Epilog - Akhir

6.9K 821 153
                                    

" Kau hadir, saat aku meminta sosok terbaik dalam doaku.

Kau datang, saat aku berharap pasangan dihari sulitku,

Dan Kau selalu disisiku disaat aku membutuhkamu "

Kang Daniel belum pernah merasa sesempurna ini sepanjang hidupnya. Seolah semua yang butuhkan hadir dalam satu paket, satu orang bernama Ong Seongwoo yang sekarang sudah resmi menjadi miliknya.

Bayang-bayang pasca menikah yang sebelum ini ia pikirkan berdasar cerita rekan kerja yang sudah menjalin biduk rumah tangga bertahun-tahun menakutinya. Seolah menjadi momok membuat ia was-was. Tidak main-main, para ahjussi itu bercerita kalau pasangan mereka berubah sejak menikah, semua sifat asli akan muncul satu per satu, bahkan tidak ada lagi kata manis dan romantis diperjalanan pernikahan mereka. Ditambah lagi pertengkaran yang tidak akan bisa dihindari. 'Dia, akan menjadi sosok yang tidak kau kenal' ucap mereka, entah menakuti Daniel atau hanya memberikan peringatan dini pada pengantin baru itu.

Beberapa bulan Daniel bahagia, sangat bahagia. Seongwoo-nya tetaplah Seongwoo yang ia kenal. Tidak berubah sedikitpun. Dan ia berharap Seongwoo seperti ini untuk selamanya.

Namun tetap saja, saat dua orang lain bersatu, dua orang yang memiliki pola pikir masing-masing disatukan, terdapat perbedaan. Perbedaan kecil atau besar. Tergantung bagaimana dua orang tersebut menyikapinya. Daniel dan Seongwoo menyikapi hal itu dengan sangat baik, mereka meleburkan perbedaan hingga yang tercipta hanyalah keharmonisan.

Tapi ada satu hal yang Daniel masih belum sepaham dengan Seongwoo. Dan ia masih menahan dan mengalah. Persoal Seongwoo yang sangat mencintai pekerjaannya.

Bukannya Daniel membenci fakta kalau Seongwoo mencintai pekerjaannya, namun karena hal itu Seongwoo kerap kali terlihat sangat kelelahan. Terlihat dari wajahnya sepulang berkerja, walaupun ia tutupi sebaik mungkin dengan senyuman untuk suaminya, tapi Daniel tahu. Sangat tahu.

Sepulang berkerja yang paling cepat pukul 5 sore, namun sering kali ia pulang sampai pukul 7 malam, dan ia masih menyempatkan untuk berbelanja dan memasak makan malam untuk mereka. Raut lelah ia sembunyikan, berganti dengan senyuman bahagia saat Daniel makan dengan lahap. Daniel selalu melahap dan memuji masakan Seongwoo, setidaknya dengan ini Seongwoo terlihat puas dan bahagia.

Daniel menahannya, perasaan tidak nyaman saat Seongwoo kelelahan Daniel berusaha tahan. Karena berulang kali ia mengajak Seongwoo bicara baik-baik untuk berhenti bekerja atau mempekerjakan asisten rumah tangga ditolak mentah-mentah oleh Seongwoo.

Sampai saat kemarin Seongwoo yang hampir tumbang saat menyiapkan makan malam.

Beruntung ada Daniel yang dengan sigap menahan tubuh Seongwoo sebelum bertemu lantai.

"Kamu tidak apa-apa? Bagian mana yang sakit?" tanya Daniel sesaat telah merebahkan tubuh Seongwoo di ranjang King size mereka.

"Aku hanya lupa makan siang tadi, karena ada beberapa pekerjaan mendesak. Aku tidak apa-apa Niel, Sungguh." Ucap Seongwoo lemah, terdengar seperti ia bahkan tidak memiliki tenaga lagi.

Daniel berdecak, mengusak surainya frustasi. "Aku kan sudah bilang kamu berhenti berkerja saja, aku yakin aku mampu untuk menghidupimu Seongwoo-ya." Daniel memalingkan wajahnya. Nada suara Daniel terdengar sangat tegas, raut wajahnya juga datar, ia serius dengan ucapannya saat ini.

Ingin sekali Seongwoo memberi argument saat ini, namun ia tidak memiliki tenaga lagi untuk beradu argument dengan suaminya itu.

"Maaf.." ia memejamkan mata, hingga sebulir airmata mengalir dari sudut matanya.

One Day  🐾 OngNiel [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang