part 7

12.9K 804 9
                                    

"sudah lebih baik?" Aldrich masih memijat pelan kepala Aquena.

"Aku rasa ini karna aku lupa meminumnya" gumam Aquena pelan agar Aldrich tidak mendengarnya. Tapi ternyata Aquena salah, Aldrich mendengar gumaman Aquena.

"Kau memiliki tekanan darah rendah honey?" Tubuh Aquena menegang mendengar pertanyaan Aldrich. Karna selama ini tidak ada yang tahu kalau Aquena memiliki tekanan darah yang rendah. Bahkan Aquena kekurangan darah. Terkadang Aquena sampai mendapatkan transfusi darah karna Aquena kekurangan darah. Aquena segera me-relax-kan kembali tubuhnya.

"Ya" Aquena sudah tidak peduli darimana Aldrich mengetahui hal itu.

"Kau memiliki anemia juga?" Aldrich masih berusaha mencari tahu tentang kondisi Aquena. Sebenarnya Alex sudah memberikan data tentang Aquena. Tapi Aldrich belum melihatnya.

"Ya. Terkadang aku membutuhkan transfusi darah" Aquena segera merapatkan bibirnya setelah sadar apa yang telah ia ucapkan. Bagus Aquena sekarang kau memberitahukan tentang dirimu pada atasanmu batin Aquena menyadarkan dirinya.

Aldrich menghentikan pijatan di kepala Aquena. Lalu Aldrich membalikan tubuh Aquena sehingga menghadap dirinya. Aldrich menangkup kedua pipi Aquena dengan tangannya dan memberikan kecupan singkat dibibir Aquena.

Aquena terkejut dengan perilaku Aldrich. Aquena membulatkan matanya dengan bibir sedikit terbuka. Hal itu membuat Aldrich ingin segera menerkam Aquena saat ini juga. Sabar Al, sebentar lagi dia akan menjadi istrimu batin Aldrich berusaha menenangkan barangnya yang sudah menegang.

"Kita pulang" Aldrich menarik pelan tangan Aquena agar gadis itu mengikuti keinginannya. Tapi Aquena justru menarik tangannya yang berada di dalam genggaman tangan Aldrich.

"Pekerjaan ku belum selesai. Aku akan mengerjakannya terlebih dahulu" Aquena bangkit dari ranjang. Aquena merasakan pening dikepalainya dan juga pengelihatannya sedikit gelap. Tubuh Aquena terhuyung nyaris jatuh. Aldrich yang melihat hal itu pun langsung menggendong Aquena ala bridal style.

"Aldrich! Turunkan aku!" Aquena meronta dalam gendongan Aldrich.

"Jika kau terus bergerak seperti ini, maka jangan salahkan aku kalau kita jatuh bersama" Aldrich mencoba untuk mengancam Aquena. Aquena menghembuskan napasnya keras. Sedangkan Aldrich tersenyum menang karena berhasil membuat Aquena membungkam mulutnya dan menuruti permintaannya.

Aldrich berjalan menuju lift dan ia melihat Alex sedang berada di balik meja kerjanya.

"Alex, kosongkan jadwal ku hari ini" Aldrich berhenti sebentar di depan meja Alex.

"Anda memang tidak memiliki jadwal lain Sir" alex hanya merapatkan bibirnya untuk menahan tawanya yang siap meledak karna melihat Aquena yang berada dalam gendongan Aldrich dengan wajah yang memerah karena kesal dan malu. Aldrich melanjutkan langkahnya menuju lift.

"Aku bisa berjalan sendiri Aldrich" Aquena mulai merayu Aldrich dengan melembutkan suaranya, tetapi Aldrich tidak menanggapi ucapan Aquena.

Ting

Suara lift terdengar dan pintu lift terbuka. Aldrich segera memasuki lift itu. Tidak ada yang berbicara saat ini. Aquena sibuk memikirkan cara untuk lepas dari dekapan Aldrich saat ini dan seterusnya. Sedangkan Aldrich sibuk memikirkan cara agar Aquena tidak bisa lari dari dirinya.

"Ehm.. Aldrich" Aquena memecahkan keheningan yang terjadi di dalam lift itu.

"Hm" Aldrich hanya menjawab panggilan Aquena dengan deheman.

"Besok aku sudah bukan sekretaris mu lagi kan?" Aquena mendongak dan memerhatikan wajah tampan Aldrich. Aldrich tidak menjawab pertanyaan Aquena. Karena tidak melihat tanda-tanda Aldrich akan menjawab Aquena menghela napasnya.

Keheningan mulai mendominasi suasana di dalam lift. Aquena terus memperhatikan angka yang berada di atas pintu lift itu. Aquena baru merasakan kalau ternyata lift ini berjalan sangat lambat. Karna mulai bosan akhirnya Aquena mulai menyenderkan kepalanya di dada Aldrich. Aldrich yang merasakan sesuatu menempel dengan dadanya hanya melirik Aquena sekilas dan tersenyum hangat. Senyum yang sudah hilang beberapa tahun ini.

Ting

Pintu lift terbuka. Aquena hanya berdoa agar tidak banyak karyawan yang melihat adegan ini. Aldrich berjalan keluar dari kotak besi itu. Aldrich merasakan Aquena semakin merapat ke dadanya.

"Lihat ke depan Aquena" perintah Aldrich dan menghentikan langkahnya. Aquena hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

"Aquena Phil—" Aldrich menghentikan ucapannya. Lalu Aldrich berdeham untuk menetralkan suaranya.

"Aquena Matthew" kali ini suara Aldrich lebih tegas dari sebelumnya. Aquena melihat kearah depan. Dan ternyata sekarang mereka berada di basement.

"Turunkan aku Al" Aldrich melanjutkan langkahnya menuju mobilnya. Aquena melihat mobilnya dilewati begitu saja.

"Al!" Aquena menengok ke belakang tubuh Aldrich untuk melihat mobilnya.

"By!" Aldrich secara reflex berhenti. Sepertinya manusia seperti ini harus selalu dituruti keinginannya jika kita juga mau mendapatkan yang kita inginkan batik Aquena ketika melihat perilaku Aldrich.

"By, kita menggunakan mobilku saja. Aku tidak ingin besok ke kantor menggunakan taxi" Aquena menjelaskan dengan melihat wajah Aldrich yang datar tidak berekspresi itu. Aldrich melihat Aquena sekilas. Lalu melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda menuju mobilnya.

"Mobil mu akan dibawa Alex ke apartemen mu" Aldrich sudah sampai di depan mobilnya. Anak buah Aldrich membukakan pintu mobil penumpang bagian belakang. Aldrich mendudukkan Aquena dengan hati-hati. Lalu anak buah Aldrich menutup pintunya. Aldrich memutari mobilnya dan bersiap duduk disebelah Aquena. Dan ada anak buah yang membukakan pintu mobil untuknya. Aldrich duduk dengan gaya angkuhnya.

"Kita jalan" Aldrich memerintahkan supir pribadinya. Aquena yang sudah kesal dengan perilaku Aldrich hanya diam dan melihat pemandangan lewat kaca mobil. Aquena berusaha duduk paling jauh dari jangkauan Aldrich.

"Kemari Aquena" suara Aldrich terdengar dingin. Tapi Aquena tidak bergeming dari posisi duduknya.

"Aquena Matthew!" Suara Aldrich penuh peringatan. Dengan malas Aquena bergeser sedikit ke tempat Aldrich. Hanya sedikit. Karna kesal Aldrich menarik Aquena dengan kuat untuk merapat ke arah tubuhnya. Aquena yang tidak siap pun menabrak dada Aldrich.

"Pemaksa" gumam Aquena dengan kesal.

Aldrich mendekap tubuh Aquena lalu mencium puncak kepala gadis itu. Aquena dapat mencium bau hutan Pinus dari tubuh Aldrich. Dengan tidak sadar Aquena semakin merapatkan tubuhnya ke tubuh Aldrich untuk menghirup wangi perfume Aldrich. Mata Aquena terasa semakin berat. Aquena tertidur di dalam dekapan Aldrich. Aldrich yang melihat hal itu tersenyum tipis

"Aku mencintaimu" Aldrich membisikan kalimat itu tepat di telinga Aquena lalu mencium puncak kepala Aquena.

Udahan yaa nih author kasih edisi spesial malem Minggu 😂 biar jomblo tetep bahagia wkwk

Mr. PossessiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang