Chapter 12
Lagu milik Niall Horan- this town mengalun indah di dalam kamar bernuansa pastel milik lora. Tisu-tisu bertebaran dimana-mana.
Harusnya lora tidak membuka hatinya lagi, harusnya lora tidak luluh atas perbuatan lucas, harusnya lora melanjutkan moveonya.
Gadis itu terisak, terasa sangat memilukan.
Lora ingin curhat pada helena tapi ia sadar hari ini helena sedang date dengan Arthur tidak seperti dirinya yang malah nge-date dengan tisu putih ini.
Ingin rasanya lora berpacaran dengan sehun lalu bertunangan dengan Manurios dan menikah dengan Drew taggart agar lucas tahu lora tidak pantas untuk dipermainkan.
Lora menangis dalam diamnya, merutuki kebodohanya, memukul kuat dadanya yang terasa begitu nyeri. hatinya tidak berdarah eak.
Namun sangat sakit.
Lora melihat gunting di meja belajarnya, ia tersenyum "sudahi ini."
Lora mengambil gunting tersebut mengusapnya pada nadi di tanganya, senyumnya semakin terlihat seperti psikopat.
Krakk..krakk
Gunting itu berhasil menusuk...
Bungkusan pisang sale, lora mengemilnya untuk menghilangkan rasa sakit hatinya. Doi salah makan, ini pemberian lucas yang artinya doi semakin tersakiti.
Tapi bodoamat yang penting gelisah, galau, merana hilang dulu. Tidak gadis ini tidak bercanda ia benar-benar tersakiti tapi dia pandai menyembuhkanya
Lalu sakit hati itu akan datang ketika dia melihat sang pelaku lagi. Sakitnya tidak akan hilang tetap saja akan menghantuinya siang dan malam.
tenang saja gadis ini pandai berakting, akting pingsan saja berhasil. Apalagi akting pura-pura bahagia, Insya Allah dia bisa melakukanya.
Semoga saja -batinya sang aktris yang sudah pro dalam masalah ini.
***
"Ibu kau adalah ibuku." Pagi-pagi buta lucas sudah mendengar puisi justin sang anak absurd. "Kau adalah ibu dari adikku dan istri dari ayahku, ibu kau adalah anak dari nenek dan kakekku kau juga adik dari pamanku. Kakak dari bibiku dan sahabat dari sahabatmu."
"Astagfirullah Rabbalbaroyah 3×." Arthur yang berniat menghilangkan setan dalam diri justin.
Kalau mark beda lagi doi sedang snapgram-kan justin hitung-hitung agar followers instagramnya semakin naik, sebentar apakah kalimat diatas berhubungan? Atau tyda?
Tidak kan ya? Yasudahlah.
Samuel sedang menatap Lucas "kas, lo kok different ya?"
"Beda kenapa?"
Samuel memukul pahanya "nah different biasa lo suka answer beda apanya yang ngapain tapi kenapa-kenapa?" Mark, arthur, dan justin kini diam dan menyimak
"Oh, biasa aja kali."
"Kulkas!" Panggil mark. Lucas masih bego karena menatapnya tapi lucas tidak marah "lo juga beda. Biasa lo macam ular kesambet joker kalau gue panggil kulkas."
Lucas tertawa "hahaha. Lebay lo!"
Arthur memandangnya lekat "lo kenapa lagi thur? Liatin gue gitu amat, amat aja gak gitu pas liatin gue."
Arthur memegang pelipis lucas "Ya Allah, ada apa dengan lucas kami, apakah dia baik-baik saja, kenapa dia bertingkah seolah dialah orang normal disini? Kemana lucas kami yang abnormal?"
Lucas semakin ngakak saja "teman-teman gue ini ya lebaynya overdosis." Lucas berniat pergi
Justin yang dari tadi memilih diam kini buka mulut "berhenti disitu!"
Lucas berhenti
"Gak ada slogan teman-temanku dalam kamus lo, hanya ada kampret-kampretku, sahabat-sahabatku, tolol-tololku dan peliharaan-peliharaanku atau babu, atau idiot, atau-"
"Cukup tin, jangan lebay macam teman lo yang lain. Gue cabut dulu ya."
Kepergian lucas membuat air mata arthur menetes, sekali lagi arthur tidak cengeng hanya saja air matanya suka banget keluar dia tuh.
"His change, not my brotha again."
Kali ini muel tidak ditimpuk oleh arthur karena beliau sedang menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear You, My Ex.
Ficțiune adolescenți"We began with honesty Let us end in it too." -dear you, my ex. Ending: 21 april 2018