"Kak, kenapa kita berbeda?"
Mata indahnya melihatku "Itu karena Ana lebih istimewa dari Kakak" Tangannya memegang pipiku
"Mata Kakak indah sekali, apakah karena itu Kakak disayang Mama?"
"Ana menginginkannya? Kakak akan memberikannya untuk Ana."
Sedang hujan, petir riuh. Kakiku berpijak pada batu-batu yang licin. Tanganku memegang tangan Kakak.
Aku tergelincir "Kakak!!" Teriakku panik dan takut
Tangannya memegang kuat jari-jari kecilku "Ana harus kuat" air hujan membasahi senyumannya
"Cepat tarik Ana Kak, Ana takut!" Aku mulai menangis
"Maafkan Kakak, Ana." dia melepaskanku, membiarkanku jatuh ke sungai.
"Mama..."
"Jangan tunjukkan mata itu! Aku benar-benar membencimu!"
Gadis kecil berambut coklat muda dengan mata hijau yang indah menangis
"Kau hanya membawa petaka bagi kami!"
Aku terbangun dengan baju yang basah karena keringat, nafasku sesak. "Hanya mimpi"
Aku tidak tahu kenapa begini, padahal aku sudah berusaha untuk melupakan kejadian itu.
Aku turun dari tempat tidur, berjalan menuju meja. Jari-jariku menyentuh foto seorang gadis kecil yang duduk manis di atas kursi kayu yang indah.
"Kenapa seperti ini Kak? Kenapa kenangan itu masih ada dikelopak mata Ana hingga saat ini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Eyes (SEGERA TERBIT)
Fiksi Umum⚠️SEBAGIAN CERITA DIHAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN⚠️ 📌 Akan diterbitkan oleh SIAO MEDIA Apakah jika aku mengakui mata ini bukan milikku, kisah 10 tahun yang lalu akan berhenti menghantuiku? Story by : Ranaragu