~SAKIT~

939 55 14
                                    

Milka mengambil minum dan meminumnya ketika ia selesai makan namun tiba-tiba sakit dikepalanya kambuh lagi malah ini tambah sakit sangat sakit,gelas yg ia pegang terjatuh dan pecah.

Tak tahan dengan sakitnya akhirnya Milka terjatuh dan meringis kesakitan ia memegang kepalanya sangat erat.
Dengan susah payah ia mencoba berjalan kearah laci dinakas untuk mengambil obatnya.

Setelah mendapatkan obatnya,Milka langsung memasukan kedalam mulutnya.
Obat itu tak menghilangkan rasa sakit yg ada dikepalanya hanya saja obat itu mengurangi rasa sakitnya.

---
Diah yg sedang merapikan meja makan seketika terkejut mendengar jatuhan beda beling dari atas yg sepertinya dikamar Milka.

"Suara apa itu?"

Diah langsung meninggalkan pekerjaannya dan langsung berjalan kearah kamar Milka.

Setelah masuk kedalam kamar Milka Diah langsung terkejut melihat Milka terduduk dilantai sambil meringis kesakitan memegang kepalanya.

"Ya allah non" kagetnya dan langsung menghamapiri dan membantu Milka menuju tempat tidurnya.

"Non kenapa? Bibi telfon dokter ya non" tawar Diah ketika ia sudah menidurkan Milka dan memakaikan nya selimut.

"Tidak usah bi,Milka gak apa-apa,cuman pusing sedikit" bohong Milka sambil menahan rasa sakitnya.

"Tapi non.."
"Milka cuman butuh istirahat bi" ucap Milka lemah.

"Yaudah non istirahat ya,bibi keluar,kalau non butuh apa panggil bibi aja" ujar Diah lalu pergi dari kamar Milka.

"Iya bi makasih ya"

Milka masih meringis kesakitan,kepalanya sangat sakit meskipun ia sudah meminum obat.
Tetapi memang ia sih obat yg diberi dokter ialah obat pengurang rasa sakit bukan penghilang rasa sakit.

Bersama rasa sakit dikepalanya,Milka terbatuk-batuk dengan telapak tangannya ia tutupi mulutnya,alangkah terkejutnya Milka ketika ia melihat darah ditelapak tangannya.

Milka langsung merenung,memikirkan tentang penyakitnya yg kian hari semakin buruk.
Kematian?
Itu yg ia bayangi sekarang,
Hari berlalu begitu saja dan kematiannya pun kian mendekat.

"Tuhan,Milka ingin sekali disaat sisa umur ini,orang-orang yg Milka sayangi ada disamping Milka" batin Milka berdoa dan berharap agar tuhan mengabulkan semuanya.

Dan sekarang hanya air mata yg mampu dan menjelaskan semua keriduan nya saat ini.

***
Rainbow sudah berada dijalan raya menelusuri setiap jalanan ibu kota.
Sudah biasa Rainbow melakukan hal seperti ini,tak ada misi apapun mereka hanya ingin bersenang-senang menikmati angin malam.

Andra tiba-tiba memberikan aba-aba untuk berhenti,akhirnya mereka menepikan motornya masing-masing.

"Ada apa ndra" tanya riski.
"Iya,ada masalah?" tanya kembali Jay.

"Enggak,semua aman kok
Gue cuman ingin ngasih usul,mending kita lihat balap motor deh" usul Andra yg dianggukan semua.

"Iya juga,udah lama gak nonton balap motor" timpal gery.

"Lo bagaimana ro" tanya Andra yg mengetahui bahwa Hiro sedari tadi diam.

---
Hiro menepikan motornya karena diberi aba-aba oleh Andra,setelah memberhentikan motornya,entah mengapa ia kefikiran Milka.

"Kok gua kepikiran sama Milka ya,
Apa dia gak apa-apa" batin Hiro merenung.

Tiba-tiba saja Andra memanggilnya sambil menepuk pundaknya pelan.

"Yee malah melamun,mikirin siapa sih. Milka?" goda Andra membuat Hiro salah tingkah.

"Apaan sih ndra,lo tadi bicara apa" tanya Hiro.
"Hmm,nih gue bilang gimana kalo kita nonton balap motor" ralat Andra yg dianggukan Hiro.

"Bagus tuh,yaudah berangkat yuk" ajak Hiro,
Mereka lalu menghidupkan mesin motornya lalu pergi.

Ditengah jalan tiba-tiba saja mereka dihadang oleh geng motor yg berandalan.
Mau tak mau Rainbow turun meladeni geng motor yg tak lain Antrax.

"Hufft,mau apa lagi sih lo,hah," tanya Andra sinis.

"Haha,Antrax serang" ucap Rimba memberi aba-aba.
Alhasil mereka saling pada pukul-pukulan yg biasa disebut berantam.

***
Diah kebingungan harus melakukan apa untuk Milka.
Ia mondar-mandir sendiri di dapur mencari ide.
"Telfon den Rimba aja,kasih tau kalau non Milka sakit" ide nya.

Lalu ia mengambil ponselnya dan segera menelfon Rimba.

***
Emon sedang berbincang dengan seorang yg notabennya ialah sahabat nya yaitu Finny.

"Eh,Fin lo tau gak tadi gue lihat Hiro dengan cewek ya katanya sih mahasiswi baru dikampus kita" kata Emon yg membuat Finny penasaran.

"Terus Mon mereka ngapain aja"
Tanya Finny penasaran.
"Ya gue sih cuman tau mereka kejar-kejaran di toko buku sampai nabrak gue"

"Kejar-kejaran?" tanya Finny bingung.
"Iya kejar-kejaran ala-ala india gitu,sambil ketawa-tawa" jelas Finny.

Finny diam,mendengar hal itu ia sangat kesal.
"Lo jahat ro,gue tadi nunggu lo panas-panasan lo malah ketawa-tawa dengan cewek lain,ditambah lagi lo gak ngehargai gue" batin Finny kesal.

***
Rimba serta teman yg lainnya sudah pada terjatuh,namun mereka belum menyerah ketika Rimba akan menyerang Hiro tiba-tiba ponselnya berdering tadinya Rimba tak ingin meladeni tetapi seketika ia teringat Milka dirumah.

Ia lalu mengangkat telfonnya saat lagi sedamg bertarung,lucu ya lagi berantem bisa-bisa nya mengangkat telfon.

Hiro tak ingin melawan Rimba duluan karena ia bukan tipe cowok pendendam.

"Halo ada apa lo telfon gue" tanya Rimba cuek.
"Ini den non Milka sakit,tadi sampai jatuh kelantai"
"Apa,Milka sakit,tunggu,gue segera  pulang"

Hiro yg tak jauh dari Rimba tentu saja mendengar percakapan Rimba.
"Milka sakit" batim Hiro yg mulai kawatir.

"Antrax,cabut" ucap Rimba menyuruh Rimba pergi.
"Ta-tapi bos"
"Cabut gue bilang"

"Huu,lemah kalian" maki Jay sambil menendang salah satu motor Antrax.

"Jay sudah jay" ujar Andra menenangkan.

"Kalian gak apa-apa" tanya Kei.
Mereka lalu menjawab tidak,namun Hiro tak menggubris mereka ia hanya memikirkan Milka.

"Apa gue telfon aja ya?
Tapi kan gue gak lunya nomor Milka.
Oh iya Tari,pasti Tari ada"

"Guys gue kesana dulu ya" pamit Hiro untuk menjauh.

Hiro lalu segera melfon Tari.

***
"Perhatian,untuk semua karyawan Kentary kita tutup lebih cepat" ujar Robert menager Kentary.

Semua terdiam penuh tanya,tali mereka tak menggubrisnya.

Tari pun segera mengemas untuk segera pulang.
Namun tiba-tiba ponselnya berdering membuat ia memberhentikan aksinya.

---
"Halo,assalamualaikum tar"
"Waalaikumsallam,ada apa ya ro,tumben kamu telfon"
"Ini Tar,kamu punya nomor telfon Milka"
"Ada tadi pulang kampus aku sempat tukeran nomor"
"Kalo begitu tolong kirimin ya Tar"
"Hah,serius ciee mau ngapain hayoo"
"Apaain sih Tar,yaudah ya,assalamualikum"
"Waalikumsallam"

Tak lama kemudian,masuklah pesan yg berisi nomor Milka.
Dengan cepat ia menelfon Tari.

***
Milka masih setia berbaring di atas tempat tidurnya,tiba-tiba ponselnya berdering,tak bisa mengambilnya akhirnya iya memanggil Diah.

"Ada apa non?" tanya Diah ketika sudah berada di dalam kamar Milka.

"Tolong ambilkan ponsel Milka bi"

-----

Cinta Untuk MILKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang