Chapter 14
Pulang sekolah lora menuju dermaga tempat dimana lucas biasa mengajaknya, kini dermaga itu berbeda sudah seperti sebuah tempat romantis lainya. Kenapa begitu? Karena papa lucas sudah campur tangan untuk membangun eksitensi dermaga tersebut
Akibat anaknya sering di laporkan berkunjung ke tempat itu membuat sang papa menjadikan dermaga itu semakin menarik.
Stand makanan dan minuman ada disana, sang papa tahu kalau sang anak galau pasti butuh makanan yakali makan angin aja.
Beliau itu sangat menyanyangi putra-putranya, warisan saja sudah beliau bagikan secara adil. Sang adek mainya dermaga sang kakak mainya danau nah karena ada 2 anak beliau, beliau pun membangun tempat tersebut menjadi tempat yang classy, elegant, dan extraplusordinary.
Lora membeli es krim cone dan duduk di bangku dermaga melihat dua kapal mengepulkan asapnya dan pergi menjauh, ah dia jadi teringat lucas. Ibaratkan itu lucas dan iren sedangkan dirinya bagaikan kapal yang masih terdiam di tempatnya.
"Gue kangen lucas masa?" Monolognya
"Kau bagai kapal yang terus melaju di luasnya ombak samudra biru namun sayangnya kau tak pilih aku tuk jadi pelabuhanmuu..tetaplah engkau disini jangan datang lalu kau pergi, jangan anggap hatiku sebagai tempat persinggahanmu wahai cintaku, wahai cinta sejati."
Deg
Jeng jeng jezzz
Cowok dengan seragam yang sudah diikat di pinggangnya menyisakan baju putih polos membuat lora tak berkutik.
Angin laut yang membuat jambulnya bergerak menambahkan kesan mendalam. Dengan gagahnya cowok itu duduk sambil memangku gitar. Lora menelan salivanya kasar "lu-lucas?" Gumamnya pelan
"Kabur tidak ya? Kabur tidak ya?" Tukasnya tapi lebih mirip seperti sebuah nyanyian "mau bilang kabur tapi takut salah, kabur tidak ya? Kabur tidak ya?" Yee si bibirnya lucinta luna malah nyanyi
Lora membuka mulutnya lebar-lebar agar es krim ditanganya cepat selesai. Lebih baik ia tidak pergi
ciAh.
Masih betah pantengin mantan
Dipikir-pikir mantan tambah ganteng aja. Soal dulu sih lora lagi malas mikir jadi gak jadi ganteng waktu itu.
Lora berdiri, berniat nyamperin mantan tapi dirinya kudu modus seperti gak sengaja bertemu dengan sang mantan. Lora melihat stand sepeda disana
Ingatkan lora bahwa dia beberapa hari lalu galau karena Lucas.
-Aha dia tau apa yang harus dilakukanya.
"Kang, sewa sepeda ya 1 jam. Nih uangnya."
"Duh neng saya kalo dipanggil kang berasa jadi kang daniel dah."
"Serah bang saya gak dengar mata saya ketutup sempak batman!" uh judes sangat
Lora mulai mengendarai sepedanya sambil bersiul kecil. Dia akan berakting kembali gais. Saat jaraknya sisa beberapa senti dengan lucas dia akan berpura-pura seperti ini
Lho lucas lo disini juga? kebetulan banget
Lora menggeleng "ih ngak banget norak tau."
Atau
Eh lucas sendiri aja?
Lora menggeleng kuat "au ah kesanya gue kaya orang tolol. Udah tau sendiri pake nanya lagi."
Apa begini saja
Eh lucas? Kita ketemu disini jodoh kali ya?
Lora berdecak kesal "ahn zheng bucin begete."
Kemudian
Lucas? Aku ramal besok siang kita ketemu
"Astagfirullah nanti gue cem dilan, Zalora Dilan Adriana eAk. Bodoah tabrak aja deh."
Lora mengayuh sepedanya tak lupa membunyikan ring sepeda
Kring..kringg
Lora berhenti di belakang lucas, saat lucas memandangnya ia gugup bukan main sampai-sampai gak nyadar kalau parkir sepeda terlalu dipinggir.
Alhasil
Byur.
"ALLAHU AKBAR." pekik lucas kaget bagaimana ngak coba? Lora kecemplung gais ya allah sakitnya yoweslah, malu ini yerobun.
Lora tidak muncul-muncul di permukaan. Doi mulai bingung
Lalu dia baru sadar "eh bangke! dia kan gak tau renang." Lucas tanpa ba-bi-bu ikutan nyemplung. Jantungnya berdegup kencang takut lora tenggelam semakin dalam hingga ke dasar kan ga lucu tuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear You, My Ex.
Teen Fiction"We began with honesty Let us end in it too." -dear you, my ex. Ending: 21 april 2018