By 4

113 13 0
                                    

Keesokan hari nya Daffa pergi ke taman belakang sekolah lagi. Siapa tau ia bertemu dengan Dara.

Setiap ingin ke taman belakang sekolah, Daffa selalu membawa selembar kertas dan pulpen untuk menulis Diary nya lalu di bentuknya pesawat kertas. Lalu di terbangkan.

"Eh dia belum datang? Yaudah lah gue bikin Diary aja dulu." ucap nya.

Dear Diary

Hai Diary? Kita bertemu lagi ternyata. Ini masih tentang keluarga ku. Aku rindu masa lalu ku. Aku rindu diriku yang ceria. Diary? Kapan aku, Mamah, dan Papah bisa berkumpul lagi? Jalan jalan lagi? Apa aku tak bisa? Apa ini ujung cerita ku?.

Lalu ia mulai melipat kertas tersebut, lalu menerbangkan nya bersamaan saat ada angin yang menerpa wajah nya. Entah kemana kertas kertas itu pergi.

"Ko gue jadi ga sabar gini si ketemu sama Dara? Ahelah masa si gue suka sama dia. Ga mungkin lah" ucap Daffa pada dirinya sendiri.

Kemudian ada suara tangisan lagi. Daffa mulai mencari asal suara itu.

"Nah kan bener itu Dara. Samperin ga ya? Samperin ah" ucap nya.

"Oii."

"Woiii."

"Ehh lu."

"Punya kuping ga?"

"Sett ga nengok nengok."

"GUE PUNYA NAMA." ucap Dara meninggi.

"Lah gue gatau nama lo" pancing Daffa agar Dara mengatakan nama nya.

"Dara Kinanthi" ucap nya sedatar mungkin.

"Oh Dara. Gue boleh duduk sebelah lo?" ucap Daffa lembut. Daffa tak pernah selembut ini pada orang. Apalagi perempuan. Jadi ya aneh.

"Ya" ucap nya acuh.

"Gue dari kemaren disini. Lo kenapa kemaren nangis?. Eh btw itu kertas apaan?" tanya Daffa bertubi tubi.

"Lo kalo nanya tuh satu satu napa! Gue bingung mau jawab dari mana" jawab Dara jengkel.

"Emang lo denger kalo gue nangis? Sebenarnya cuma ada masalah si di rumah. Gue ga kuat kalo nahan. Jadi tanpa sepengetahuan orang lain. Ya ini gue lemah." lirih Dara.

"Emang beban lo itu berat banget ya? Dirumah?" tanya Daffa berhati hati.

"Ya gitu deh." jawab Dara seadanya.

"Hmm. Kalo boleh tau emang apaan? Siapa tau kita bisa sharing sharing" tanya Daffa.

"Maaf ini privasi. Kapan kapan aja gue kasih tau ya." ucap nya

"Oh iya gue tadi nemu surat ini. Gue suka isinya. Kasian banget yang nulis nya, gue gatau siapa yang nulis." lanjut nya sambil memperlihatkan surat yang di maksud.

'Lah tunggu. Itu kan Diary gue. Kok bisa di dia gini ya?' Batin Daffa kaget.

"Surat surat kaya gini suka gue temuin bawah pohon ini. Terus gue simpen ada kali 10 surat ginian gue simpen tiap hari. Hehe." ucap Dara.

B E K UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang