10°

108 18 2
                                    

CHAPTER 10

Lora mengerjapkan matanya beberapa kali. Tadi memang benar lucas membawanya ke uks tetapi karena asik menjalani aktingnya lora tidak sengaja tertidur pulas.

Lora membuka matanya dan tidak menemukan cahaya apapun, ia seperti berada di dalam sebuah tempat gelap dan bau debu mulai masuk ke dalam hidungnya.

"Ini gue dimana? Masa karena boong dikit aja udah di neraka? Gak mungkin kan. Mama tolong lora," mewek lagi kan gais

Lora mencari-cari keberadaan pintu, dia yakin seseorang melakukan ini padanya tapi kalau itu perempuan masa dia kuat gendong lora? Berarti pelakuknya cowok? Ga mungkin kan lucas?

Lora menangis sembari berteriak minta tolong "TOLONG WOI TOLONG, GUE KEKUNCI, SIAPAPUN DI LUAR SANA TOLONG MAU LO SETAN KEK-EH JANGAN GUE TAKUT SETAN. TOLONG PLEASE GUE SUSAH NAPAS."

Hasilnya nihil tidak ada yang mendengarnya.

"len, lora udah balik?"

"Hah? Tasnya aja masih di kelas. Dari jam pertama sampai jam terakhir dia ga nongol." Lucas panik "tadi gue cek di uks ga ada."

Lucas mengacak-acak rambutnya. Cowok itu berlari kesana-kemari untuk mencari keberadaan lora hingga iren menghampirinya "gue lupa kas, tadi lora titip pesan ke gue katanya dia balik duluan, takut dicari kepsek karena boong."

Lucas menghembuskan nafas lega "syukurlah gue kira dia kenapa-kenapa."

Helena yang mendengar itu, sedikit curiga namun ia mencoba berpikir positif "yaudah nanti tasnya gue yang bawa pulang aja." Lucas mengiyakan helena

"Kas boleh nebeng ga?"

Lucas sedang berbaik hati "iya boleh."

Sedetik itu juga helena mencium aura kemodusan.

Di tempat lain lora masih saja menangis, suaranya serak karena berteriak dari tadi. Nafasnya tersenggal-senggal oksigen di dalam ruangan ini benar-benar seperti karbondioksida.

"Tolongin gue." Suaranya semakin pelan tapi yang namanya lora dia tidak akan menyerah. Dia berdiri dan "yak kame-kamehaa!"

Bruk!

Bukan pintu yang tebuka dia yang terpental "aw sakit, mama papa. Gimana nasib lora ini?"

Lora duduk memeluk lutunya, ruangan yang hanya diterpa sedikit cahaya matahari ini membuat lora masih bersyukur karena sepenuhnya tidak gelap, ia kan takut gelap takut setan di conjuring ada.

"Siapa sih yang ngunciin, sok drama banget sih lo tai." Lora tetap mengomel dalam keadaan serumit ini

Sang gadis jika kesusahan IQ-nya akan berdiri ini terus mencari cara. Ada jendela kecil di ujung sana, geser ke kiri ada tangga, ke kanan dikit ada matras. Lora senang

Lora menarik tangga tersebut dengan sisa tenaganya lalu ia hamparkan matras di dekat tangga tersebut. Gadis itu mulai menapak di anak tangga pertama "bismillah, semoga abis ini gue jatuhnya ke atas aja jangan ke bawah"

Lora membuka jendela tersebut dan melihat ke bawah, tidak terlalu tinggi rupanya, dia bisa saja loncat dari situ dan tembus ke bagian belakang sekolah.

Dibully berasa sedang dikasih misi petualangan ya teman-teman -lora gadis pantang menyerah

Lora mengait jendela itu dan mengeluarkan kaki kananya "ah jangan posisi gini nanti aurat keliatan, hadep belakang aja ya." Alhasil dia keluar dengan cara badan depan menempel di tembok biar jatuhnya gak sadis-sadis amat.

Bruk! Duagh!

"Alhamdulillah, sukses badan gue encok hari ini." Lora menepuk-nepuk roknya lalu tersenyum miring "pahlawan lora akhirnya berhasil keluar dari rintangan maut, jengjengjeng."

Tak hanya lucas rupanya lora juga sedikit tergeser otaknya.

Dear You, My Ex.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang