Dulu,
Kalau saja Seongwoo tidak diminta Jonghyun untuk pindah tugas kerja di Busan, bisa saja ia dan Daniel tidak bertemu saat ini.Juga kalau saja Jisung tidak memindahkan shift Daniel dari pagi menjadi malam, bisa jadi mereka adalah dua orang yang tidak saling mengenal saat ini.
Takdir seindah itu,
Mempertemukan dua orang dalam keadaan yang mustahil menjadi mungkin. Menyatukan dua sosok yang berbeda dalam sebuah perasaan, serta mengikat dua kisah menjadi sebuah kisah perjalanan mereka sendiri.Menyatukan perbedaan, berbagi pemikiran, juga saling memahami perasaan. Karena tetap saja, dua orang yang berjodoh pun memiliki ego dan pola pikir masing-masing.
-
Pasangan manis itu kini sudah melewati hampir satu tahun ikatan pernikahan. Banyak hal yang telah dilalui bersama, dalam suka-bahagia tak terbendung maupun duka-pertengkaran kecil yang tak luput dari setiap pasangan.
Bisa dibilang mereka telah melewati satu tahap penting, dan saat ini mereka masih terus belajar satu sama lain. Karena kedepannya akan lebih banyak permasalahan yang mungkin akan datang menghampiri.
Usia kandungan Seongwoo sudah menginjak tri semester ke-3. Semester penantian akhir. Perutnya juga lebih besar, sampai-sampai ia kesulitan melakukan beberapa aktivitas seperti mengambil barang yang jatuh.
Seongwoo sendiri sudah tidak bekerja lagi sejak beberapa bulan lalu. Daniel dengan tegas meminta Seongwoo berhenti, yang membuat Seongwoo ciut dan mau tidak mau menuruti kemauan suaminya itu.
Meskipun begitu, Daniel juga lebih banyak meluangkan waktu untuk Seongwoo, sekedar meneleponnya saat makan siang ataupun saat ia memiliki waktu senggang. Karena ia tahu, Seongwoo pasti bosan bila hanya berdiam diri dirumah saja.
Seperti siang ini, sebelum menikmati makan siangnya ia menelepon Seongwoo sekedar memastikan pasangannya itu makan dengan baik.
"Halo cintaku."
"Halo juga daddy-nya Green."
Daniel terkekeh diseberang telepon, pipinya bersemu merah. Lucu, padahal kata-kata itu amat sering diucapkan Seongwoo.
"Apakah kesayangan Daddy sudah makan siang?" Daniel mulai membuka kotak bekal makan siangnya yang disiapkan Seongwoo sejak pagi.
"Eung.." dengung Seongwoo sebelum menjawab.
"Belum makan yah, apakah baby Green ingin makan sesuatu yang lain? Biar Daddy pesankan." Daniel tahu kebiasaan Seongwoo, bila ia mendengung sebelum berkata-kata, kemungkinan ia akan menjawab dengan kebohongan agar Daniel tidak marah.
"Ice cream. Green mau makan ice cream." Sahut Seongwoo antusias. Ia membayangkan 1 cup besar ice cream akan dibelikan Daniel sore ini.
Daniel berdecak, meletakkan sumpit yang tadi sudah ia genggam. "Sayang, kemauannya Green jangan semua diturutin. Ice cream itu tidak baik bila dikonsumsi terlalu banyak. Kamu lupa minggu lalu kamu demam dan flu karena makan ice cream?"
Seongwoo terdiam, ia juga masih ingat bagaimana rasanya pusing dan hidungnya meler hampir satu minggu. Tapi tetap saja, rasa rindunya pada ice cream tidak terbendung.
"Sayang.." panggil Daniel merasa perkataannya tidak dijawab. "Katakan apapun selain Ice cream, mungkin Green ingin matcha? Maccaron? Nanti biar aku mampir ke Aurora." Jangan heran, sejak kejadian Kangjun masak di apartemen mereka, Daniel sudah mulai menjalin hubungan baik pada Kangjun.
"Niel.."
"Iya katakan. Apapun."
"Yang mau Ice Cream bukan Green."
KAMU SEDANG MEMBACA
One Day 🐾 OngNiel [END]
FanfictionOngNiel- BxB, Yaoi area Tentang perjalanan Ong Seongwoo dan Kang Daniel, Dimulai dari ONE DAY trip Train to Busan, Hingga... Photo cr: Owner, not mine, google