ENAM

32.5K 3.8K 92
                                    

Kalau bahan gosipnya tentang bos, gosok teruuuuussss! Jangan kasih kendor Bebs! -Andini Dinar Utami

Gwen mengusap wajahnya kasar saat melihat garisan spidol merah memenuhi kertas yang sedang ia pegang. Ingin rasanya ia memaki manusia yang telah menyebabkan kertas yang tadinya hanya berisikan hasil analisisnya menjadi bertabur spidol merah merona seperti ini.

"Muka jangan ditekuk gitu sih," Andin menghampiri sahabatnya yang terlihat kuyu.

"Bos lu tuh ya, ya Allah resenya bikin gue istighfar mulu!" Gwen mendengus sembari membuka kembali laptopnya.

"Alhamdulillah dong kalau Pak Bara malah bikin lo inget Tuhan." Sosor Andin yang dibarengi dengan hadirnya Syila di ruangan mereka.

"Ngapain lo?" Tanya Gwen ketus saat Syila baru saja akan ikut nimbrung berbincang.

"Duileeeee galak amat sih, Mbak." Ujar Syila sambil terkikik.

"Macan lagi ngamuk, jangan macem-macem." Sindir Andin.

Syila mengangkat dagu ke arah Andin seolah bertanya apa yang sedang terjadi pada sahabatnya ini.

"Biasa, bosnya bikin darah tinggi." Jawab Andin sekenanya.

"Agaknya dia gila deh," Gwen tiba-tiba buka suara. Ia lalu menggeser duduknya ke sebelah Andin dan Syila.

"Soalnya, masa kemarin baru baik-baik ngomong sama gue. Masa sekarang kayak singa mau nerkam mangsanya." Lanjut Gwen menyelesaikan spekulasinya.

Andin menjitak dahi sahabatnya yang langsung diteriaki oleh Gwen.

"Dia emang gitu kan? Lo kan udah tau." Syila menambahkan.

"Ya lo bayangin aja, kemarin pas gue sakit dia baik banget. Biarin gue balik ke kosan padahal mana aja sejarahnya dia bolehin karyawannya balik habis perjalanan, kecuali itu emang udah bukan office hour. Nah terus sekarang dia nyoret-nyoret hasil kerjaan gue cuma gara-gara gue lupa nulis angka nol doang. Gila kan dia, Ndin, Syil?" Gwen mencoba meminta pendapat sahabatnya.

"Lo yang udah gila!" Andin menoyor jidat temannya yang sedang kebingungan itu.

"Lo kenapa sih suka banget sama jidat gue?" Gwen mendengus sebal akibat perlakuan Andin.

"Udah ah, gue tuh ke sini mau ngajak lo buat test food." Syila melerai kedua sahabatnya yang sudah akan kembali berperang itu.

"Test food? Lo mau nikah?"

"Bukan gue, tapi kakak gue. Nah masalahnya dia sama calon suaminya kan masih di Canada, jadi ini gue wakilin gitu karena jadwal test food-nya hari ini." Jawab Syila.

Gwen mengangguk paham dan dengan isyarat matanya meminta persetujuan Andin.

"Balik kantor ini? Gue mau belanja sebenernya." Andin mendesah pelan.

"Belanja? Tumben banget." Gwen mengernyitkan dahinya menatap Andin.

"Mau hemat." Putus Andin.

"Andin tobat ya? Wahhhhh kayaknya kita kudu syukuran deh." Cetus Gwen dengan nada mengejek.

"Udah ih Gwen nggak usah digodain melulu itu si Andin. Bisa nggak lu pada nemenin gue?" Syila berusaha menengahi.

"Boleh sih gue mah, enak makan gratis." Gwen mengangguk setuju.

"Di mana?" Andin bertanya.

"Rasuna."

"Oke." Jawab Gwen dan Andin serempak.

***

"Syil, yang black pepper beef-nya oke nih," Gwen menunjuk salah satu piring sambil terus mengunyah hidangan yang ia cicipi.

Hate First, Love You Later (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang