Chapter 19 (specially with swagy father)
"Jadi my son sedang patah hati?"
Lucas mengangguk sembari menyeruput es tehnya. Papahnya menghela nafas panjang "sudah besar rupanya kamu nak. Padahal dulu bocah ingusan yang sering main di ruangan kerja papa."
"Lucas sadar mengenang masa kecil lebih indah daripada mengenang mantan."
Sang papah-Malik tertawa mendengar celutukan anakanya "jadi kamu ingin curhat apa?"
Lucas tuh hobi banget curcol sama malik, kalau sang kakak sih enakan sama mamah. Back to the topic
"Lucas udah mutusin pacar lukas yang namanya iren."
Ayahnya menyemprotkan es jeruknya "kamu pacaran sama irene red velvet iya? Wah ngegas ya kamu." Lucas semakin pening kan "enggak papaahhh."
"Oh oke lanjut,"
"Tapi lucas bingung, soalnya lucas masih sayang sama mantan lucas."
"Astagfirullah." Kini malik tersangkut tulang ikan untungnya masuk lagi.
"Kenapa kamu mutusin iren?" Tanya malik penasaran
"Karena aku ngerasa kalau aku mainin hati dia, jadiin dia pelarian sementara, jadi lucas berhenti buat nyakitin dia lagi." malik mengangguk dan mengepalkan tanganya "yoo my son, tos dulu. Ini baru anak ayah."
"Kamu ga boleh mainin perempuan, bagi ayah mereka itu permata, tidak boleh rusak dan tidak boleh hilang. Liat mama kamu ayah perlakukan seperti ratu sama seperti ayah perlakukan nenek kamu. Bahkan ayah rela dijadiin babu gapapa."
"Loh kok jadi ayah yang mau mewek sih?"
"Sorry my son. Ayah khilaf hehe."
"Jujur lucas mau melow tapi ayah bawaanya bikin ngakak mulu sih." Malik tertawa "maapkan atuh, ayo lanjut."
"Menurut ayah keputusan aku udah benar?"
"Benar sekali, kamu hebat tidak ingin menyakiti keduanya, kamu bertanggung jawab. Ini baru my son."
"Kalau gitu lucas ingin pindah sekokah ke tempat jauh."
Malik mengangguk dengan tenang "bilang ke ayah mau ke saturnus, uranus, apa venus sekalian?"
"Ya allah ayah ga keluar bumi juga kali. Dimana pun asalkan jangan di sekolah itu lagi. Lucas gak mau nyakitin mereka berdua dan ini salah satu cara agar lucas bisa ngelupain mantan."
"Mantan kamu siapa sih? Sampai bikin kamu segininya."
"Lora. Lora Adriana."
Pftttttsttt
Sabar lucas tuh kena semprot sang ayah, kane.
"Ya ampun anak sahabat ayah itu, my son ini gimana sih?" Lucas kaget astaga "selama ini ayah kira Lora siapa, Lora Chintia Bella atau Cinta Lora padahal mah Lora Adriana Allahuma kamu kenapa gak ngomong sih dari dulu?"
"Kan ayah bisa jodohin kalian langsung, dari dulu tuh ayah pengen satuin kalian berdua tau ga? My son ini pelanggaran sekali."
"Tapi yah, lucas udah sakitin dia."
"Lucas sayang sama dia sampai sekarang?"
Lucas mengangguk lesu "pertahanin, jangan sia-siain dia kas. Jika itu yang terbaik buat kamu kenapa tidak?"
"Dia pasti gak mau sama lucas lagi. Lucas udah mainin hati dia yah, buat dia nangis, buat di sakit. Dan seenak jidatnya lucas ajak balikan? Gila apa yah?"
"Menurut kamu dia masih sayang sama kamu?"
"Ga tau."
"Ye dasar tutup kerupuk!"
Malik mengelap mulutnya menggunakan tisu "saran ayah, kalau kamu masih sayang apa salahnya berjuang? Kamu ga tau kan perasaan dia kaya gimana? Siapa tahu dia masih nunggu kamu, kamu jangan langsung putus asa nanti bukan anak ayah lagi."
"Lucas keliatan pecundang nanti."
"Dengan kamu memilih pindah itu namanya pecundang lari dari kenyataan. Selesain masalah ini baik-baik sama dia, kamu pikir dengan perginya kamu gak akan ada yang tersakiti? Ada kas banyak. Termasuk lora juga."
Malik memegang bahu lucas "kalau dia benar-benar nolak kamu, kamu minta maaf sama dia dan ayah ngizinin kamu buat pindah sekolah."
Lucas mendengus "kalau dia terima aku, nanti iren gimana?"
"Astaga kamu ini player ya?"
"Bukan yah, nanti dia juga sakit."
"Kamu baik tapi jadi kaya playboy gitu ya." Sindir sang ayah
"Tutup mata kamu dan liat siapa duluan yang ada di pikiran kamu." Lucas setuju "lho lho kok ayah yang pertama muncul?"
"pengen ayah jadiin lalapan?" Ucap malik sembari membelah kacang panjang dengan tangan
Lucas terkekeh "iiiii-"
"Iren?"
"Innalillahi! Yang muncul duluan lora yah."
"Sip." malik menarik seragam anaknya keluar dari warteg "selesaikan masalah ini, gak ada salahnya berjuang dan ayah yang akan bicara langsung sama iren. Bila perlu iren buat kakak kamu aja."
Yoweslah ga adik yg penting kakak mantap ren
Lucas terlihat bersemangat setelah dorongan ayahnya " siap komandan!" Saat lucas hendak pergi, malik menarik kemejanya "apalagi komandan?"
"Not komandan but yoo father."
Lucas terkekeh "satu lagi telfon mama, minta doa." tambah malik. Lucas patuh lagi "halo mah ini lucas anak mama bukan anak gigi hadid. Lucas mau minta doa mama."
"Kamu mau kemana sayang?"
"Mau berjuang buat dapetin sesuatu yang akan jadi menantu mama."
"Pulang kas kamu mau kawin? Astaga kita bisa bicara baik-baik."
Lucas meringis "bukan mau kawin mah, mau perjuangin cinta lucas yang renggang."
"Rapatin ya sayang. Mama doain biar jalanya mulus. Hati-hati kamu awas ditabok, kalau ditabok--"
Ada jeda
"Kalau ditabok mama ngapain?"
"....mama ngetawain disini lah, hahaha."
Lucas be like :")))
"Lucas sayang mama, Assalamualaikum."
"Yo father udah." Malik memberikan jempol "ayo sana perjuangin cinta kamu. Tapi inget kerja dulu baru bole nikah."
"Iya ayah astaga."
Lucas berlari menjauh namun suara malik membuatnya berhenti "Lucas!"
"YA AYAH?"
"FIGHTING MY LITTLE SON!" malik membentuk hati dengan kedua tanganya lalu letakan di atas kepala, tau kan itu?
Lucas tersenyum cerah "THANKIES TO MY AMAZING BAPAKE IN THE WORLDWIDE!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear You, My Ex.
Teen Fiction"We began with honesty Let us end in it too." -dear you, my ex. Ending: 21 april 2018