By 25

20 0 0
                                    

Dara terlihat sangat murung hari ini. Ia tak berniat ikut bercanda dengan teman temannya.

"Woi ngopi napa ngopi!" ucap Nisa sembari menggebrak meja.

"Dasar anak bodat. Kau buat ku kaget je" ucap Bunga sambil menempeleng kepala Nisa.

"Lah lah lah monyet satu ini daritadi diam saja." ucap Febi membuat semua orang menoleh ke arah  Dara.

Dengan malas Dara menoleh ke arah teman teman nya itu.

"gue putus" ucap Dara dengan suara pelan namun masih bisa di dengar semua nya.

"WHAT?!!!!! DEMI APA??? SERIUS LO??" ucap mereka bersamaan. Dara yang mendengarnya hanya menutup telinga nya. Ia merasa menyesal cerita ini semua.

Dara sudah di beri pertanyaan beruntun. Tetapi ia malas bercerita, karena ia tau teman teman nya itu akan membuat masalah pada Daffa. Atau bisa juga ke teman teman nya Daffa. Dara tak mau mengahancurkan hubungan Bunga dan Nisa.

Dara langsung pergi ke kamar mandi ingin memperbaiki penampilan nya. Ia yakin saat ini dirinya seperti orang gila depan sekolah.

Saat ingin masuk kamar mandi, ia berpapasan dengan sang mantan. Mengatakan itu membuat hati Dara sakit.

"DAP!" Dara teriak memanggil Daffa. Daffa berhenti namun tak menoleh ke belakang.

"Aku tau kamu masih sayang kan sama aku?" Dara teriak lagi, ia melihat Daffa menghela nafas nya kemudian pergi. Kemudian Dara masuk ke kamar mandi lalu ia melihat wajah nya di wastafel. Ia tersenyum tipis melihat Daffa hanya menghela nafas nya. Itu berarti dia benar bahwa Daffa memang masih sayang padanya. Akhirnya setelah keluar, Dara memasang wajah nya ceria kembali. Ia tak mau terlihat sedih.

~oOo~

Daffa CS memasuki kantin dan mendapati Dara CS. Awalnya mereka belum sadar Dara tak ada. yang pertama sadar adalah Daffa. Tetapi Daffa hanya memilih diam.

"Hai sayang. Lah lah lah muka nya kok kek kaos kaki aku sih? Pada kenapa sih??" ucap Yuka terheran heran. Sedangkan semua nya hanya diam sibuk dengan dunia nya sendiri.

"Bacot lo! udah sana makan aja. Nyebelin lo kalo lagi laper!" Ucap Nisa sengit pada Yuka. Yuka hanya bergidik ngeri melihat kekasih nya. Kemudian pun ia mengangguk dan memesan mie ayam.

"Dara mana?" ucap Daffa dingin, padahal sebenarnya ia peduli. Saat kemarin ia memutuskan hubungan nya dengan Dara, Daffa menjadi dingin kembali.

"Lah nanya kita! au tadi dia ke kamar mandi kali atau ke taman, KE TEMPAT KESUKAAN KALIAN BERDUA!" ucap Bunga dengan penekanan di akhir kalimat.

Tanpa berkata sepatah kata pun, Daffa pergi menuju tempat Dara.

Apa gue salah ya minta putus sama Dara? gue gabisa boongin perasaan gue kalo gue emang masih sayang banget sama dia. Batin Daffa.

Daffa menghela nafas nya saat melihat Dara di depan nya ini sangat berantakan. Sungguh ia tidak enak, tapi bagaimana ia juga manusia biasa yang mempunyai perasaan dan rasa sakit hati. Menurut nya perkataan Dara saat itu sangat menyakitinya.

Daffa mempercepat langkah nya, ia tak mau dikira mengikuti Dara.

"DAP!!" Dara teriak memanggil Daffa. Daffa berhenti namun tak menoleh ke belakang.

"Aku tau kamu masih sayang kan sama aku?" Dara teriak lagi, Daffa hanya menghela nafas nya. Lalu dia melenggang pergi.

Daffa kembali ke kantin dengan wajah dingin nya. Di sekitar koridor, banyak yang menyapa nya namun dia diami saja.

"Dari mana lo monyet?" Ucap Raffa pada Daffa yang baru saja duduk di tempat semula.

"Kasar" Daffa memutar matanya malas.

"idi jiji. Tumben. Mas nya kenapa?" ucap Yudha heran.

"Biarin mas nya lagi galau kali."

"HAI GUYS. APA KABAR NI? PADA BAHAGIA KAN? HARUS DONG YA. APAPUN YANG TERJADI HARUS SLALU BAHAGIA OKE?!" ucap Dara baru datang sambil menggebrak meja. Yuka sampai kaget, saking kaget nya ia jatuh ke belakang.

"Lo sakit apa Dar?" tanya Febi.

"Gak sakit beb" jawab Dara slalu tersenyum.

Daffa diam diam tersenyum tipis. Setidak nya ia masih bahagia.

"Balik kelas yok! udah mau masuk" ucap Raffa yang di berikan anggukan oleh yang lain.

Dara mendekat ke Daffa lalu berbisik, "jangan lupa bahagia!"

Daffa terkejut tapi masih bisa mengontrol ekspresi, ia melihat Dara yang begitu ceria. Hatinya merasa sakit, ia tau Dara sedang jatuh.

"Hufftttt, ayo!" Daffa langsung melegang pergi.

~oOo~

Malam ini Daffa sangat malas melakukan apapun. Belajar pun tidak masuk ke otak. Daffa keluar ke balkon kamar nya. Rossa belum tau jika Daffa sudah putus dengan Dara. Saat ia mengetik ingin putus dengan Dara pun, seperti nya Daffa tidak sadar. Hufftt mungkin ini memang akhirnya.

20.00 WIB. Jam segini memang biasanya Daffa mengirim pesan untuk Dara.

Kaya nya gue harus ngehindar dulu supaya bisa move on. Huffftttt iya deh. Mungkin ini yang terbaik. Batin Daffa. Akhirnya Daffa terlelap.

"Sayang bangun! udah siang udah jam 7 lebih!!" ucap Rossa histeris.

Daffa terkejut apa yang di katakan Mama kesayangan nya itu.

"IH MAMAH, KENAPA GAK BANGUNIN DAFFA?! KEBIASAAN DEH AH" Daffa langsung capcus masuk ke kamar mandi.

Setelah semua siap, ia berlari ke meja makan.

Rossa terkekeh geli melihat anak semata wayang nya ini begitu panik.

"Hey hey, udah napa sini duduk dulu!"

"Apa sih ma? galiat apa udah jam berapa!"

"Apaan sih liat aja belom."

Saat Daffa melihat jam. Jam masih menunjukkan jam 06.30.

"MAMAH GILA YA?! INI BARU JAM SETENGAH TUJUH. MAMAH BILANG JAM DELAPAN. MAMAH DAFFA MASIH NGANTUK BANGET YA ALLAH"

Suara Daffa menggema di satu rumah yang lumayan besar ini. Rossa hanya bisa menutup telinga nya sambil tertawa terbahak bahak.

Akhirnya Daffa memilih makan roti nya dengan wajah masam.

Skip>>

Di sekolah.

Daffa menjadi dingin kembali, itu membuat teman teman nya bingung. Ada apa?

"Dap. Kenapa si lo? kok gak kek biasanya? lo jadi Daffa yang dulu lagi, lo jadi dingin lagi." tanya Yuka dengan wajah serius.

Apa ia harus berkata yang sebenarnya? memang Yuka lah yang paling basa mengerti semua nya.

"Gue... Putus"

~oOo~

Kemungkinan bakal update tiap hari biar cepet End.

See You:*

B E K UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang