Special Chapter IV - You're My Everything

6.2K 771 202
                                    

Kang Daniel adalah definisi dari kata Idaman. Semua hal yang biasanya dipuja dan diidamkan untuk menjadi kekasih ataupun suami ada pada diri Daniel. Ia tampan, ketampanannya diatas rata-rata. Ia Mapan, penghasilannya kini jauh dari kata cukup, bahkan berlebih. Ia Sopan, sikap dan tutur bahasanya sangat amat baik. Ia Perhatian, kepekaannya membuatnya tanggap pada perasaan orang yang ia sayang- iya hanya pada orang yang ia sayang saja. Karena sejatinya Daniel tidak peka pada sinyal-sinyal dan kode-kode yang orang lain berikan padanya.

"Niel, itu Divisi Kesekretariatan yang namanya Sana minta nomor ponsel kamu, aku kasihin?"

Daniel menutup berkas proposal pembangunan proyek di Gangnam, mendongak dan menatap Jaehwan rekan sekantornya yang baru datang. "Buat apa? Aku gak kenal yang mana orangnya lho."

"Lah, itu yang nyapa tiap pagi. Yang nawarin kopi tiap pagi." Jaehwan menggeleng heran, Kopinya diminum masa orangnya gak dikenali?

"Oh, itu toh. Siapa tadi namanya? Sana? Tapi buat apa? " Daniel acuh lalu mengambi ponselnya yang berada dipojok kanan, mendadak ia rindu seseorang.

"Dih kamu ya Niel, Kopinya diminum. Tapi kenal orangnya kagak, peduli juga kagak." Balas Jaehwan sewot, apa sulitnya sih bilang iya atau tidak kasih nomornya.

"Aku pikir dia orang dapur yang nawarin Minum. Eh Hwan, nih coba lihat Seongwoo kirim selcanya gemesin banget yah." Daniel menunjukkan sebuah foto selca seorang pria manis.

Jaehwan manggut-manggut, mengertilah ia mengapa Daniel acuh tak acuh pada semua orang yang bersikap perhatian padanya, bahkan ada yang mencoba mengambil hatinya terang-terangan seperti Sana. Ternyata sudah ada sosok yang menyita semua hati milik Kang Daniel.

"Kamu sayang banget sama dia ya Niel."

"Sayang banget."

"Sayang sampai taraf apa, sejauh mana."

"Sayang sampai pada taraf aku lebih rela ia menduakanku daripada meninggalkanku."

*

Sumpah, Daniel hanya asal berucap tadi.

Dia tidak ada niatan. Tapi tanpa sadar ucapannya adalah do'a.

Kini entah kenapa Seongwoo yang sedang ndusel-ndusel didada bidang Daniel meminta sebuah permintaan yang sangat amat memberatkan Daniel.

Seo Kangjun.

Daniel menghembuskan nafas berat. Pasalnya kini Seongwoo sangat bahagia sambil bersenandung kecil. Beberapa hari ini ia tidak berselera makan, tadinya Daniel hanya bilang mau menuruti apapun yang Seongwoo inginkan. Dan hal yang ia inginkan ialah masakan Kangjun. Tidak sampai disitu saja, Seongwoo bahkah request agar Kangjun masak dirumahnya. Diapartementnya.

Alasannya karena ia ingin mencium bau masakannya sepanjang hari.

Daniel tetaplah Daniel.

Ia menyetujui karena tidak ingin senyuman secerah matahari itu lenyap.

Sabtu pagi yang cerah, Seongwoo bangun terlebih dahulu. Ia membangunkan Daniel yang masih asyik diperaduan. Mengecup beberapa kali pipi kanan dan kiri suaminya itu bergantian, sampai sipemilik terusik dan menenggelamkan sipengganggu tidur kedalam pelukkannya.

"Aku sayang banget sama kamu Daniel."

Seketika mata Daniel terbuka. Iya, ucapan Seongwoo barusan itu bukanlah tanpa arti. Karena hari ini Kangjun untuk pertama kalinya akan bertandang ke apartemen mereka. Menjajah wilayah teritorial Daniel, asal jangan merebut Seongwoonya juga. Jangan sampai.

"Sudah yah Niel, aku bersih-bersih rumah dulu. Gak enak nanti kalau dilihat tamu."

Setelah lepas dari kungkungan Daniel, Seongwoo berjalan keluar kamar sambil mengusap-usap perutnya.

One Day  🐾 OngNiel [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang