part 11 -Aquena

8K 379 17
                                    

Hari ini aku datang lebih pagi karena kemarin aku tidak menyelesaikan pekerjaan ku ini. Saat memasuki lobby masih terlalu sepi untuk memulai bekerja.

"Kau sudah datang Quena?" Ku lihat lili yang tengah membersihkan lobi berdiri di hadapanku.

"Kau datang pagi sekali Lili"

"Jika aku tidak datang pagi maka kantor ini akan kotor. Uh! Dan aku akan di tendang keluar dari perusahaan besar ini. Itu adalah mimpi buruk" saat mengatakan itu Lili sambil bergidik ngeri. Mungkin ia membayangkan benar-benar di tendang dari perusahaan ini. Aku mengulum senyumku karena melihat wajahnya.

"Dan kenapa kau sudah datang sepagi ini? Ayolah Quena, ini bahkan baru jam enam dan kau sudah berada disini. Kau ingin membantuku ya?" Lili tersenyum lebar setelah mengutarakan asumsinya.

"Maaf karena mengecewakan mu Lili, tapi aku datang untuk menyelesaikan pekerjaan ku yang belum selesai" setelah mendengar ucapan ku, ku lihat Lili tengah kecewa. Ya wajah kecewa yang dibuat-buat.

"Tak apa! Kau sudah makan Quena? Ku rasa belum. Karena kau tidak akan pernah makan sepagi ini" jawab lili semangat, entah hilang kemana wajah kecewanya itu.

"Aku harus segera naik dan menyelesaikan pekerjaan ku. Kalau kau ingin membeli sarapan jangan lupa aku titip ya" ujarku sambil menepuk pelan pundaknya dan berlalu menuju lift khusus untuk sampai lantai dimana ruangan CEO berada.

---

"Ini pesanan mu Quena" aku berjengit dari tempat dudukku. Ku lihat Lili yang tengah menaruh nampan berisi makanan dan juga minuman untuk ku.

"Maaf karena membuat mu kaget Quena, tadi aku sudah mengetuk pintu tetapi tidak ada jawaban. Karena aku tidak ingin makanan mu dingin jadi aku putuskan untuk masuk" Lili memasang wajah bersalah.

"Tidak apa Lili. Aku mengerti. Terima kasih makanannya Lili" aku tersenyum manis ke arah Lili.

"Aku harus pergi Quena. Jika kau menginginkan sesuatu kau bisa menghubungi pantry" aku mengangguk mengerti.

Ku lihat Lili keluar dari pintu. Namun aku masih tidak berniat menyantap makanan yang telah Lili antar kemari. Aku masih ingin menyelesaikan pekerjaan ku yang kemarin. Aroma coklat panas menguar di dalam ruangan.

Sepertinya minum dan bersantai sedikit tidak masalah.

Aku berlalu menuju sofa untuk bersantai sambil meminum coklat panas ini. Sambil bersantai aku mulai membuka ponsel ku. Mataku terbelalak saat melihat jumlah notifikasi yang terpampang saat aku membuka lock screen. 47 panggilan tak terjawab dari Aldrich. 16 panggilan tak terjawab dari Sean. Dan 769 pesan.

Aku memandang ngeri ke arah ponsel ku. Aku terkejut dan secara reflex melemparkan ponsel ku ke meja. Ku majukan tubuh ku untuk melihat caller id yang ada disana. Setelah melihatnya ternyata jauh lebih mengerikan lagi. Yang meneleponku adalah Aldrich.

Ku rasa aku akan mati malam ini. Selamat kan aku ya tuhan.

Aku terus berdoa sebelum mengangkat panggilan menyeramkan itu.

"Kenapa kau tidak mengangkat teleponku, Ana?!" Teriakan murka Aldrich adalah sambutan pertama sebelum aku membuka mulut ku.

"Maafkan aku Al, aku sedang bekerja dan ponselku di silent" ku dengar helaan napas kasar.

"Kau sudah makan?"

"Sudah"

"Jangan berbohong Ana"

"Ini aku ingin memakan sarapanku Al, tapi kau malah meneleponku. Jika tidak penting aku akan menutupnya" aku sudah bersiap untuk menutup panggilan tidak penting dari Aldrich sebelum suara beratnya membuatku membeku.

Mr. PossessiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang