~SAYANG~~

936 52 6
                                    

Jika waktu dapat mengubah luka menjadi lupa.
Maka aku berharap kepada waktu untuk mengubah rindu
menjadi temu.

----------💕----------

Mobil Milka berhenti didepan pekarangan rumah yg sederhana dan tidak terlalu besar.
"Ini rumah kamu" tanya Milka

Tari mengangguk,
"Iya Mil,kamu mau mampir dahulu?" ajak Tari.

Milka sebenarnya mau,tetapi saat ini bukan yg tepat karena penyakitnya sedang kambuh.
"Kapan-kapan aja deh"

"Yaudah,makasih ya Milka sudah menghantar aku"

Milka tersenyum mengangguk lalu ia melambaikan tangan ketika Tari seudah turun dan mobilnya mulai meninggalkan pekarangan rumah Tari.

Tari mengetuk pintu beberapa kali dan munculah seorang wanita paruh baya.
"Assalamualaikum,bu" salam Tari yg lngsung menyium punggung tangan ibunya.

"Walaikumsallam,kamu pulang bareng siapa Tar?" tanya Ibu Tari.
"Itu bu teman Tari"
"Oh,setelah ini kamu kerja"

"Iyalah bu,"
"Apa kamu gak lelah?"
"Kalau itu sih sudah pasti bu,tapi kan Tari harus kerja untuk kita sehari-hari dan bayar kuliah Tari"
"Kan sudah ibu bilang kamu terima saja tawaran nak Vito Tari"

Tari bernafas kasar,ia tak ada niatan untuk membahas tentang Vito.
"Udah dulu ya bu,Tari mau siap-siap takut telat". Tari langsung bergegas masuk kedalam kamar.

Ya,Tari bukanlah anak dari seorang pengusaha sukses,ia hanyalah anak dari seorang tani yg kini ayahnya sudah tak ada,jadi mau tak mau ia yg harus bekerja.

----
Setelah lama diperjalanan karena macat,akhirnya Milka sampai dipekarangan rumahnya yg cukup luas.

" assalamualaikum" salam Milka ketika ia masuk kedalam rumahnya,namun tak ada yg menjawab salam nya karena didalam rumahnya tak ada orang,hanya ada satu pembantu rumah tangganya.

Kepalanya yg masih pusing membuat ia tak berniat melakukan sesuatu,ia langsung berjalan kearah kamar untuk beristirahat.

Setelah ia masuk kamar dan membuka pintu kamarnya ia memdapati sebuah pas foto diatas nakas, ya foto keluarga bahagianya,dimana mamah dan papahnya sedang duduk disofa dan kakaknya dibelakang mamahnya dan ia dibelakang papahnya.

Milka mengambil foto tersebut,ia mengingat setiap kenangan yg ada,setelah itu ia berjalan kebalkon jendela,ternyata hari mulai gelap.
Bersama kerinduan,ia tatap selalu foto itu,hanya sebuah gambar tetapi begitu banyak kenangan.

Saat sedang seriusnya menatap foto itu tiba-tiba darah menetes dan terjatuh ke foto.
Milka langsung memeriksa bawah hidungnya dengan telapak tangannya dan terlihat darah.

Fikirannya semakin kacau dan jauh melayang,sedih yg ia rasakan.

Klek..
Pintu kamarnya terbuka,
Dengan buru-buru Milka mengapus darah tersebut dengan lengan bajunya yg panjang.

"Non..sudah jam makan" ucap Diah,pembantu rumah Milka.
Milka hanya diam,menatp langit malam yg terhiasi bulan ditemani juga beberapa bintang.
"Non..sudahlah jangan selalu ingat tentang hal itu" ujar Diah membuat Milka langsung menoleh.
"Bibi yakin,suatu saat semuanya kembali utuh" lanjutnya.

Suatu saat!
Kapan? Setelah ia tiada didunia?
Ah sudahlah jangan fikirkan kematian,toh itu di tangan tuhan lagian ia pasti sembuh.

"Semoga ya bi,oh iya bi Milka minta tolong ya makanannya bawakan kemari" pinta Milka.

"Loh,non gak makan diruang makan" tanya Diah,tak biasanya Milka makan dikamar kecuali kalau sedang sakit.

"Percuma bi makan disana,kalau sendiri" jawab Milka membuat Diah merasa iba.
"Baik non,yg penting non Milka makan" Diah langsung keluar dari kamar Milka untuk mengambil makan malam.

Cinta Untuk MILKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang