Aneh

24 4 0
                                    

Kini seluruh siswa SMA Kage sedang disibukkan dengan Ujian Akhir Semester. Mereka sibuk membaca materi yang kemungkinan akan keluar pada lembar ujian.

Aura berdiam diri pada kursinya, mengulang kembali materi yang telah ia pelajari semalam.

"Ehm." dehaman seseorang, ia berdiri disamping Aura.

Aura yang merasa terusik dengan kehadirannya. "Kenapa?" tanya Aura tanpa menoleh padanya.

"Kalo diajak interaksi sama orang itu nengok." ucap Farrel.

Aura perlahan menoleh pada Farrel. "Kenapa?" tanya Aura kembali.

"Minjem rautan, boleh?" tanya Farrel.

Aura mengambil tempat pensil di kolong mejanya yang sudah ia keluarkan dari tas sebelumnya.

"Ni." Aura menyodorkan rautannya pada Farrel.

Farrel menerima rautan lalu keluar dari kelas untuk meraut pensilnya yang tumpul.

Udah engga kikuk. Ucap Farrel dalam benak, tanpa disadari ia tersenyum simpul karna memikirkan Aura yang sudah bersikap biasa padanya.

"Makasih." ucap Farrel sambil menyodorkan rautan pada Aura yang masih membaca.

Aura hanya berdeham tanpa melihat Farrel, terlalu fokus dengan bukunya.

Farrel pun berinisiatif memasukannya pada tempat pensil Aura.

***

Farrel merapikan peralatan tulis bersiap untuk menuju kantin, berniat untuk mengisi tenaga untuk menghadapi ujian selanjutnya setelah istirahat.

Seluruh siswa telah keluar dari kelas tapi hanya satu siswa yang masih duduk dikursinya.

Farrel ingin mangajaknya ke kanti tapi ia enggan, karna ia tidak cukup akrab dengan Aura. Lu mau ke kantin sama gue? Ke kantin kuy? Ayo ke kantin? Kuy gue traktir! Farrel berdebat dengan dirinya sendiri.

Aura menutup bukunya, melihat Farrel yang berdiri dengan gelisah. Kenapa dia?

Aura pun mengabaikan Farrel. Ia mengambil bekal makan siangnya lalu mulai memakannya.

Hah?! Ternyata dia bawa bekel? Syukur deh. Yaudah mending gue sekarang ke kantin sendiri. Farrel tersenyum tipis kekhawatirannya telah sirna setelah melihat Aura membawa bekal.

Aura sekilas melirik Farrel yang berjalan menuju pintu. Akan ku coba tuk melepaskan mu. Lirih Aura dalam hati.

Aura akan mencoba, ah... Tidak bukan mencoba melainkan akan. Aura akan mengubur perasaannya pada Farrel, sudah terlalu lama ia menyimpan perasaan ini, tapi kini ia akan menguburnya.

Aku akan melepaskan mu, mungkin kau memang bukan ditakdirkan untuk ku Farrel. Terimakasih telah mengajarkan ku akan yang namanya CINTA. Terimakasih Farrel Mark.

Istirahat pun telah usai. Seluruh siswa melanjutkan ujian dengan tenang dan tertib.

Aura sesekali melirik Farrel yang tengah mengerjakan ujian. Kau selalu tampan Farrel, tapi kini selesai sudah aku mengagumi mu dalam diam. Tak ingin terlena dalam perasaan ini, yang telah terpendam selama lima tahun. Cukup sudah. Sampai disini saja.

Farrel merasa ada yang mengawasi ia pun mengalihkan pandangan pada penjuru kelas namun ia tidak menemukan, Farrel pun kembi fokus dengan ujiannya. Cuman perasaan gue aja kali. Acuhnya.

Serenus | Hening |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang