Day 2

14.9K 1.7K 148
                                    

Korea Selatan,

Musim dingin pertengahan November.

Pria berbadan tegap dengan bahu yang lebar itu meneguk kopi hangat yang baru ia beli di Toserba yang buka 24 jam sebelum ia ke stasiun. Tangannya melirik ke arah arloji yang menunjukkan tepat pukul 5.30am, masih terlalu pagi, pikirnya.

Tubuhnya begitu lelah, matanya juga mengantuk. Rutinitas biasa, tapi anehnya hari ini Daniel begitu bersemangat hingga ia menyempatkan diri membeli sekaleng kopi untuk menyegarkan pikiran dan matanya. Dingin yang menyeruak itu membuat Daniel mengigil. Beberapa kali ia menoleh kearah kiri berharap seseorang datang menghampirinya.

Seolah doa nya terkabul, muncul sosok pemuda yang berjalan dengan santai. Senyuman terkembang tepat setelah mata mereka bertemu.

"Ong, pagi yang indah."

"Pagi yang dingin Daniel-ssi."

Daniel terkekeh, Seongwoo begitu realistis.

"Sudah sarapan?" Daniel menatap Seongwoo yang tengah memakai sarung tangannya.

"Belum sih, masih terlalu pagi. Aku tidak biasa sarapan."

Mata Daniel mengamati tubuh Seongwoo, semua orang pasti sepakat kalau Seongwoo telihat kurus, hingga Jawline Seongwoo tampak begitu jelas-adalah bagian favorit Daniel setelah 3 rasi bintang di pipi Seongwoo.

"Kenapa? Apakah kau menjelekkanku di dalam hati? Karena aku begitu kerempeng? hum?" Seongwoo menyipitkan matanya, merasa risih ditatap Daniel begitu lama.

Yang ditegur hanya tertawa, "Tidak, hanya saja kau begitu tampan. Pantas saja Pacarmu terlihat begitu menyayangimu." 

Raut wajah Seongwoo berubah, Daniel merutuki mulut dan otaknya yang begitu terus terang.

"Dia, bukan pacarku " jelas Seongwoo dengan raut wajah sedih.

Ada kelegaan di hati Daniel, tapi entah kenapa melihat ekspresi Seongwoo membuat hati Daniel ikut sakit.

"Kau menyukainya?" sumpah demi apapun, Daniel begitu berani sekarang. Walaupun ia sadar saat ini hubungan mereka belum sampai pada taraf untuk menceritakan masalah pribadi.

Yang ditanya hanya diam saja, tapi Daniel merasa sudah mendapat jawaban dari diamnya Seongwoo.

"Kau suka Cokelat atau Vanilla?" berusaha memecah keheningan diantara mereka Daniel menyodorkan sekantung plastik yang berisi roti. 

"Mocca" sahutnya sambil mengambil 1 bungkus roti cokelat.

"Baiklah, besok aku beli rasa Mocca untukmu"

Mereka tertawa sambil menikmati roti pagi yang mengisi perut kosong sampai Kereta api yang akan menuju Busan tiba.

__***__


"Daniel-ssi kerja apa sampai pagi hari begini baru pulang?"

Seongwoo mencoba memulai percakapan diantara mereka. Sebenarnya kemarin ia penasaran, tapi rasa kantuk mengalahkan rasa penasarannya.

"Aku bekerja disebuah Perusahaan Konstruksi, sebenarnya 24 jam beroperasi. Tapi baru kemarin aku dipindahkan di Shift malam, karena mereka tahu aku sering terjaga saat malam." Jawab Daniel antusias, ia senang Seongwoo penasaran tentangnya.

"Kalau dirimu Ong?"

"Perusahaan entertain, milik Jonghyun. Baru buka cabang di Busan. Dan ia minta aku untuk membantunya. Dan kemarin aku menyetujui sebagai hari pertamaku."

Mendengar pengungkapan Seongwoo membuat Daniel rendah diri. Jonghyun memiliki perusahaan yang berarti ia sudah mapan. Sedangkan Daniel sendiri masih bekerja dibawah perintah orang lain.

One Day  🐾 OngNiel [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang