Pengganti Mu

27 4 0
                                    

"Hai guysss! Dinner bareng yuk." Teriak Lila didepan kelas, setelah selesai ujian terakhir pada hari ini.

"Ayo!!!" Serempak seluruh siswa.

"Terharu gue jadinya," ucap Lila sambil berpura-pura menghapus air mata yang bahkan tidak ada.

"Lebay lo!" Teriak Roy.

"Eh kaleng makarel diem aja! Ga ada yang ngajak lo." Balas Lila.

"Kalian ini sama-sama berisik ya, awas nanti saling suka." Ucap Gery yang lewat depan Lila.

"Iuh orang kamseupay kayak dia. Nanti gue suka?! Ga akan titik ga pake koma." Tunjuk Lila pada Roy lalu meninggalkan kelas dengan langkah kedebak-kedebuk.

"Gue juga ogah kali suka sama lo!" Teriak Roy dari kelas.

"Ra." Panggil Aldo yang sudah siap untuk pulang.

"Apa Do?" Tanya Aura yang masih merapihkan buku dan peralatan tulisnya.

"Lu ikut dinner?" Tanya Aldo ragu, takut kalau Aura tidak akan ikut.

"Ikut." Jawaban simple yang keluar dari mulut Aura sontak membuat Aldo sangat senang didalam hatinya.

"Do gue numpang ya pulang, gue mau cepat sampe rumah." Pinta Aura setelah selesai merapihkan buku dan peralatan tulisnya.

"Boleh boleh." Antusias Aldo yang menambah rasa senangnya menjadi dua kali lipat, tidak biasanya Aura pulang bersama Aldo. Karna jika Aldo menawarkan untuk mengantar Aura pasti selalu menolak takut merepotkan katanya, padahal menurut Aldo itu bukan lah hal yang membuatnya menjadi repot. Bahkan dengan senang hati ia rela antar jemput Aura jika perlu.

"Yaudah ayo balik." Ajak Aldo.

"Ayo bang ojek." Ledek Aura lalu menjauhi Aldo, takut jika Aldo akan mengacak-acak rambutnya.

Aldo tidak berlari mengejar Aura, ia hanya berjalan santai. Hanya tersenyum dengan apa yang ia alami pada hari ini, tidak ingin waktu berlalu cepat. Yang ingin ia lakukan hanya lah berlama-lama dengan Aura. Hanya dengan Aura.

Farrel sedari tadi hanya memperhatikan Aura dan Aldo yang sangat akrab berbincang bahkan sampai pulang bersama. Rasanya Farrel ingin yang mengantar Aura pulang bukan Aldo. Bukan Aldo. Hanya dia.

Namun apa daya Farrel yang masih menahan egonya, tidak ingin mengutarakan perasaan yang sesungguhnya pada Aura. Masih dengan harga diri yang tinggi tidak ingin meminta ataupun mengakui perasaan yang selama ini dia pendam.

Farrel pun ikut beranjak dari kursi, bersiap untuk pulang. Tidak ingin terlalu lama disekolah karna ia telah lelah dengan dua minggu belajar mati-matian untuk ujiannya. Ingin mengistirahatkan fisik dan psikis yang telah ia keluarkan.

***

Kini Aldo sudah tepat berada didepan gerbang rumah Aura. Berdiri tegak dengan memegang setangkai bunga mawar merah nan cantik disembunyikannya pada belakang punggungnya.

Aldo telah bertekat bahwa hari ini ia akan mengungkapkan perasaan yang telah ia sembunyikan selama ini, menahan hasrat untuk memiliki Aura.

Gue pasti bisa. Ungkap Aldo menyemangati dirinya sendiri.

Aldo menekan bel rumah Aura.

"Iya tunggu." Teriak sang empunya rumah.

Mendapatkan sahutan dari Aura semakin membuat Aldo gugup sendiri. Apakah ia mengutarakan perasaannya ini.

"Udah ayo. Kita berangkat." Ajak Aura setelah berada didepan Aldo.

Bukannya menjawab Aldo malah memperhatikan Aura yang berbeda pada malam ini, ia menggunakan dress selutut dengan rambut yang ia kepang pada kanan dan kiri.

"Cantik." Gumam Aldo tanpa sadar dan dapat didengar oleh Aura.

Aura salah tingkah sendiri karna tak biasanya Aldo memuji tapi langsung dia kendalikan ekspresinya.

"Gue emang cantik. Ga usah terpesona gitu kali." Canda Aura untuk mencairkan suasana.

"Udah ayo. Nanti kita telat." Ajak Aura lagi.

"Tunggu dulu Ra."

"Kenapa Do? Ada yang ketinggalan?"

"Gu-gue." gugup Aldo saat ingin mengungkapkan perasaannya, entah kenapa lidahnya terasa keluh saat ingin mengucapkan kalimat sakral itu.

"Gu-gue? Kenapa lu? Tiba-tiba gagap?" goda Aura yang tidak tau kegugupan yang dialami Aldo.

"Guesukasamalu." ucap Aldo cepat tanda jeda.

Aura menyatukan alisnya. Bingung. Itu lah yang dipikirkan Aura saat ini, karna ia tidak jelas mendengar apa yang diucapkan Aldo yang secepat hembusan angin.

"Hah?"

"Lu ga denger?" tanya Aldo. Aura yang jujur tidak mendengar ucapan Aldo hanya menggeleng.

Aldo mengambil nafas panjang. Bersiap untuk berbicara setenang mungkin untuk menjelaskan pada Aura.

"Dengerin baik-baik ya Ra." Pinta Aldo. Aura mengangguk sebagai tanda setuju akan mendengarkan.

"Gue ga tau sejak kapan terus perhatiin, selalu ingin didekat lu, ga mau liat lu sedih, ga mau liat lu deket sama cowo lain selain gue-" ucapan Aldo terpotong oleh Aura.

"Wait wait, maksud lu apa ya Do? Gue ga ngerti?" Bingung Aura.

"Gue suka sama lu Ra, gue ga mau ada nyakitin lu, gue mau ngejagain seutuhnya. Bukan sebagai teman maupun sahabat. Tapi sebagai your boyfriend," Aldo menarik nafas panjang memberikan jeda untuk meneruskan penjelasannya.

Aldo berlutut dihadapan Aura. Mengeluarkan setangkai bunga mawar merah yang sedari tadi disembunyikannya. "Aura Flour, aku Aldo Smith meminta mu sebagai kekasih ku, bersediakah kau Aura Flour?" Lanjut Aldo sembari memegang setangkai bunga mawar yang terapung dihadapan Aura.

Aura yang melihat Aldo hanya tertegu, tak bisa berkata-kata, bingung akan situasi ini. "Aura." Panggil Aldo lembut menyadarkan Aura dari lamunan.

"Apa harus gue jawab sekarang Do? Ini terlalu mendadak buat gue." Aura menyamai tingginya dengan Aldo.

"Kalo lu ga bisa jawab sekarang gapapa, gue ngerti situasi lu."

"Thanks Do."

Mereka berdiri, bersiap untuk makan malam bersama yang telah direncakan sebelymnya. "Ayo kita berangkat, kita udah telat banget ni." Ucap Aura sambil melihat arloji putih yang ada dipergelangan tangannya yang menunjukan jam tujuh.

"Ayo," sahut Aldo.

"Ra."

"Kenapa Do?" Sahut Aura yang telah duduk dibelakang Aldo.

"Ini." Aldo menyodorkan setangkai bunga mawar yang tadi. "Gue sengaja beli buat lu, masa gue bawa pulang."

"Thanks."

"Deshitarimashita."

Aura mencium aroma bunga yang diberikan Aldo. Harum. Tanpan sadar Aura tersenyum sendiri menikmati aroma bunga mawar.

Aldo yang melihat Aura tersenyum dari kaca spion ikut tersenyum senang melihat orang yang ia suka tersenyum dengan pemberiannya.

"Kita berangkat." Tanya Aldo dibalik helm hitamnya.

"Ya." Jawab Aura yang telah berpegangan pada jaket Aldo.

.
.
.
.
.
.
.
Thank you for attention ^^
Jangan lupa vote & comment :)

Next chapter diusahakan minggu depan ^^

·Love Hikari
~Hikari

Serenus | Hening |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang