Entah Sampai Kapan

55 5 2
                                    

Aku dan kamu adalah dua orang sahabat yang selalu berbagi cerita. Tak jarang juga kita bertukar kisah, namun semakin lama aku merasakan ada yang perlahan berubah.






Apa kamu percaya akan adanya persahabatan murni antara laki-laki dan perempuan tanpa adanya cinta?

Mungkin dulu aku akan dengan lantang mengatakan 'Percaya' atau 'Tentu saja'. Tapi semakin lama tak bisa dipungkiri bahwa aku tak dapat menjawabnya lagi.

Bagaimana hal itu bermula, atau kapan hal itu perlahan berubah, aku sama sekali tidak tau.

Sekian lama kita berbagi waktu, bercerita tentang banyak hal. Apa yang kau suka dan apa yang kau benci entah kenapa itu seperti tertulis dalam ingatanku.

=About Love=

Aku melihatmu dikala hujan turun, datang padaku dengan raut wajah yang kubenci. Aku tak akan bertanya kenapa, karena jika memang kau ingin cerita kau pasti akan ceritakan segalanya.

"Dia benar-benar sudah melupakanku," katanya dengan suara parau.

"Dia bodoh menyia-nyiakan orang sepertimu, dan jangan menjadi orang yang lebih bodoh dengan menangisi dia yang bahkan sudah tak mengingatmu."

"Makasih, aku merasa lebih baik sekarang. Kau memang sahabat terbaikku. Ah tidak kau sudah seperti adikku." ya aku hanyalah sahabat dan adik tak akan pernah lebih dari itu.

"Enak saja, kita seumuran mana bisa aku jadi adikmu."

"Tentusaja aku lahir bulan Maret dan kamu Desember,"

"Terserah kau selalu menang dariku."

Sejak aku menyadari ada perasan yang perlahan berubah, ada sebuah rasa takut kehilangan.

Rasa takut kehilangan bahkan saat aku tak merasa memilikimu. Karena tanpa kamu sadari kamu memiliki tempat tersendiri di hati ini.

"Lalu bagaimana denganmu?"

"Bagaimana apanya?" tanyaku tak mengerti.

"Orang yang kau suka, apa dia membalas perasaanmu?"

"Waktuku terlalu berharga untuk memikirkan itu,"

"Tapi Ana jika ada seorang pria yang menyakitimu bilang padaku, aku akan memberinya pelajaran."

Bagaimana jika orang itu kamu?

"Iya-iya bawel banget. Sudah seperti abang sungguhan saja."

Hal paling menyedihkan dalam hidup adalah ketika kamu bertemu seseorang yang sangat berarti bagimu tapi dia tak pernah melihatmu. Dan kamu hanya dapat diam membisu tak berani mengungkapkan rasa karena takut kehilangan.

You have one notification

Arsenio
Send a pict
Cantik gak?

Siapa itu? Pacar baru lagi?
Cepet amat perasaan baru kemaren lo putus.

Belum pacaran cuma deket aja
Resiko orang ganteng

Astaga pede banget anying



Tidak bisakah aku sekali saja menjadi lebih dari sahabat bagimu,

Sekali saja kamu melihatku sebagai perempuan yang bisa dicintai,

Sekali saja tatapan dan senyum itu hanya untukku.

Apakah terlalu mustahil untuk hal itu?

Langit senja kala itu menjadi saksi ada hati yang terluka saat melihatnya dengan perempuan lain. Dan ya aku hanya mampu melihatnya dari kejauhan.

Kadang aku ingin menggantikan posisi perempuan itu, perempuan yang mendapatkan hatimu, perempuan yang menguasai pikiranmu, tapi aku sadar itu hal yang mustahil.

=About Love=

Setiap hari bersamamu membuatku bahagia, saat kau ceritakan tentang dia ada bagian dari diriku yang marah. Harusnya aku sadar aku tak berhak untuk marah atau untuk iri sekalipun.

Semakin dekat kau dengannya, semakin jauh kita. Kau selalu menjaga perasaannya tanpa mau tau perasaanku.

Bukankah harusnya kau sudah terbiasa Ana?

Ya harusnya aku sudah terbiasa dengan ini, bukan sekali dua kali ditinggalkan. Karena rasa ini sudah berbeda dan aku tak hanya melihatmu sebagai sahabatku, jadi terasa lebih berat untukku. Tapi seberapa jauh kamu pergi pasti kamu akan kembali. Karena kamu selalu yakin aku ada dibelakangmu mendengarkan keluh kesahmu, karena aku adalah tempatmu pulang.

"Ana kau pernah bilang ada seseorang yang menarik perhatianmu. Aku sahabatmu bahkan aku tak tau siapa orang itu, dia sangat beruntung bisa dicintai oleh kamu."

"Seperti yang kubilang itu tak penting sama sekali."

"Tapi meski begitu kenapa tidak mencoba untuk mengatakannya? Dia pasti akan berpikir ulang untuk mengabaikanmu."

"Begitukah?"

"Ya coba hubungi dia katakan perasaanmu. Dan maaf ku harus pergi dulu ada janji dengan Ghea." katanya dan perlahan melangkah.

Entah kenapa aku bisa melakukan itu, aku menelpon orang yang kusuka, orang yang selama ini selalu membuatku berdebar ketika didekatnya.

Dia berbalik dan mengangkatnya, ya aku menelponnya. Dia Orlando Arsenio, sahabatku.

Tak banyak kata dia mematikan sambungannya dan berjalan menjauh.

KAU BODOH ANA!

Aku merutuki diriku berkali-kali. Sekarang apa kamu siap kehilangan dua sosok yang sangat berarti bagimu sahabat sekaligus orang yang kau cinta.

=About Love=

Sudah seminggu sejak saat itu aku tak melihatnya, aku berusaha menghilang dari pandangannya. Takut akan kenyataan yang kudapat.

"Ana," Suara itu, suara yang kurindukan.

"Cukup nikmati saja hubungan ini sebagai dua orang yang saling berbagi cerita, jangan ada urusan hati. Karena dijauhi kamu membuatku merasa kehilangan, apa egois jika aku meminta kamu untuk tetap disana,"

"Sen pada akhirnya pengabaianmu adalah alasan terbesar aku melepaskan perasaan ini. Jadi kamu tenang saja perlahan tapi pasti rasa ini akan hilang juga, " kataku menjawab pernyataan Arsen.

Ya dan begitulah kisahku entah sampai kapan rasa itu akan menghilang, karena masa depan adalah misteri bisa saja rasa ini semakin kuat atau malah melemah dan menghilang.

Yang kutau berada didekatmu dan menjadi sahabat terbaik bagimu adalah hal terbaik untuk saat ini.

-----------------------------------------------------------

Cieee update cieee 😂

Semoga masih ada yang baca short story ini. Dan ku harap kalian suka.

20 Mei 2018
Arunika_🐥

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 20, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

About LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang