung memeluk tasya.
"astghfirulla non, gimana non??, sakit banget kepalanya non?? ap perlu bibik pangil dokter imran???" ucap bik inah dengan air mata yang sudah membasahi pipinya.
"aca gak papa kok bik, cuma pusing doang, bik gak usah panik gitu, sampai nangis segala." ucap tasya sambil mangapus air mata bik inah
"bibik cuma khawatir ama non, keadaan non akhir akhir ini drop, bibik takut kalau penyakit non kam-"
"bik", ucap tasya memotong perkataan bik inah.
bik inah yang mengerti dengsan situati langsung mengalihkan kan pembicaraan
"yaudah bibik kebawah dulu, buat ngambil makanan sama minuman buat teman non" ucap bik inah dan berjalan keluar.
saat ini tasya hanya diam sambil memejamkan matanya, karna ia merasa sangat sakit di bagian kepalanya.
"sya" panggil fatan hati hati hati
"hmmm" jawab tasya
"lo udah agak mendingan???" tanya fatan lagi.
"hmm" jawab tasya.
"ck, cuma itu doang yang lo jawab dari tadi, gak ada jawaban lain apa??" jengah fatan
tak ada jawaban dari rasya, dia hannya diam.
bik inah masuk dengan membawa nampan berisi dua gelas air minun dan semangkuk bubur
"aden, ini minumnya" ucap bik inah memberikan minum untuk fatan
"makasih bik" ucap fatan
"non, ayo makan dulu, nanti biar bisa makan obat trus istirat" ujar bik inah
"bik, kan tadi aca udah sarapan sebelum ke sekolah, ngapain makan lagi?" tanya tasya
"biar bisa minum obat non" ucab bik inah lagi sambil mengelus pipi aca
ia tau, sangan khawatir dengan keadaan tasya akhir akhir ini
"bentar lagi aja bik, kepala aca masih pusing," ucap tasya.
"ya udah non kalau gitu bibik kebawah dulu, ini obatnya non, bibik tarok di atas napannya" ucap bik inah
"iya bik" jawab tasya