part 10.1 -Aquena

10.9K 657 36
                                    

"kenapa kau suka makan disini?" Ku lihat Alex mulai menjelajahi matanya untuk melihat setiap sudut ruangan tempat kami berada.

"Karena menurut ku makanan Indonesia itu enak" setelah mendengar jawaban yang aku berikan Alex langsung menghentikan penjelajahannya.

"Kau suka makanan Indonesia?" Entah mengapa ada nada terkejut dari suaranya. Aku tidak yakin dengan indera pendengaran ku, tapi aku tidak pernah salah dalam urusan pendengaran.

"Makanan Indonesia itu pedas yang bikin kita ketagihan" Alex bergidik mendengar alasan yang ku berikan.

"Ina" ku dengar Alex memanggilku dengan suara tidak yakin? Entahlah aku juga sepertinya sudah mulai kehilangan keahlian ku saat berada diruang sidang.

"Apa?" Jujur aku bingung harus memberikan jawaban seperti apa. Alex tidak kunjung menjawab pertanyaan ku.

Sungguh aku membenci orang yang suka membuat ku penasaran. Kalau saja membunuh itu diperbolehkan maka aku akan langsung memusnahkan orang-orang yang suka membuat orang lain penasaran.

Alex hanya menggaruk tengkuknya yang aku yakin tidak gatal. Setelah itu ia menatap ku dan tersenyum kikuk. Ini kah sisi lain dari Alex? Batin ku mulai bertanya-tanya akan sosok Alex.

"Sebenarnya—" Alex menggantung kalimatnya. Aku rasa ia tidak yakin dengan apa yang akan ia bicarakan. Karena rasa penasaran yang sudah menjunjung tinggi setinggi gunung maka reaksi yang aku berikan hanyalah mengangkat sebelah alisku.

"Kau sangat mirip dengan.. adikku" saat mengucapkan kata terakhirnya Alex terdengar lirih. Seperti ia tidak ingin mendengarnya. Tapi aku belum menanggapi ucapan Alex barusan. Aku masih ingin mendengar lanjutan dari ucapannya yang masih belum jelas arah pembicaraannya.

"Adikku juga menyukai makanan Indonesia. Dan adikku adalah wanita yang cantik" ku perhatikan ekspresi Alex dengan seksama. Mata Alex menerawang jauh seperti ia sedang membayangkan bagaimana sosok adiknya itu.

"Seandainya ia masih hidup aku yakin kalian akan cocok" lanjutnya sambil menatapku.

"Maafkan aku Alex. Aku turut berduka" aku bingung harus menanggapi bagaimana atas curahan hatinya itu.

"Aku boleh menganggap mu sebagai adikku?" Terselip nada permohonan dalam suaranya. Mana tega aku menolak permintaannya yang sederhana itu.

"Tentu saja!" Aku menjawab sambil menganggukkan kepala ku semangat. Saat ini aku memiliki dua orang kakak laki-laki. Well, satunya adalah kakak yang ingin aku tenggelamkan dalam samudra. Mendengar suara ku yang semangat Alex lantas memamerkan senyum nya yang menawan.

Setelah suasana yang menurut ku awkward itu selesai. Kini sambil menunggu pesanan kami datang, aku dan Alex mulai berbicara santai. Tidak ada unsur rekan kerja sama sekali benar-benar seperti seorang kakak dengan adiknya.

---

Setelah menunggu selama 20 menit akhirnya pesanan kami pun datang. Diantar oleh seorang pramusaji pria yang cukup manis. Ah sepertinya mataku mulai berbelanja melihat setiap laki-laki tampan yang berada di sekitarku.

Makanan yang kami pesan mulai ditata dengan rapih diatas meja. Setelah selesai di taruh di atas meja sang pramusaji pergi dan ku ucapkan terima kasih dalam bahasa Indonesia.

"Kau akan menikah dengan Aldrich?" Aku tidak yakin dengan pertanyaan yang diberikan oleh kakak ku itu. Aku masih tidak menanggapi pertanyaannya karena aku juga tidak yakin akan pernikahan antara aku dengan si bossy. Memikirkannya saja membuat ku bergidik ngeri.

"Ina" karena tak kunjung mendapat jawaban dariku akhirnya Alex memanggil ku kembali.

"Kurasa" jawabku tak acuh. Sebenarnya aku sedang memperkirakan hal apa saja yang akan Aldrich akan lakukan padaku setelah kami menikah.

"Aldrich sangat menyukai mu" suara Alex menyadarkan aku dari bayangan-bayangan buruk yang aku buat sendiri. Ku alihkan tatapan mataku jadi terfokus melihat wajah rupawan milik Alex. Ku angkat sebelah alisku untuk menanti kelanjutan dari ucapan Alex. Tapi ternyata ia memang harus benar-benar dimusnahkan karena tidak kunjung melanjutkan ucapannya.

"Lalu?" Ini hanya pancingan agar Alex melanjutkan kalimatnya yang belum selesai.

"Aldrich adalah tipikal pria yang pantang menyerah" dan bossy lanjutku-dalam hati- setelah Alex melontarkan kalimatnya.

"Kau akan menjadi miliknya sampai kematian yang memisahkan kalian atau bahkan dia akan ikut menyusul jika kau mati duluan" Alex terkekeh diakhir kalimatnya.

"Kau mendoakan aku cepat mati kakak" cibir ku setelah mendengar ucapan Alex.

"Tidak. Tentu tidak" jawab Alex dengan cepat dan tegas.

"Berjanjilah padaku untuk tidak pergi meninggalkanku sebelum aku yang mati. Berjanjilah" lanjut Alex dengan nada memohon diakhir kalimatnya. Ku anggukan kepalaku untuk menjawab permohonannya.

"Berjanjilah Ina" ternyata jawaban yang aku berikan masih kurang membuatnya puas. "Aku berjanji" setidaknya jawabanku kali ini dapat membuatnya bernapas lega.

Update nih update wkwkwk ntar bakalan ada update an lagi tapi kalo readersnya udah banyak yaa wkwk 😂😂 bantu promot aja biar cepet update

Mr. PossessiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang