Warn: Sedikit kontent Dewasa
Yang belum 17 tahun, bisa skip story ini
Terima Kasih atas kebijakannya.☕
Saat ini Seongwoo tengah menangis tersedu-sedu.
Tangis dalam artian haru dan bahagia. Pasalnya Minhyun yang mengajak bertemu di café favorite mereka malah memberikan sebuah undangan.
"Hyun jahat, kenapa gak bilang sama aku rencana nikahnya? Aku kan bisa bantu-bantu kamu banyak." Rengek Seongwoo seraya mengelap hidungnya yang berair.
Minhyun hanya terkekeh, "Karena itu aku malas bilang sama kamu Woo, aku yang nikah nanti kamu malah yang super sibuk."
"Aku temen kamu, ya panteslah ikut sibuk." gerutu Seongwoo masih tidak terima.
"Kamu tidak sendiri lagi sayang, sudah ada baby Green. Kamu harus fokus sama baby Green. Aku hanya butuh semangat dan doa kamu saja." Minhyun mengelus pipi Seongwoo lembut. Seongwoo yang mencebikkan bibirnya tidak terima hanya bisa misuh-misuh.
"Tapi kan minimal aku bisa nyariin referensi buat kamu Nyunn..."
"Daniel sudah bantu banyak. Masalah lokasi, EO, bahkan cetak undangan dia bantu semua."
"Jadi Daniel juga sudah tahu nih? Cuma aku yang gak dikasih tahu?" Seongwoo bersedekap, memalingkan wajahnya kesal. Bagaimana bisa suaminya pun merahasian ini darinya.
Duh gawat, Nyonya Kang ngambek.
*
Daniel sampai di apartemennya tidak terlalu larut. Ia melonggarkan dasi yang kian mencekik. Lampu tengah menyala. Seongwoo terlihat duduk menonton televisi sambil mengunyah popcorn, seolah acuh akan kepulangan suaminya.
"Baby, daddy pulang.." ucapnya setengah berteriak, seolah mengalahkan suara televisi yang cukup kuat.
Seongwoo tak bergeming, masih sibuk mengunyah.
Daniel menghambur kearah penyemangatnya, merengkuh tubuh yang sudah bertambah bobotnya itu kedalam pelukannya. "Daddy pulang tidak disambut hiks, Green apakah Daddy tidak lebih menarik daripada popcorn?" Daniel ndusel-ndusel diperut Seongwoo, hingga tempat popcorn yang tadinya berada dipelukkan Seongwoo kini berpindah tempat.
"Green ngambek gak mau ngomong sama daddy." Jelas Seongwoo dengan bibir yang mengerucut lucu.
Daniel mendongak, ia gemas melihat ekspresi lucu Seongwoo yang membuat suasana hatinya membaik.
"Kenapa Green ngambek? Daddy salah apa sayang?" Daniel mengelus dan mengecupi perut Seongwoo.
"Gak boleh cium-cium. Green ngambek daddy main rahasia-rahasiaan sekarang." Seongwoo mendorong lembut wajah Daniel dari sekitaran perutnya.
Daniel mensejajarkan tubuhnya dengan Seongwoo, memandang teduh wajah memesona suaminya itu. "Daddy rahasiain apa coba?"
Hening..
"Hei sayang.." panggil Daniel..
Masih hening..
Daniel dengan lembut menarik dagu Seongwoo agar menoleh kepadanya.
Seongwoo masih memasang wajah jutek. Ia menarik nafas panjang.
"Kamu ya Niel, Minhyun dan Hyunbin itu sahabat aku. Kenapa kamu malah minta mereka rahasiakan acara mereka dariku? Kenapa coba? Mana lagi bawa-bawa Green sebagai alasannya."
Daniel memiringkan wajahnya sambil berdehem, menantikan omelan Seongwoo.
"Mereka itu udah berjasa banget buat aku. Buat kita. Kenapa malah aku dikecualikan dari berita bahagia ini coba? Aku cuma dikasih undangan? Apa aku tamu?" omel Seongwoo lagi, nafasnya menderu tidak teratur. Ia kesal dan marah. Kesalnya pada Minhyun tidak terlampiaskan dan kini ia limpahkan pada Daniel.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Day 🐾 OngNiel [END]
FanfictionOngNiel- BxB, Yaoi area Tentang perjalanan Ong Seongwoo dan Kang Daniel, Dimulai dari ONE DAY trip Train to Busan, Hingga... Photo cr: Owner, not mine, google