Al berjalan terburu-buru menuju UKS ia tak sabar untuk bertemu sang adik.
---
Milka merasa bosan didalam ruangan UKS.
"Kak,Milka bosan" adu Milka."Lalu?"
"Milka ke kelas aja ya" pinta Milka.
"Enggak,hari ini lo gak usah kuliah""Tapi kak--"
"Milkaa.."Milka berdecak kesal,
"Yaudah hantar Milka pulang" pinta Milka yg dengan sedikit terpaksa ia iyakan.Lalu Rimba merangkul pundak Milka dan menuntun Milka berjalan keluar UKS.
Setelah Rimba dan Milka keluar secara kebetulan pun Al berjalan masuk UKS namun sayang Al dan Rimba tidak bertemu.
---
Al masuk kedalam uks,
Namun ia tak menemukan siapapun,Ia langsunh mencari pengurus uks dan menanyakannya namun katanya ia sudah pergi.
Al terdiam ia sudah terlambat,
Kecewa kini yg ia rasa,
"Akkhh" kesalnya lalu beranjak pergi dari ruang uks.Al duduk disalah satu kursi taman kampus nya,ia merenungkan segalanya dibawah sinar matahari pagi.
"Gue gak boleh nyerah,setidaknya gue sudah tau bahwa adik gue ada disini,dikampus ini dan di kota ini"ucap Al menguatkan dirinya.Lalu ia berdiri,bertekad untuk mencari adiknya,
" gue harus ngintai rumah Rimba siapa tau disana gue bisa tau adik gue siapa"ucap al lalu berjalan menuju parkiran dan pergi menuju rumah Rimba.***
Rimba menghantar Milka dengan membawa mobil dan motor nya ia menyuruh supirnya untuk membawa.Milka duduk terdiam dengan menatap pemandangan luar jendela.
"Milka lo serius gak mau ke dokter" tanya Rimba memastikan.
Milka terdiam ia masih setia menatap pemanadangan luar.
"Gue cuman kawatir saja Milka" lanjut Rimba.
Merasa tak enak dengan sang kakak yg sudah perhatihan padanya,Milka memberikan senyum manis nya.
"Milka baik-baik saja kak"Selang beberapa memit,mobil yg ditumpangi Milka sampai depekarangan rumahnya.
Diah yg sudah stand bye berdiri menunggu Milka langsung memghampiri dan membukakan pintu,
"Non..kenapa?""Milka baik-baik aja bi"
"Lo bawa Milka kekamar suruh dia istirahat,dan jangan lupa buatkan dia bubur" suruh Rimba tegas.
"Baik den,mari non" ajak Diah.
---
Al sudah berada agak jauh dari rumah Rimba,ia terus saja memperhatikan.Disana ia melihat Rimba dan dua perempuan,satu gadis dan satunya paruh baya.
Ia sangat yakin gadis itulah adiknya,
Namun sayang ia tak melihat begitu jelas wajah nya karena dari samping.Tak lama kemudian dua wanita membalikan badan dan masuk kedalam rumahnya.
Hati al begitu kecewa,ia berharap gadis menengok kebelakang agar ia bisa melihat jelas wajah nya,
Namun hasilnya nihil,gadis itu sudah beranjak masuk tampa memmalingkan wajah nya sedikit pun.Dengan rasa kecewa Al pergi kembali menuju kampus, karena ia juga masih ada kelas.
Sesampainya dikampus,Al berjalan dikoridor,kepalanya kini dipenuhi dengan adik perempuannya,ingin sekali ia bertemu dan bisa memeluknya.
Disisi lain wanita sedang berjalan berlawanan arah dengan Al,
Ia membolak-balik kan buku-buku yg ia bawa dilengannya,seperti mencari sesuatu.
"Buku aku kemana sih,apa tertinggal" gumamnya.Brukk
Mereka berdua saling bertabrakan akibat ulah mereka yg tidak fokus kedepan."Sory,gue gak seng----" ucapannya terhenti ketika melihat gadis yg ia tabrak "vika" ucapnya.
"Al..,"
Al langsung berniat ingin pergi namun gadis itu menahannya.
"Al tunggu aku ingin bicara dengan kamu""Maaf Vik,aku lagi terburu-buru" bohong Al lalu berjalan pergi meninggalkan Vika
"Al..kenapa kamu menjahui aku tanpa penjelasan.. Kenapa kamu pergi disaat aku mulai merasa nyaman didekat kamu.. Kenapa kamu merelakan aku untuk orang yg tidak aku cinta Al" ujar Vika sambil menahan air matanya yg mungkin beberapa detik lagi akan mengalir bebas.
Al memberhetikan langkahnya ia pun merasa sedih,ia tak ingin menjauh darinya,tetapi dilain sisi ia juga tak ingin bersaing dengan adiknya.
"Kamu ingat waktu kita kehujanan bareng,waktu kita bersenda gurau,kamu ajak aku berkeliling kota jakarta tapi sekarang? untuk apa semua itu Al,untuk apa kamu ukir kenangan indah jika akhirnya kamu pergi meninggalkan luka" jerit Vika frustasi ditambahi dengan suara isak tangis nya yg kini tak tertahan.
Al masih terdiam,saat ini ia ingin sekali memeluk erat tubuh gadis yg ia belakangi ini,tapi ia tak bisa,
Tanpa sadar setetes air mata jatuh dari pelupuk matanya.Bahkan pria yg kuat pun bisa menangis karena cinta,
Sekejam itu kah cinta membuat segala yg kuat seakan melemah."Maafkan aku vik" batin Al lalu melanjutkan kembali perjalanannya yg sempat terhenti dengan hati yg sangat berat.
Vika yg melihat Al terus berjalan tanpa menghiraukannya pun terkejut,sungguh hatinya sekarang amatlah rapuh.
Kecewa?
Jelas ia sangat kecewa, melihat orang yg dulu alasan mengapa ia bahagia kini berubah menjadi orang yg kini alasan mengapa ia menangis."Al.." lirihnya.
***
Hiro dan Andra menunggu Tari yg belum juga kunjung datang,padahal sudah cukup lama ia pergi."Tari kok belum kembali sih" ucap Hiro.
"Sabar kali ro," jawab Andra.Tak lama kemudian Tari datang dengan wajah yg lesu.
"Bagaimana tar" tanya Hiro cepat yg mendapat gelengan kepala dari Tari."Gagal,gue gak boleh masuk sama Rimba" jawab Tari membuat Andra kebingungan.
"Siapa dia,gak ngebolehin lo jenguk Milka" geram Andra yg belum tau kalau Milka ialah adiknya Rimba.
"Sudah ndra,biarkan ntar gue bisa telpon kok" ujar Hiro menenangkan amarah Andra.
"Iya ndra,kamu jangan marah gitu,oh iya memangnya kalian gak ada kelas" tanya Tari.
"Ada,yaudah tar gue dengan Andra kekelas duluan ya" pamit Hiro.
"Iya tar,aku kelas dulu ya,jangan rindu,soalnya kata Dilan rindu itu berat kamu gak akan kuat biar aku saja" gombal Andra yg mendapat tempelengan dari Hiro.
"Gombal aja lo ndra" ujar Hiro.
"Yee,bilang aja lo iri karena gak ada yg digombalin.. Mangkannya sana cepatan cari cewek yg bisa digombalin" ejek Andra.Tari yg melihat nya hanya senyum-senyum sendiri melihat dua sahabat yg sudah sangat dekat.
-----
Hay-hay semua.
Maaf banget ya update nya lama pake banget.Habisnya aku fokus ke liburan jadi jarang buka waatpad.
Part ini sebenarnya itu udah selesai aku tulis tetapi pas mau up eh separuh nya ilang jadi aku nulis lagi,dan itu mbuat aku malas.
Sorry ya,
Semoga kalian masih setia ya nunggu dan selalu baca cerita ku ini😁See you guys😊😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Untuk MILKA
Humorketika aku selalu meratapi kesedihanku, dikala sisa hidupku yg diambang kematian. kalian berikan sebuah rasa yg besar, rasa yg mampu membuatku melupakan bahwa hidupku tak lama lagi. Rasa yg kalian berikan ialah rasa CinTa yg tulus yg telah lama aku...