Prolog

7K 402 11
                                    

Langit sore kota Seoul tampak diselubungi awan gelap. Tetes demi tetes air kian menyerbu hingga membentuk fenomena yang dinamakan 'hujan'.Disaat yang sama, seorang perempuan memasuki sebuah cafe bernuansa vintage tersebut. Matanya memandang ke sekitar seperti mencari seseorang.

Akhirnya netra gadis itu terfokus pada laki-laki yang menggunakan pakaian serba hitam dilengkapi masker dan topi. Sesaat gadis itu tersenyum lalu berjalan dengan anggun. Hentakan high heels menjadikan gadis itu sebagai pusat perhatian. Selain karena kecantikannya, juga karena pakaian yang ia kenakan terlalu 'minim' layaknya seorang model.

Baik si lelaki maupun gadis itu hanya diam beberapa saat. Terlihat gadis itu mengaduk coklat panas tanpa menyadari pria dihadapannya tengah memandangnya dengan tajam. Tangannya mencari sesuatu di dalam saku hoodienya, lalu mencampakkan benda tersebut dengan keras hingga membuat gadis itu terkejut.

"Jelaskan ini apa maksudnya!", ketus pria itu.

Gadis dengan rambut cokelat gelombang itu mengambil benda yang dihentakkan di atas meja barusan,

sebuah foto.

"Dia hanya rekanku,", jawabnya selembut mungkin.

"Rekan? Pelukan seperti ini kamu bilang hanya rekan?"

"Aku berani bersumpah dia partnerku untuk cover majalah bulan ini. Kamu tau aku seorang model, kan? Lalu apa yang salah?", omel gadis itu.

"Kamu tanya apa yang salah? Cowok mana yang suka jika pacarnya melakukan skinship seperti itu!"

Bentakan pria itu mengakibatkan mereka menjadi pusat perhatian, namun mereka tidak peduli.

"What's wrong with you? Kamu juga sering memegang tangan wanita lain setiap kali fansign! Apa aku pernah mempermasalahkannya?", balasnya itu tidak kalah sengit seakan-akan ia mulai tersulut emosi.

"Baiklah! Perempuan selalu BENAR! Kalian melakukan semuanya sesuka hati tanpa memikirkan perasaan orang lain!"

Gadis itu mengepalkan tangannya. Rahangnya mulai mengeras tatkala pria dihadapannya mulai mengungkit masalah gender.

"Kamu bahkan memakai pakaian minim dan selalu melakukan kontak fisik pada setiap partner modellingmu!" omel pria itu lagi.

"Kamu juga sibuk dengan konsermu! Apa pernah kamu meluangkan sedikit waktu untuk menelpon atau mengirimkan pesan padaku?!"

Deras hujan yang turun tidak mampu meredam api emosi yang tersulut oleh sepasang kekasih yang sedang bertengkar ini.

"Aku juga tau akhir-akhir ini kamu juga dekat dengan orang di agensiku!" teriak gadis itu untuk kesekian kalinya

Pria itu menghela nafas, sejenak ia menyandarkan punggungnya lalu kembali duduk tegap.

"Aku ingin kamu berhenti dari pekerjaan itu kalau masih mau kita punya hubungan!"

Gadis itu menunduk. Sedetik kemudian ia mengangkat wajahnya dan tersenyum tipis dengan penuh arti.

"Kamu tidak mau mendengarkan penjelasanku dulu. Ini udah kesekian kalinya kita bertengkar. Aku rasa kita sama-sama egois. Aku capek dicurigai terus, dan kamu juga kan?", ujar gadis itu.











"Terimakasih untuk 3 tahunnya, lebih baik kita berhenti sampai disini."









"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Our Scenario (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang