"Mau bareng gue atau teh Sasha?"
"Diturunin dimana? Di halte lagi?"
"Iyalah," sahut Jevin sambil menyalakan mesin motornya.
"Oke, hari ini gue bareng teh Sasha tapi besok kita pagian. Besok lo mau turunin gue di halte lagi juga gak masalah."
"Oke, gua duluan ya."
Tanpa menunggu balasan, motor Jevin pergi dari rumah itu hingga tak terlihat lagi.
"Lo ditinggal Jevin lagi?" tanya teh Sasha yang sudah siap akan berangkat ke kampusnya.
"Kalo bareng Jevin, Abby bakal telat lagi, Teh. Ini lagi pesen ojek kok," jawab Abby sambil tersenyum.
"Gak bareng Teteh aja nih?"
"Enggak, gak usah, Teh. Hari ini teteh bukannya nganterin Thata? Nanti Thata bisa telat, Teteh berangkat aja deh."
"Ya udah deh, Teteh pergi duluan ya. Kamu ati-ati di jalan."
Teh Sasha pergi menyalakan motornya dan tak lama Thata keluar dari rumah.
"Kak Abby? Kak Abby gak bareng bang Jevin?"
"Aku naik ojek aja, Tha. Cepetan kamu berangkat gih, nanti telat lagi."
"Oh iya, kalo gitu Thata berangkat duluan ya kak Abby. Daahhh!"
"Hati-hati ya!"
.
.
.Semua mata di sekolah itu menatap Abby dengan penasaran. Tidak ada hal lain, tidak ada yang mengenal Abby karena begitu sebentar ia sekolah disana beberapa waktu lalu.
Walau begitu Abby senang dengan keputusannya menguncir rambutnya dan menolak ajakan Jevin tadi pagi, jika saja ada yang melihatnya dengan Jevin pasti ada saja yang heboh. Seketika 'pecinta'nya di media sosial pasti langsung bertambah, lebih banyak dari yang dihasilkan Jevin setiap kali Jevin mengepost foto yang menandai dirinya seolah semua post-an Jevin hanya tentangnya.
Memang dasar annoying boy, suka banget bikin orang susah.
Abby kini tengah dipandangi satu kelas yang penasaran namun berusaha acuh, Abby menghela nafas sebentar setelah merencanakan apa yang akan ia bicarakan.
"Abbriana Elleanor Vincentia, panggil aja Vincent. Pindahan dari Bandung, salam kenal."
"Yahh, cuma anak Bandung doang."
"Pantes aja agak udik, bukan dari Jakarta sih."
Abby tersenyum miring diam-diam, mereka semua lagi-lagi menyepelekan dia. Mungkin saja kalau bukan karena Abby mau berubah, mereka pasti akan menyesal setelah tau betapa 'asik'nya main sama Abbriana Eleanor Vincentia.
Selain itu juga, tentunya berkat hukuman kemarin. Sudah cukup Abby merasa pegal-pegal karena harus berjalan pulang-pergi ke sekolah 2km jauhnya, belum lagi dompet dan ponselnya disita.
Hukuman itu bener-bener yang terrrrr B U R U K!
"Hai! Gue Giselle, salam kenal ya Vincent!" cerocos teman sebangku Abby yang baru tepat setelah Abby duduk di kursinya.
Abby tersenyum manis pada Giselle sebagai balasan.
"Lo Vincent yang pernah ada di kelas XI IPA-2 bukan sih, Cent?" tanya Giselle sambil memperhatikan wajah Abby.
"Iya, lo pernah sekelas sama gue?"
"Oo, enggak. Jadi waktu itu karena katanya lo gak mau sekelas sama Jevin, gue jadi dipindahin ke kelas Jevin sedangkan lo di tempat gue. Gitu ceritanya," jelas Giselle panjang lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Room [Onhold]
Novela Juvenil[NOT an Adult Story] Abbriana Elleanor Vincetia Pearce adalah seorang perempuan yang tinggal a.k.a menumpang di rumah sahabat masa kecilnya, Jevin. Dengan segala keanehan dan kekompakan keluarga Jevin, bagaimana kisah Abby?