By 35

15 2 0
                                    

Akan kah mungkin kegelapan
kita bisa membentuk takdir
tanpa izin pencipta?
-Dara-

~oOo~

"Hallo sayang? Kamu ikut kan besok malam?"

"..."

"Iya, aku berangkat sama Rossa. Biar Rossa ga curiga sama aku."

"..."

"Yaudah iya. See you dear."

Tut.

Farhan segera celingak celinguk takut ada yang mendengar. Ia kembali bernafas lega setelah melihat keadaan sekitar.

Saat makan malam tiba. Sudah ada Rossa dan Daffa di depan Farhan.

"Hmm. Jadi gini, besok malam di kantor Papah, ada acara ulang tahun kantor. Dan boleh ajak keluarga. Kalian mau ikut Papah kan?" tanya Farhan serius.

Ko tiba tiba papah ngajak gue sama Mamah si? kesambet apa ni orang?. batin Daffa.

"Kalo Mamah si terserah Daffa" ujar Rossa cuek. Ia tau, Daffa pasti akan menolak.

"Gimana Daf? mau kan?" tanya Farhan.

"Iya deh mau. Siapa tau banyak cecan" jawab Daffa.

Rossa sedikit terkejut, namun ia segera menetralkan wajah nya kembali.

Yes, akhirnya mau. Semoga aja besok mereka bisa gue tinggal. batin Farhan senang.

~oOo~

Hari pun berganti, dan saat ini Farhan, Rossa, dan Daffa sedang di dalam 1 mobil. Mereka hanya hening seperti sedang memikirkan sesuatu.

Mobil BMW milik Farhan sudah terparkir rapih. Mereka segera menuju lantai 20 di Hotel.

Ternyata di lantai 20 ini terdapat kolam renang yang cukup besar. Dan para tamu tamu penting terlihat asik dengan dunia nya sendiri.

"Udah kalian makan aja dulu. Papah mau menyapa klien penting di sana." ucap Farhan. Tanpa menunggu jawaban, Farhan langsung melenggang pergi.

"Kita di ajak kesini, tetep aja kita ditinggalin juga." ujar Daffa malas.

"Udah lah sayang. Udah yuk, cari makanan" ujar Rossa menghibur.

Daffa sibuk memilih makanan, sampai tak sadar siapa yang tengah berjalan ke arah nya.

"Loh Dap? Ngapain disini?" ujar Dara.

"Lah Dar? Lo ngapain?" Daffa sedikit terkejut.

"Yeu si oon malah nanya balik."

Daffa hanya diam menunggu jawaban selanjutnya dari Dara.

"Gue kesini sama Mamah, asal banyak makanan gue mah ikut aja" Dara menyengir.

"Heleh tau nya makanan doang anjir" Daffa ikut tersenyum. Apa?  Menjauh Daffa. Ngapain disini sih?

"Udah ah. Gue duluan, nanti gue baper lagi" Dara terkekeh pelan.

"Hah? Lo bilang apa?" tanya Daffa. Ia memang tidak dengar.

Dara hanya tersenyum lalu pergi begitu saja.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 15, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

B E K UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang