5 [ pertemuan ke 2 ]

2 0 0
                                    

Hari ini adalah hari yang ke 3 bulan aku bekerja di rosr hospital   dan selama 3 bulan pula aku menjadi psikiater nonya liliana .

Setelah saling bercerita dan kini kami sudah seperti seorang ibu dan anak , ia sangat baik  dan ramah , perlahan lahan pnyakit SAD nya pun mulai bisa terkendali .

Aku slalu membawanya ke taman belakang rimah sakit  , awalnya nyonya liliana sangat ketakutan , namun setelah terbiasa ia pun mulai tenag berada di keramaian .

" pagi bibi ! " sapaku pada bibi elsa yang sedang menata makanan di atas meja makan .
" pagi nona , hari ini nona sangat rapi dan lebih bersemangat , beda dari hari yang debelumnya ." ia berkata sambil memandangiku dari atas sampai bawah .
" ah   biasa saja kok bi .
Yasudah lah mari kita sarapan ."

Selesai sarapan aku langsung menuju rumah sakit .
Selama 1 bulan ini aku sudah di bolehkan ayah membawa mobil sendiri .

Sesampai di rumah sakit ,aku langsung menuju ruangan ku  .
Seperti biasa , beberapa pasien sudah mengantri di depan ruanganku dengan memegang no antriannya .

Dengan sabar dan telaten aku mulai Memeriksa satu per satu pasien yang datang .

" berikutnya ." Ujar seorang suster yang berada di depan pintu . lalu masuklah  seorang wanita tua ,

" siang nyonya " sapaku dengan ramah dan senyuman yang mengembang .
" siang dr . "
" bagaimana nyonya , apakah obat mu slalu kau minum .? " nyonya vogund adalah seorang pasien ku yang mengidap pobia terhadap gelap , umurnya 45 tahun dan ia hidup brrsama seorang cucu perempuannya .
" sudah dr  , dan aku rada sudah mulai ada kemajuan dari minggu kemarin , bahkan aku juga sudah tak takut lagi dengan gelap . "
Ujarnya dengan mata berbinar
"wah   syukurlah , kle begitu dosisnya aku kurangi , jangan lupa minum vitamin dan istirahat yang cukup . " ,
Aku memberikan sekantong obat untuk nya .
" terima kasih dr , Kalaw begitu saya permisi dulu . Sampai jumpa dr " ia berlalu sambil melambaikan tangannya , yang ku balas dengan anggukan dan senyuman .

Setelah jam praktik ku selesai , aku langsung menuju kamara 192 , ya itu kamar nyonya liliana .
Selama aku menjadi psikiaternya , aku merasa nyaman berada di sampingnya . Aku merakan kehadiran sosok seorang ibu di dekatku .

Setelah berada tepat di depan pintu kamar nya   aku mengetuk pintu kamar dan membukanya perlahan .

" selamat siang nyonya liliana !"
sapaku hangat yang di balas pelukan oleh nya .
" ow , putri ku akhirnya kau datang juga sayang , momy sudah menunggu mu cukup lama   momy merasa kesepian tanpamu sayang ." ia mengelus rambutku dengan sayang .
" maafkan aku momy , pasien ku hari ini bertambah , makanya aku agak sedikit lama tadi .
Em apakah momy sudah makan ?"
" belum , momy tidak akan makan tanpa putri ku yang manis ini !" aku merasa tersanjung oleh perkataan nya tadi , sungguh aku merasa sangat nyaman berada di dekatnya .
" baiklah kalaw begitu , ayo kita makan " akupun menuntun nya ke ketaman sambil membawa senangkan nasi dan lauk pauknya .

aku dengan sabar menyuapinya , hingga makanan nya habis   dan aku memberikannya obat .

Setelah itu kami pun duduk di tepi kolan ikan di pinggir taman .

" apakah kau sibuk nanti putri ku ?" ia bertanya dengasuara yang halus.
" tidak ! , memangnya ada apa momy ?" . aku bertanya dengan wajah penasaran .
" aku ingin memperkenalkan putraku padamu , apakan kau mau ?" tanpa pikir panjang akupun menganguk setuju , bagai mana pun ia adalah pasien ku yang harus aku senangi . Termasuk mengikuti kemauannya .
" baiklah , aku akan bertemu putra mu nanti . " senyuman nya pun mengenbang tanpa henti , sampai sampai seluruh perawat yang lewat pun ia sapa dengan sopan .
Sungguh pemandangan yang indah melihat seorang penderita SAD melalukan sosialisasi dengan tenang .

My Name is Brenda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang