By 21

23 1 0
                                    

"Indung indung kepala lindung. Hujan di udik, disini mendung. Anak siapa pake kerudung. Mata melirik, kaki kesandung. Duduk goyang di kursi goyang. Bedug subuh hampir siang. Bangun kan ibu suruh sembahyang, jadilah anak yang di sayang" Dara dan Feby asik bernyanyi lagu horror itu sambil mengerjakan PR B. Indonesia yang belum terselesai kan.

"Et dah jangan pada nyanyi itu kek! Punggung gue panas ni!" Netta terus memegang punggung nya yang terasa panas. Entah apa ini.

"Lah lo ngape? Lo gapapa kan?" Feby memastikan suhu badan Netta.

"Panas anj-" ucapan Netta terpotong. Tiba tiba ia memandang ke arah papan tulis dengan melongo.

"Heh!  Woi! Lo kenapa Nett?" Dara terus mengibas ngibas kan tangan nya depan wajah Netta. Tiba-tiba seperti ada angin yang lewat, badan Netta terhempas pelan.

Netta menunduk, entah karena apa. "kalian kenapa panggil-panggil saya?!", Dara dan Feby mengerutkan kening nya. Mengapa suara Netta sangat berat seperti bapak-bapak?

"Nett? Maksud lo apa?" perlahan-lahan Netta mendongak menatap langsung manik mata Dara. Dara yang menyadari itu berusaha agar tidak takut. Ia menatap balik.

"Netta? Siapa Netta? Saya bukan Netta. Saya tadi nanya pada kalian. Ada apa panggil saya? Dan... Disini bau darah" Netta mengendus ngendus. Ternyata Feby lagi PMS.

Dara dan Feby takut sekali ada apa dengan Netta ini. Saat guru masuk pun,  ia sudah tak peduli dengan materi nya.

"Sa-saya tidak berniat me-memang-memanggil anda. Maaf kan kelancangan kita jika memang itu memanggil anda." setelah Dara mengatakan itu. Netta kembali pada diri nya. Ia hanya melempar tatapan bingung.

"kalian kenapa?" Netta bertanya polos tidak seperti biasa nya yang sangar.

"gapapa Nett. Gue sekarang mau tau, sebelum lo ga sadar. Lo ngeliat apa di depan papan tulis?" tanya Feby.

"hmmm..... Gue liat bapak-bapak Feb, tinggi dan besar. Maka nya gue takut. Sebenar nya gue itu bisa ngeliat mereka, Feb Dar." Netta menundukan kepala nya takut teman teman nya itu syok karena mendengar tuturan nya.

Ternyata Dara dan Feby hanya menatap nya biasa. Tanpa takut atau benci. Itu membuat Netta bernafas lega.

"Nett. Kita itu udah temenan udah setahun setengah. Dan lo baru ngasih tau kita? Kita gak akan takut Nett."

"Maaf ya. Gue cuma takut kalian malah menjauh dari gue." Netta tersenyum haru mempunyai teman yang sangat pengertian pada nya.

"coba panggil yu!" ajak Feby dengan semangat. Dan di angguki semangat pula oleh Dara.

"jahat ish lo pada anjir." Netta mendelik ke arah mereka.

"Di antara banyak anak, yang ada di dunia. Dan berapa jumlah ibu yang telah mengasuh nya. Banyak anak membutuhkan kasih sayang dan bimbingan. Pendidikan di perlukan menjelang masa depan." Dara mulai menyanyikan lagu yang konon horor juga. Ia tau lagu itu dari artis indigo terkenal Risa Saraswati.

Netta sudah terlihat memelas dan pucat. Bukan nya Dara dan Feby mengasihani nya, malah mereka sangat bersemangat menyiksa Netta.

Bangsat ya. Temen macem apa kalian. Nyesel gue cerita. Batin Netta kesal.

"hai kalian. Kamu manggil aku ya?" Netta mulai berbicara seperti anak perempuan kecil yang sedang berkenalan.

"hai juga. Masa sih?  Aku gak ngerasa." Dara tersenyum.

"nama kamu siapa? Kita kenalan yu. Ini temen aku, Dara. Dan aku Feby." Feby mulai mengenal kan dirinya.

Mata Netta berbinar dan bulat sempurna, itu terlihat sangat imut. Coba saja diri Netta seperti cewek normal  pasti akan terlihat imut.

Mereka mengunjungi kantin yang kata nya adalah tempat tinggal nya hantu yang ada di Netta. Ia sangat bersemangat saat meminum es teh.

"Nama kamu siapa? Dari tadi kita main, tapi gatau nama kamu" ucap Dara lembut.

"Hmmm. Nama ku Indah."

~oOo~

Hola gais. Balik again dengan me Author manis hwhw. Don't forget vote yaaa mwaaaaa:v

See you💜

B E K UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang